Chapter 30

21.2K 1.5K 643
                                    

Kaget nda? Ehehe
Pokoknya sebelum atau sesudah baca wajib dengerin lagu di atas yaa :(

.
.

"Apa ini adalah kabar buruk, hyung?" Jungkook bertanya ragu.

Ketiganya kini memilih duduk dan bicara lebih tenang. Tapi masih tak bisa Jungkook katakan tenang jika nyatanya Jimin nampak sekali gusar, sedang Yoongi masih beberapa kali mengerut kening dalam.

"Tidak. Ini adalah kabar paling membahagiakan. Harusnya." Tak ingin diam lagi, Yoongi akhirnya menjawab.

Entah tidak habis pikir atau berniat mengumpati Taehyung dalam hati pun percuma. Semuanya sudah terjadi. Fokus utama mereka sekarang harusnya menjaga Jungkook. Yoongi tahu kondisi Jungkook sangat riskan mengalami keguguran. Kandungannya mungkin tak sekuat wanita normal pada umumnya.

"Berhenti cemas. Kau akan membuat Jungkook tak tenang. Bukankah sudah kujelaskan Jungkook harus melewati masa hamil mudanya dengan hati-hati?" Yoongi menyikut sosok Jimin disebelahnya.

Jimin mengangguk. Benar. Yang terjadi biarlah. Jika mereka harus memikirkan kedepannya--- Mereka bisa bicara dan rundingkan tanpa membuat Jungkook khawatir.

Selesai menghela nafas dalam, Jimin akhirnya tersenyum. Menggusak surai Jungkook yang masih menunduk.

"Maaf aku hanya masih tidak percaya. Jika ditanya tentu saja aku sangat senang. Taehyung juga pasti sangat bahagia--- Mimpi apa keparat itu semalam, ia akan dapat berita tentangnya yang akan menjadi ayah." Suara Jimin disusul kekehan pelan diakhir.

Mendengar nama Taehyung membuat Jungkook tenang tanpa diminta. Senyumnya timbul begitu saja. Oh, ia bisa bayangkan Taehyung yang mungkin akan kebingungan.

Ia jadi tak sabar.

"Jangan beritahu Taehyung." Ujar Jungkook.

Yoongi tersenyum kecil. "Kau ingin memberitahunya sendiri?"

Jungkook mengangguk. "Akan kuberitahu saat ia memenangkan balapannya malam nanti."

Jimin mendengus. "Kau percaya diri sekali kekasih mu akan menang, hm?"

Dan Jungkook menendangnya. Benar-benar menendang tulang keringnya keras.

Melihat itu Yoongi hanya menggeleng pelan. Sampai ia teringat sesuatu. "Jungkook, kau masih sering tidur dengan Taehyung?"

Jungkook sontak menoleh, wajahnya memerah--- Teringat kegiatan bercinta mereka. "Tidak. Kami tidak sering. Keadaan tidak memungkinkan untuk Taehyung menemuiku terlalu lama, hyung. Tapi beberapa waktu lalu kami--- Melakukannya."

"Apa Taehyung kasar?"

Jungkook menelan ludah. Apa kata intens dan kasar adalah sama?

Melihat wajah Jungkook membuat Yoongi mendengus. "Baiklah dengar, kalian bisa melakukannya. Tapi ingat jangan terlalu keras. Jika kau menekan perutmu atau jika hentakan Taehyung terlalu kasar, aku khawatir itu akan membuatmu keram. Lakukan dengan lebih hati-hati. Katakan pada Taehyung suka atau tidak ia harus memilih vanilla mulai dari sekarang."

Jungkook sontak mengangguk. Sebenarnya tidak terlalu paham kenapa Yoongi membawa kata vanilla?

"Baiklah, sebaiknya kalian kembali sekarang. Ini sudah terlalu lama. Aku takut Yugyeom akan bosan menunggu kalian." Senyum Yoongi di akhir.

.

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARD (vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang