Chapter 28

25.2K 1.7K 891
                                    

Ciluk ba! 🙃
Makasih---Gara-gara pada spam aku jadi gak enak nunggu target afdgjk :'''

Dan sebelumnya, lihat pesan ini dulu yaaa!♡

Gak mau tau bacanya harus pas sudah buka puasa yaaa!!! Awas kalau ngeyel aku spank kalian >:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak mau tau bacanya harus pas sudah buka puasa yaaa!!! Awas kalau ngeyel aku spank kalian >:(

.
.
.

Yugyeom tentu dapat memahami maksud perkataan Jungkook. Ia mengerti tentu saja. Sebagai sesama lelaki.

Tapi ia tak sanggup memberi saran.
Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanya meminta Tuan mudanya itu turun ke bawah dan bersiap makan siang. Dengan harapan, hidangan di meja dapat mengalihkan nafsu bocah itu.

Jujur, Yugyeom hanya terkejut.
Nyaris tak percaya Jungkook berani berkeluh tentang hal paling sensitif baginya. Oh, tapi disisi lain ia senang. Bukankah itu artinya Jungkook benar-benar sudah mempercayainya bukan?

Kini keduanya tengah makan. Hanya berdua. Jeon Yonhee berpesan pada kepala pelayan; Bibi Jang-- Bahwa ia harus ke butik miliknya. Jungkook yang mendengar pesan itu bahkan tak terlalu perduli.

"Apakah masih tidak nyaman?" Yugyeom bertanya pelan. Menatap Jungkook yang terlihat beberapa kali menghembus nafas berat.

Jungkook hanya mengangguk. Sekarang bukan hanya penisnya yang tegang tapi perutnya terasa tidak nyaman. Kenapa sekarang tubuhnya banyak bertingkah? Jungkook tidak mengurangi jam makannya, ia sehat seperti biasa, tapi rasanya begitu aneh.

Layaknya seorang pahlawan yang datang di akhir, Jungkook mendengus begitu dengan tiba-tiba suara dehaman keras membawa matanya bertemu dengan Jimin yang bersandar pada dinding tak jauh dari meja mereka duduk.

"Menggelikan." Cemoohnya.

Jimin hanya terkekeh. Bocah itu pasti tengah bosan, terlihat dari rautnya yang nampak kesal.

"Hai, Yugyeom." Sapa Jimin begitu ia mendudukkan diri di samping Jungkook. Dengan ringan mengambil satu buah apel dan menggigitnya.

Yugyeom hanya tersenyum. Sedikit bersyukur Jimin datang. Karena mungkin pemuda Park itu akan bisa membantu masalah Tuan Mudanya. Ia benar-benar berharap.

Melihat suasana yang sedikit canggung membuat Jimin mengrenyit. "Ada yang kulewatkan? Sepertinya ada sesuatu yang aku tidak tahu."

Jungkook mendengus. Ia tidak ingin bicara lagi, lebih tepatnya kini terlampau malu.

Dan Yugyeom yang menatap Jungkook seakan mengerti begitu saja. Ia menatap serius jimin yang baru saja menggigit kembali apelnya.

"Jungkook, ah maksudku milik Jungkook tegang. Sejak tadi, Hyung."

Satu detik.

Dua detik.

Kunyahan Jimin terhenti. Mencoba memahami kalimat ambigu pemuda Kim di depannya. Ia berpikir salah mendengar, tapi tatapan serta wajah Yugyeom yang sedikit memerah itu membuat matanya melebar.

HARD (vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang