SENDIRI DALAM SEPI

1.7K 137 20
                                    

Manusia bisa kapan saja datang dan pergi. Tapi ingatlah, Allah akan selalu ada tanpa kenal kata pergi.

~Cinta dan Hijrahku Fisabilillah~

Kesukaannya masih sama, menatap senja kala sore hari tiba. Dia menatap senja seakan menatap masa depan. Tapi hatinya resah harus tersenyum bahagia atau menangis karena terluka.

"Mas," Seorang pria paruh baya turut duduk bersebelahan dengan sang penikmat senja.

"Eh abi. Kenapa bi?"

"Nggak papa. Kamu kenapa sendirian aja disini? Sore-sore ngelamun."

"Nggak papa kok bi, lagi pengen liat senja."

"Oh. Ngomong-ngomong udah fix ya S2 di Mesir?"

Terdiam. Lidahnya kelu harus menjawab iya atau tidak. Menjawab iya karena ingin mencari kehidupan baru untuk masa depannya, bukan semata untuk melupakan masa lalu yang pernah ia jalani bersama seseorang. Tidak! Ia tidak berniat melupakan, lebih tepatnya merelakan, mengikhlaskan. Tapi ia juga ingin berteriak memberikan jawaban tidak. Karena berat meninggalkan segala yang sudah ia punya di tempat ini, di kota ini. Bersama mereka yang begitu berarti dalam hidupnya.

"Mas, kok diam?"

"Oh, enggak bi hehe."

"Yakin mau berangkat ke Mesir?"

"Insya Allah udah yakin bi."

"Berat ya mau ninggalin yang ada disini?"

"Ya berat lah bi. Banyak kenangan disini. Banyak banget bi." Ucapnya sambil menatap senja. Seketika itu ia teringat. Tentang kebersamaannya kala itu bersama dengan gadis bercadar yang sukses membuat hatinya bergejolak.

"Hmm, nggak mau nikah dulu aja?"

"Hah?!"

"Kenapa kaget? Umur kamu udah berapa coba sekarang."

"Kan belum ada jodohnya bi."

"Kamu nggak ada rasa suka sama seseorang gitu?"

"Ada. Tapi dia udah mau jadi punya orang lain."

"Oh ya?"

"Hah? Apa? Nggak ada. Iya, belum ada yang Azzam suka."

"Apa sih? Udah jelas kok abi dengernya. Jadi nggak usah diulangin lagi, pake diulangin, diubah juga kata-katanya."

Azzam menggigit bibirnya bagian bawah. Ia merasa bodoh sudah membongkar sedikit rahasianya pada Abi Rasyid.

"Jadi dia udah dikhitbah orang ya? Kalo abi boleh tau, dianya itu siapa mas?" Ucap Abi Rasyid memecah hening yang hanya sekejap.

"Hah? Siapa bi?"

"Abi tanya malah kamu tanya balik. Jawab dulu mas."

"Enggak ada abi."

"Itu loh, yang udah dikhitbah orang, siapa? Barangkali abi bisa bantu biar dia jadi sama kamu, bukan sama orang yang udah khitbah dia."

Sepertiga Malam TentangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang