Mungkin akan baik-baik saja kalau kita tidak saling mengenal.
🐼🐼🐼
Tangisan gadis itu pecah dari dalam kamarnya, tidak diketahui mengapa ia sakit hati ketika Arsen bercanda tawa dengan perempuan yang tadi duduk disampingnya. Hati Dara merasa terpecah belah, apa mungkin Dara benar-benar menyukai Arsen?
Belum ada seminggu, laki-laki itu sudah mampu meluluhkan hatinya.
Ponselnya dari tadi bergetar, saat Dara melirik ponselnya ternyata dari Arsen. Ia melempar jauh ponsel itu darinya, namun seperti ada yang membisikkan. "Dengarin dulu penjelasan dia, jangan sampai menyesal ketika kamu enggak mau dengar penjelasan dia." ucapnya dari bisikkan sebelah kanannya.
Tetapi sebelah kiri Dara seperti ada yang membisikkan, "Udahlah. Enggak usah ditanggepin, lo liat sendirikan tadi? Dia udah punya moodbooster, sadar diri Dara. Lo itu cuma pelampiasan selagi prioritasnya menghilang tanpa kabar!"
Kepala Dara sedikit pusing, dia meraih ponselnya dan sesekali dia melihat ponselnya. Laki-laki itu masih mengiriminya pesan, dan masih meneleponnya.
Rasa kepo menjalar dari benaknya, dia menekan spam chat yang dikirimkan oleh Arsen.
Arsen Pradipta
hei
kenapa lari?
kenapa enggak nyamperin aku?
terus kenapa pas aku panggil gak nyaut?
maaf aku baru bales
enggak sempet megang hape tadi
hei
hei
hei
hei tayo
hehe
bales dong
kamu marah?
apa cemburu?
bales sih
hei
kamu dimana?
rumah darrel atau rumah kamu?
aku kesana ya?
maafin aku kalo aku ada salah
aku bisa jelasin semuanya
aku kerumah ya?biar aku bisa jelasin apa yang sebenarnya terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
DARSEN [Proses Revisi]
Teen Fiction[Sedang direvisi] Perasaan tidak ada yang tahu, kapan ia datang dan pergi. Rasa nyaman akan datang secara perlahan, saat dimana ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Cinta pun sama, ia bisa datang dengan sendirinya seiring waktu berjalan. Kisah kami...