11

1K 196 26
                                    

"Lo masih belum ngomong sama krystal?"

kai menoleh ke sumber suara, lebih tepatnya kearah eunwoo. Kai hanya mengembangkan senyum dan kembali konsen pada kerah kemeja dan dasinya daripada meladeni omongan eunwoo barusan.

yang hanya bisa eunwoo lakukan hanya mengehela nafas meladeni sikap keras kepala milik kai. menunggunya selesai berbenah sebelum turun dari lantai dua.

tangga yang menghubungkan langsung dengan ruang tamu beserta dapur itu tidak dapat mengalihkan pandangannya pada krystal yang tengah tidur meringkuk diatas sofa dengan selimut tebal yang kai berikan tadi malam padanya.

syukurlah krystal masih belum bangun. dengan begitu kai bisa cepat-cepat berangkat ke kantor tanpa harus melihat wajah krystal lebih lama lagi agar pertahanan yang ia buat semalam tidak runtuh.

kai mengangguk mantap sebelum benar-benar keluar dari pintu utama rumahnya.

"eunwoo, periksa jadwal meeting gue pagi sampe sore. berkas beberapa minggu ke depan juga kasih ke gue, gue mau lembur."

"kai." sela eunwoo cepat, tanpa menoleh kearah atasannya– kai.

"lo itu masih pengantin baru, dan lo udah sibuk sama masalah kantor. gue maupun elo sih sebenernya fine-fine aja. tapi orang lain yang liat gimana?"

"kai.. bukannya lo udah tau dari awal?"

•••

krystal mengeliat, menutupi wajahnya dari terpaan sinar matahari secara langsung yang membuatnya.

bangun perlahan dari tempat ia tidur semalam yang membuat tulang belakangnya terasa remuk semua.

"tungu.. kenapa gue disini?" seolah baru saja mendapati kesadarannya kembali, ia kelabakan bangun dari tidurnya dan mencari keberadaan kai.

"gue lupa kalo sekarang gue di rumah kai, anjing." makinya pada diri sendiri sembari menjambak sebagian rambutnya.

"ehm, mbak? kai dimana?"

"bapak kai sudah berangkat dari tadi pagi ke kantor, bu."

"makasih.."

setelah kepergian salah satu asisten rumah tangga kai, krystal sedikit kecewa dengan tindakan kai yang tidak biasanya itu.

"kenapa jadi seasing ini?" pertanyaan krystal yang menuju pada dirinya sendiri, menggelengkan kepala beberapa kali menuju kamar mandi yang ada di rumah kai dan berniat untuk menghampiri suaminya di kantor.

ya. suaminya.

•••

blouse ciffon warna ivory dipadu skinny skirt hitam diatas lutut menyempurnakan tampilan krystal pada siang hari ini untuk menemui kai di kantor.

sengaja menemui pada saat jam istirahat kantor agar ia tidak menganggunya dalam bekerja sepertinya adalah hal tepat.

krystal disambut oleh beberapa pegawai yang nampaknya sudah tahu kabar bahwa dirinya sudah resmi menyandang nama belakang kai saat ini.

beberapa dari staff kai menyapa atau hanya sekedar menundukkan kepala untuk menyambut kedatangan krystal sebagai istri dari kai.

"apa kai keluar ya? kok meja sekertarisnya kosong?" krystal mengendikkan bahunya acuh, membuka pintu ruang kerja milik kai yang langsung disambut dengan sang empu yang tengah menghadap kearahnya.

tapi ada yang berdenyut menyakitkan di dada sebelah kiri krystal saat ada wanita lain yang ada di hadapannya.

wajah kai sangat dekat dan kedua tangannya yang berada di sisi pipi wanita di depannya membuat wajah krystal pias seketika.

"krystal?"

"oh, hai, ehm.. kai.. sorry ganggu, cuma mau–" jawab krystal sedikit gugup nampak seperti tengah ketahuan nonton video porno oleh guru bknya sembari menunjuk paperbag berisi makan siang yang sengaja ia buat untuk kai.

tadinya niat krystal agar kai bisa makan di kantor dan tetap bekerja jika kai benar-benar sibuk lantaran seharusnya dirinya masih cuti kawin.

tapi krystal salah.

"ya tuhan, perasaan apa ini. hati gue harusnya gak gini. ini kan hanya perjanjian simbiosis mutualisme?"

"kalo gitu.. aku pamit dulu."

"krys! tunggu. jangan kemana-mana."

pura-pura tuli adalah option yang tepat untuk krystal saat ini dan meneruskan langkah kakinya menjauh dari ruang kerja kai, memencet tombol lift secara kasar agar cepat terbuka juga salah satu rapalan doanya kali ini.

"krystal! saya bilang tunggu, tetap disitu!"

Someone to stay; KaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang