Darsen | 10

14.5K 739 1
                                    

Jika berpisah adalah jalan yang terbaik untuk kita berdua, aku akan melakukannya. Walaupun nantinya akan ada kata sakit yang akan ku rasakan.

🐼🐼🐼

Sampai di dalam rumah, ia langsung mengganti bajunya dengan menggunakan baju tidur miliknya yang sengaja ia tinggalkan di rumah tantenya.

Satu wanita paruh baya masuk kedalam kamar yang sedang Dara tempatkan, wanita itu masuk dengan membawa nampan yang berisi susu putih dan beberapa roti. "Dara, ini makan dulu rotinya, abis itu susunya jangan lupa dihabiskan." ucapnya sambil menyerahkan nampannya kepada Dara.

Gadis mungil itu tersenyum manis. "Makasih banyak ya Tante, maaf kalo setiap Dara kesini jadi ngerepotin Tante." katanya dengan berat, ia benar-benar tidak enak setiap berkunjung kerumah ini pasti dia selalu merepotkan tantenya.

Cyila menggeleng pelan, "Enggak sama sekali kok. Tante malah seneng kalo kamu dateng kesini, serasa mimpi Tante yang buat punya anak perempuan terwujudkan. Sayangnya di kenyataannya Tante nggak punya anak perempuan." katanya sambil mengelus rambut panjang Dara dengan lembut. Kemudian ia mencium kening Dara cukup lama dengan mata yang terpejam.

Dara juga terdiam cukup lama. Hal ini membuat hatinya teriris. Rasa rindu menjulur kedalam hatinya, ia lagi-lagi kembali merindukan sosok Mamanya.

"Jangan menganggap asing rumah ini ya sayang, jangan segan-segan juga buat dateng kerumah ini, tante nggak akan ngelarang kamu buat dateng kesini. Tante juga nggak repot kalau kamu dateng kesini, malah tante seneng. Seneng banget. Kalau ada apa-apa jangan dipendam sendiri ya, beban akan berkurang kalau dipikul bersama. Semacam masalah akan berkurang kalau tidak dipendam sendiri. Tante janji akan selalu ada disamping kamu." katanya membuat air mata Dara lolos dari kelopak matanya, ia langsung memeluk tantenya.

Ia sangat beruntung mempunyai tante seperti, Cyila. "Dara sayang banget tante." ucapnya sambil menangis dibalik punggung Cyila.

🐼🐼🐼

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 21.22 malam. Mata Dara masih fokus menonton televisi, sesekali ia tertawa karena adegan receh dari layar televisinya.

Pintu kamarnya berbunyi suara ketukan pelan membuatnya menoleh, seperti ada yang mengetuk dari luar. Beberapa ketukan terdengar dari dalam kamar. Ia turun dari kasur, lalu membuka pintu kamarnya.

Terdapat laki-laki yang berdiri sambil membawa tas sekolah miliknya. "Nih tas lo, dalemnya udah ada baju sekolah, sepatu, sama buku mata pelajaran buat besok." ucap Darrel sambil menyerahkan tas sekolah yang berwarna pink.

"Liptint, sama bedak dibawa nggak?" tanya Dara sambil menerima tasnya tapi matanya masih terfokus menatap Darrel.

"Bedak bawa. Liptint apaan? Tinta pulpen?" tanya Darrel tidak mengerti.

"Liptint kayak semacam lipstik cair gitu lho Darrel." balas Dara kalem.

Sepersekian detik, Darrel mencerna balasan Dara yang aneh itu, ia menggelengkan kepalanya dua kali. "Gue nggak tau, jadi gue nggak bawa." kata Darrel kalem juga. "Yaudah sih, itu mah gampang. Pinjem aja lipen emak gue." katanya lagi membuat

"Lipstik! Bukan lipen!" omel Dara sebal.

"Sama aja sih bloon." balas Darrel dengan suara yang sangat amat kecil tetapi Dara masih mendengarnya.

DARSEN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang