Kalaupun aku bertahan, apa kamu akan menghargainya?
🐼🐼🐼
Gadis mungil yang berusia lima belas tahun itu berlarian dikoridor rumah sakit untuk cepat menuju ruangan tempat dimana sahabatnya Razky itu dirawat.
Tak jauh dari ruangan Razky, ternyata sudah terdapat teman-temannya yang tengah duduk didepan ruangan Razky.
Dara langsung berlari kepintu kamar Razky dan mengintip Razky yang penuh dengan perban. "Lo ingat sekarang hari apa?" tanya Alena sehingga Dara membalikkan badannya.
Dara mengangguk, "Ingat. Tapi gue sempat lupa." jawabnya jujur sambil menutup wajahnya yang sudah basah lepek penuh dengan air matanya.
Alena tersenyum tipis, "Yaudah. Kita berdoa aja semoga Razky enggak kenapa-kenapa, lo tau sendiri kalo Razky orangnya kuat." balas Alena sambil mengusap lembut bahu Dara.
Pandangan Dara teralih kepada seseorang laki-laki yang sedang menatap kearahnya, dan satu perempuan bangkit dari duduknya dan memegang bahu Dara. "Kita berdoa aja yang terbaik buat Razky ya, Ra?" ucapnya membuat pandangan Dara teralih kepada Citra, dan mengangguk kecil.
Bunga pun ikut bangkit dari duduknya, dan menghapus air mata Dara dengan ibu jarinya. "Jangan nangis lagi, kita kembali." ujar Bunga membuat Dara menatap ketiga sahabatnya bergantian. "Sayang, Dara." ucap ketiga sahabatnya dan mereka pun saling berpelukan.
Citra melepaskan pelukannya, dan meraih tangan Lana hingga laki-laki itu bangkit dari duduknya. "Gue putus sama Lana, gue rasa lo lebih cocok sama Lana dibandingkan gue sama Lana." ucap Citra sambil meraih tangan Dara juga dan menyatukannya.
Dara buru-buru langsung melepaskannya, "Maaf gue enggak bisa, Cit." balasnya sambil melirik dan menarik tangan Arsen. "Sekarang gue udah punya dia."
Bunga tersenyum simpul. "Jangan naif, Dara." ucapnya sehingga pandangan Dara jatuh pada Bunga yang sedang berbicara dengannya. "Kita semua tau, kalau lo masih ada rasa sama Lana." lanjutnya membuat Dara mengangguk.
"Kalau disuruh jujur, gue memang masih ada rasa sama Lana. Cuma, sekarang yang hanya mau gue fokusin adalah bahagia bersama Arsen bukan bahagia dari bagian masa lalu." balas Dara membuat Arsen menatap Dara kagum, seolah tidak percaya apa yang barusan dikatakan oleh Dara dan didengarnya.
Telapak tangan Arsen menempel dikepala Dara dan mengusapnya dengan lembut. "Kita masih punya waktu enam hari, kalau perasaan kamu masih tetap biasa-biasa aja. Kita udahan, dan kamu boleh pacaran dengan siapapun itu orangnya." balas Arsen sambil tersenyum singkat.
🐼🐼
Hari sudah berganti menjadi pagi, Arsen kembali menjemput Dara kerumahnya. Dan saat kerumah Dara, papanya sudah tidak ada dirumah. Dara tidak mempunyai satpam, dan pembantunya pun sedang pulang ke kampungnya karena anaknya sedang jatuh sakit. Arsen mengetik pesan singkat untuk Dara agar keluar dari rumahnya.
Dara Agustinenek-nenek👵
aku diluar
Sengaja, dia sengaja mengganti nama kontak Dara menjadi seperti itu. Karena menurutnya itu lucu dan unik. Tak menunggu waktu lama, ponselnya bergetar.
aku didalam
Dia jadi gemas sendiri melihat balasan dari Dara, rasanya ia ingin mencubit gadis itu sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARSEN [Proses Revisi]
Teen Fiction[Sedang direvisi] Perasaan tidak ada yang tahu, kapan ia datang dan pergi. Rasa nyaman akan datang secara perlahan, saat dimana ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Cinta pun sama, ia bisa datang dengan sendirinya seiring waktu berjalan. Kisah kami...