Darsen | 14

14K 762 1
                                    

Semua orang berhak jatuh cinta kepada siapapun, tapi aku merasa tidak pantas untuk mencintai seseorang yang sangat sempurna sepertimu.

🐼🐼🐼

Bel pulang sekolah pun berbunyi, tandanya semua murid sudah diperbolehkan untuk dikembalikan kerumahnya masing-masing.

Saat keluar dari UKS, ia menatap lingkungan sekolah yang lumayan sepi. Koridor sekolah pun juga sudah sepi, hanya tersisa Dara dan Arsen yang sedang berjalan melewati koridor. Sampai dikelasnya, ia masuk untuk mengambil tas sekolahnya yang tersisa sendiri. Ia menoleh menatap Arsen yang sedang menunggunya didepan pintu kelasnya.


"Ngapain?" tanya Dara membuat laki-laki yang berdiri dihadapannya sekarang menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?" Arsen malah berbalik tanya membuat Dara menjadi bingung.

"Kenapa apanya?" tanya Dara langsung sambil menatap manik mata Arsen.

"Kenapa berubah?" kata Arsen dengan nada bertanya.

Alis Dara terangkat sebelah, menatap Arsen heran. "Berubah?" tanyanya lagi sambil terkekeh pelan. "Berubah gimana? Gue gak berubah."

"Kenapa menghindar?" kata Arsen. "Gue ada salah?" ucapnya sambil menatap wajah Dara dengan serius.

Gadis itu menghela napasnya, matanya kini teralih kepada Arsen yang kini menatapnya. "Emangnya kenapa kalo gue menghindar? Ada masalah buat lo?"

"Kalo gue ada salah, kasih tau. Bukannya malah menghindar kayak gini. Kayak anak kecil tau nggak? Gue nggak suka." ucap Arsen sambil menahan robekan bibir yang tiba-tiba nyeri.

"Gue gak minta buat lo suka sama kepribadian gue," balasnya dengan wajah yang sedikit mendongak kearah wajah Arsen.

"Tolong sih Ra bersikap dewasa sedikit. Jangan apa-apa selalu dibawa gak mood, kalo lo mau bahagia, ya hidup jangan selalu ketergantungan mood." katanya membuat Dara tertawa remeh, memutar bola matanya dengan malas, kemudian ia kembali menatap Arsen.

"Tolong lah Sen, jangan atur tentang kepribadian gue. Karena semua orang berhak punya kepribadiannya masing-masing tanpa diganggu gugat oleh orang lain." jelasnya sehingga Arsen menghela napasnya berat.

Dia menyuruhnya untuk dewasa, tetapi dia tidak sadar dengan sikapnya sendiri yang membuat Dara ikut enggan menyukai dari kepribadiannya Arsen.

"Tapi gue mohon untuk kali ini bersikap dewasa sama gue ataupun yang lainnya."

Dara tersenyum manis, sebelumnya Arsen tidak pernah melihat senyuman semanis ini dari Dara ataupun yang lain. Senyum Arsen ikut mengembang saat melihat senyum Dara yang menurutnya menawan.

Senyuman Dara berakhir menjadi tawa yang remeh. "Jangan paksa gue buat berubah, ini sikap gue. Kalo nggak suka ya jangan deket gue, mudahkan? Ini diri gue, gue hanya bersikap apa adanya. Jadi diri sendiri lebih baik-kan? Dari pada berubah tetapi dengan paksaan? Berubah karena paksaan juga gak akan membuahkan hasil yang baik. Lo nggak suka sama kepribadian gue? Lo nyuruh gue berubah? Sikap gue ke kanak-kanakkan?" ucapnya sambil menjeda ucapan yang akan dikeluarkannya.

"Apa bedanya gue sama lo? Gue juga nggak suka sama kepribadian lo, sebelum lo nyuruh gue berubah? Sadar diri dulu akan sama sikap lo. Apa lo udah ngerasa paling sempurna? Makanya lo ngatur-ngatur gue buat gue berubah? Tolong ubah sikap lo terlebih dahulu, urusin sikap lo dulu jangan urusin gue. Iya gue tau kalo sikap gue terlalu kekanak-kanakkan, makasih lo udah jujur." katanya sambil memegang tali ranselnya.

"Gue nyuruh lo buat dewasa juga demi kebaikkan lo juga, Dara."

"Ubah sikap lo terlebih dahulu. Jangan udah sok paling benar, nyatanya lebih buruk dibanding gue." katanya lalu berjalan meninggalkan Arsen.

DARSEN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang