FITNAH?

2.8K 176 9
                                    

Tak terasa sudah sekitar 2 bulan Savierra tinggal di pesantren. Sejujurnya dia sangat senang karena penghuni nya yang ramah. Meskipun kadang suka rindu dengan keluarganya.

Namun persahabatan mereka sedang sedikit diguncang konflik. Awalnya memang berlima. Namun semenjak Dinda dan Tasya pindah kamar, Qila, Savierra, dan Nayla hanya tidur satu kamar bertiga. Bahkan hubungan antara Savierra, Qila, dan Nayla dengan Dinda dan Tasya tidak sebaik dulu lagi.

"Tasya sama dinda kenapa pindah yaa?" Tanya Nayla pada Savierra dan Qila.

"Ga tau. Padahal dulu kita berlima bareng-bareng terus. Ya gak sih?" Sahut Qila.

"Iya. Aku curiga. Kayak ada yang disembunyiin gitu. Masak iya sih tiba-tiba pindah kamar. Padahal kita kan ga pernah punya masalah sama mereka." Savierra terus berpikir tentang penyebab dari pindahnya Dinda dan Tasya dari kamar mereka.

"Feeling aku juga sama. Kayak ada yang disembunyiin gitu." Sahut Nayla.

"Hustt udah nggak usah suudzon dulu. Mungkin mereka pindah karena pingin gabung sama kawannya. Sebelum kita disini, Dinda sama Tasya kan udah berteman baik sama kawannya yang beda kamar sama kita. Jadi.. positif thinking aja lah.. gausah banyak pikir." Qila mencoba menenangkan Savierra dan Nayla.

"Iya juga sihh.. ga baik juga suudzon. Oh iyaa Sav, kamu lombanya jadi kapan?" Kata Nayla.

"Insyaallah minggu depan Kak. Doain semoga bisa membanggakan pesantren kita." Sahut Savierra.

"Aminn.." Kata Qila dan Nayla.

"Sama Azzam kan yaa... pantesan semangat gitu." Celetuk Qila yang membuat Savierra sedikit malu.

"Apaan sih enggak, biasa aja. Orang lombanya beda kok. Azzam putra aku putri." sahut Savierra.

"Kan latihannya bareng.. hehe." Sahut Nayla.

"Kak Nayla kok jadi ikut-ikutan Qila sih.. tau ah."

"Aduhh aduhh dedek nya aku ngambek.. hahahaha." Nayla dan Qila tertawa melihat sikap Savierra yang masih seperti anak kecil.

"Apaan sih orang ga ngambek juga." Kata Savierra sambil meninggalkan Qila dan Nayla.

Lalu Savierra berbaring dikasurnya. Ia memikirkan segala hal. Termasuk Azzam.

"Azzam lagi Azzam lagii. LUPAKAN!" Celetuk Savierra dalam hati.

"Savierra, Qila, aku mau ke perpus. Mau ikut nggak?" Nayla mengajak Savierra dan Qila ke perpustakaan. Ia berniat ingin mencari sebuah buku, entah buku apa yang hendak dicarinya.

"Kamu ikut Qil? Aku disini aja deh, males keluar kamar. Pengen tiduran aja."kata Savierra.

"Maaf kak Nayla. Qila juga capek, Qila disini aja ya sama Savierra." Sahut Qila.

"Ohh yaudah, kalo gitu aku sendirian aja. Ga papa kok, kalian istirahat aja. Palingan aku ga lama ke perpus nya." Kata Nayla kemudian.

"Iya." Sahut Savierra dan Qila.

"Yaudah yaa.. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Nayla pun beranjak dari tempatnya meninggalkan Savierra dan Qila dikamar dan menuju ke perpustakaan pesantren.

Sesampainya diperpustakaan, ia langsung mencari buku yang ia inginkan untuk dibaca.

"Kok pembatasnya nggak dipasang? Jadi nyampur akhwat sama ikhwannya." Gerutu Nayla sambil mencari buku.

Lalu tak sengaja ia menjatuhkan beberapa buku.

Brukk

"Astaghfirullah.. duhh jatuh semua." Kata Nayla.

Sepertiga Malam TentangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang