Selamat membaca gengs!
Komen satu emoticon yang menggambarkan perasaan kalian saat ini dong😜
Double up gak nih?
Komentar sebanyak-banyaknya kalau mau double up😆
🎵 Lewis Capaldi - Someone You Loved
•••
Kebahagiaan hanya dihasilkan oleh kepercayaan dari kedua pihak yang saling memperjuangkan satu sama lain.
🐼🐼🐼
"Gue," sahut salah satu laki-laki yang muncul dari belakang.
Arsen langsung menoleh begitu pun Bayu, ia langsung membalikkan badannya ke belakang untuk menatap laki-laki yang tadi duduk bersama Dara dikelas. "Ngapain lo disini?" tanya Arsen sinis.
"Jajan, lah!" balas Faris sinis juga. "Emangnya elo, di Kantin cuma numpang duduk doang!" sambung Faris tak kalah ketus membuat Arsen berdiri dari kursi kantin namun ditahan oleh Dara dan dia kembali duduk di kursinya.
Faris berjalan melalui mejanya, meninggalkan Arsen dan yang lainnya. "Anak baru belagu banget buset..." sindir Bayu kesal sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Katanya mau bilang makasih sama orang yang udah nolongin gue?" celetuk Dara tiba-tiba membuat Arsen memusatkan pandangannya pada Dara.
"Dia yang nolongin lo?"
Dara mengangguk sebagai jawaban. "Nggak jadi bilang makasih, nih?" tanya Dara memastikan.
Arsen memutar bola matanya dengan malas dan disertai dengan helaan nafas. "Iya, nanti." balas Arsen terpaksa.
"Nanti apa?" tanya Dara memperjelas.
"Bilang makasih."
"Ke siapa?"
"Dia."
"Dia, siapa?" tanya Dara seolah memaksa untuk menyebut nama seseorang yang kemarin telah menolongnya.
"Faris Cendeko, yang tadi duduk sama lo."
🐼🐼🐼
Selesai istirahat, semuanya meninggalkan Kantin yang tadinya ramai kini mulai sunyi, begitupun Dara, Arsen, dan kawan-kawannya. Mereka ikut kembali untuk ke Kelasnya masing-masing.
Sampai di depan Kelas Dara, Arsen terhenti dan menatap kearah sahabat-sahabatnya. "Duluan aja, gue ada urusan sebentar." ucap Arsen dan sahabatnya mengangguk lalu semuanya berlalu meninggalkan Arsen di depan Kelas Dara.
Dara dan Arsen masuk ke dalam Kelas Dara yang sudah dipenuhi oleh seisi kelas. Arsen menatap seseorang yang sedang menggunakan earphone. "Heh." panggil Arsen.
Dara mencubit lengan Arsen hingga laki-laki itu menoleh. "Yang sopan," kata Dara memperingati Arsen.
Arsen menghela nafasnya lalu mengangguk mengiyakan apa yang diperintahkan Dara. Namun, sudah menunggu lama, laki-laki itu tidak menyahut. Arsen menarik earphone yang sedang dipakai oleh laki-laki itu, tak lama Faris mengangkat kepalanya dan menatap Arsen sinis. "Rusuh lo." ketus Faris.
Faris ingin memasang earphone-nya kembali namun ditahan oleh Arsen. "Gue mau bilang makasih." ucap Arsen tetapi tidak direspon oleh Faris.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARSEN [Proses Revisi]
Teen Fiction[Sedang direvisi] Perasaan tidak ada yang tahu, kapan ia datang dan pergi. Rasa nyaman akan datang secara perlahan, saat dimana ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Cinta pun sama, ia bisa datang dengan sendirinya seiring waktu berjalan. Kisah kami...