29

177 15 6
                                    

Yuhuuuuuuuu Saia kambek with special chapter for my sist💜💜

Semoga suka yaaa

Typo bertebaran
Happy reading 😘😘

.

.

.







Karel mengehentikan laju motornya saat ia merasakan ban belakang motornya bocor. Benar saja, setelah ia cek ban motornya memang bocor.

Belakangan ini, Karel lebih sering membawa motornya, karna ia ingin Naya menikmati sejuknya angin pagi bersamanya.

"Sial! Pake bocor segala!"kesal Karel sambil menendang ban motornya.
Naya mengelus bahu Karel.

"Jangan emosi gitu. Ban bocor gak bikin kita mati rel" ucap Naya yang sudah berdiri disamping Karel. Karel mengacak rambut nya.

"Nanti kamu bisa telat Nay kalo motornya bocor kaya gini"ujar Karel khawatir.

"Bukan aku yang telat rel, tapi kita" ralat Naya.

"Kalo aku yang telat sih gak masalah Nay, paling cuma disuruh bersihin WC, disuruh lari, atau mungkin di skorsing. Tapi kalo kamu telat, aku gak tega liat kamu dihukum Nay, aku ngerasa gagal jadi tunangan kamu nay"

"Rel, kamu itu udah jadi tunangan yang baik kok, terbaik tepatnya"

"Duhh, terbang nih aku Nay"Karel mengacak rambut Naya dengan gemas.

"Ngomong-ngomong,ini kita gimana ke sekolahnya?" Tanya Naya sambil menatap Karel.

"Kamu naik taksi aja ya biar gak telat, aku mau bawa motor ke bengkel dulu"usul Karel.

"Gak! Kalo aku naik taksi, kamu juga harus naik taksi" tolak Naya.

"Nay, dengerin aku yaa.. apapun yang aku lakuin itu yang terbaik buat kamu. Kamu gausah mikirin aku, jadi sekarang kamu naik taksi aja ya dari pada telat"

"Enggak rel! Enggak!" Tolak Naya sambil menggelengkan kepala.

"Kamu naik taksi atau aku naikin kamu sekarang!" Ancam Karel kali ini.

Bugh

Naya langsung meninju perut Karel. Sementara Karel, dia hanya cengengesan.

"Ngomong tuh jangan asal ceplos, disaring dulu!" Omel Naya.

"Ribet Nay kalo ngomong harus disaring dulu, harus bawa saringan kemana mana" sahut Karel.

"Susah emang kalo ngomong sama orang kaya kamu" sinis Naya.

"Tapi gak susah kan mencintai orang kaya aku" goda Karel lagi.

"Terserah kamulah" Naya memutar bola matanya malas.

"Hehehe. Pokoknya kamu harus naik taksi!" Final Karel lagi.

"Iya! Iya!"

Karel langsung merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Segera Karel menelpon taksi agar Naya tak menunggu terlalu lama.

"Tunggu sebentar ya, bentar lagi taksinya datang kok" ucap Karel sambil merapikan rambut nya. Naya hanya mengangguk setuju, tak lama kemudian taksi yang dipesan Karel pun datang.

Karel segera menggiring Naya masuk kedalam taksi. Sesaat setelah Naya masuk, taksi itu melaju meninggalkan Karel.

Karel menuntun motor sport merah kesayangannya ini menuju bengkel terdekat. Ia berharap bisa menemukan bengkel secepatnya karena tidak kuat menuntun motor sport yang bisa dibilang cukup berat ini. Peluh membanjiri wajahnya, beberapa kali tangan Karel mengelap bulir bulir peluh diwajahnya.

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang