PENYEMANGAT HIJRAH

2.5K 179 3
                                    

Savierra POV

Hari ini, hasil ujian kelulusanku telah terpampang didepan mata. Masa depan seakan sudah melambaikan tangan untuk menjemputku dan mengajakku bersamanya.

Ikhtiarku selama ini tidak berujung sia-sia. Bahkan nilaiku adalah the best result. Ya, hasil terbaik. Alhamdulillah, peringkat pertama berhasil kuraih setelah menghabiskan kurun waktu 3 tahun bersemayam di pesantren ini.

Pada dasarnya didunia ini tidak ada yang mustahil. 3 kunci yang membawaku menjadi seperti ini, yaitu tetap optimis dengan selalu berpikiran positif, berikhtiar tanpa rasa putus asa, dan tak lupa senantiasa bertawakal terhadap kehendak Allah SWT. Bahkan 3 kunci tersebut adalah kunci untuk meraih kesuksesan hidup.

Banyak ucapan-ucapan yang tertuju padaku, terutama dari orang-orang yang dekat denganku. Aku menanggapinya seraya mengucapkan terima kasih pada mereka.

Sebentar lagi waktuku disini akan berakhir. Aku akan kembali ke Surabaya. Maka dari itu, dalam waktu singkatku di pesantren ini aku ingin menghabiskan waktuku bersama sahabat-sahabatku.

"Selamat Sav, kamu hebat." Setidaknya itulah yang diucapkan Qila, bergantian dengan Kak Nayla dan kemudian Kak Avivah. Entah sudah berapa kali mereka mengucapkannya padaku.

Saat ini, aku sedang duduk santai menikmati teh hangat bersama Kak Avivah. Cuaca siang hari ini tidak panas juga tidak mendung. Bisa dibilang berawan. Anginnya berhembus sepoi-sepoi menerpa kulit. Saat-saat yang cocok digunakan untuk sedikit mencurahkan isi hati.

"Kak, boleh tanya-tanya?" Ucapku memulai pembicaraan.

"Ya boleh lah. Tanya apa?" Jawab Kak Avivah dengan ciri khas suara halus dan lirih nya.

"Kakak kan lagi hijrah nih, nah motivasi awal yang membuat kakak hijrah itu apa sih?" Tanyaku.

"Hmm, jadi kakak cerita nih ya. Motivasi awalnya sih bukan dari apa-apa. Berawal dari masalah, kakak sadar kalau kakak harus lebih banyak lagi memperbaiki diri. Pada dasarnya manusia itu tempatnya salah dan dosa, tapi tugas kita adalah menjaga diri agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah kita lakukan. Nah mulai dari situ, kakak niatkan hati untuk berhijrah. Berusaha meraih ridha Allah dengan menjalankan semua perintah-perintah Nya dan menjauhi larangan-larangan Nya." Jelas Kak Avivah padaku.

"Jadi cuman termotivasi sama sesuatu yang pernah kakak alami aja gitu? Kayak masalah misalnya? Gimana sih, Savierra bingung kak."

"Hehehe bingung ya. Niat seseorang untuk berhijrah itu berbeda-beda. Tapi yang perlu difahami itu, kita harus berhijrah semata-mata karena Allah dan Rasulullah saja. Dengan begitu hijrahnya akan diterima. Kalau niat berhijrah tapi bukan karena Allah, ya wallahu a'lam. Bisa-bisa hijrahnya nggak diterima tuh sama Allah."

"Ohh gitu. Lah emang semua hijrah karena Allah kan Kak? Emang ada ya hijrah karena selain Allah?"

"Ya ada aja sih. Misalnya kamu berhijrah, memperbaiki diri, hanya supaya kamu bisa berjodoh sama orang yang kamu harapkan. Sama orang yang selalu kamu sebut namanya dalam doa. Atau karena kamu punya maksud tertentu aja. Nah itu tuh, niat buat gitunya dihilangin aja deh. Diganti jadi berhijrah karena Allah. Kan lebih baik."

"Ohh gitu."

"Savierra mau hijrah?" Tanya Kak Avivah.

"Gak tau." Jawabku seadanya.

"Hijrah itu niat awalnya dari hati. Kalau memang hati kamu udah mantap untuk hijrah, ya segera dilakukan."

"Iya Kak. Sebenernya semenjak Kak Avivah dateng kesini, Savierra jadi termotivasi untuk berhijrah sama kayak kakak."

Sepertiga Malam TentangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang