38

175 15 1
                                    

Aku kambekk😂 mohon bersabar untuk chapter ini ....

Bakal double up lagi kayanya😆

Awkay deh langsung ae

Typo bertebaran 😅

Happy reading 😘💜

.

.

.

.

Naya menggigit bibir bawah nya, dia merasa ngeri melihat Jingga yang berusaha melawan kelima pria itu.

Naya tidak tau mereka siapa dan mau apa. Saat ia menaiki taksi untuk pulang, tiba tiba saja taksi yang dinaikinya dicegat ditengah jalanan sepi ini. Naya dipaksa keluar dan salah satu dari mereka meminta sopir taksi untuk meninggalkannya.

Dan disitulah Naya dipaksa untuk ikut mereka. Tentu saja Naya menolak, dan berteriak meminta tolong. Namun tak ada satupun orang yang menolongnya hingga Jingga datang.

Naya menatap ke layar ponselnya, sedari tadi dia sudah menelfon dan mengirimi Karel pesan agar bisa menolongnya, tapi tak ada satupun respon dari Karel. Naya kembali mencoba menelfon Karel, dan hasilnya masih sama, Karel tidak menjawab telfonnya.

"Karel angkat dong!! Aku butuh kamu!! Tolongin aku!!" Geram Naya.

"Jingga!!!!!" Pekik Naya saat melihat Jingga jatuh tersungkur ke jalanan dengan luka lebam dan darah yang mengalir di sekitar wajahnya. Naya berlari menghampiri Jingga, ia meraih tubuh Jingga membantu Jingga untuk bangun.

"Lo bisa bawa mobil kan Nay? Uhuk uhuk uhuk, Lo selamatin diri Lo pake mobil gue Nay uhuk uhuk" pinta Jingga sambil terbatuk batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Kondisi Jingga sangatlah memprihatinkan, sekujur tubuhnya sudah jelas dipenuhi luka walaupun dibalut jas, terlebih wajahnya yang paling parah.

"Bisa, tapi gue gak mungkin ninggalin Lo sendiri, kita pergi sama sama, kalo gue pergi, Lo juga harus ikut"

Jingga memegangi dadanya yang sakit sambil terbatuk batuk "gue bilang pergi Nay! Selamatin diri Lo! Uhuk uhuk! Gue bukan siapa siapa Lo! Lo pergi sekarang nay!" Jingga menaikkan sedikit suaranya meskipun itu membuat dadanya terasa semakin sakit. Bukan hanya di dada, tapi disekujur tubuhnya.

Naya masih diam diposisinya, ia enggan untuk bangkit dan meninggalkan Jingga dalam keadaan tak berdaya seperti ini.

"Gue mohon Nay, pergi! Selamatin diri Lo, uhuk uhuk jangan pikirin gue, gue bakal baik baik aja. Gue janji. Sekarang uhuk uhuk Lo pergi Nay" Jingga memohon kepada Naya dengan suara yang sangat lirih nyaris tak terdengar. Akhirnya Naya mengangguk dan mengambil kunci mobil milik Jingga.

"Woii mau kemana Lo!!! Jangan kabur!!!" Teriak salah seorang yang memukuli Jingga tadi. Jingga yang melihat mereka akan mengejar Naya langsung berdiri dengan sisa sisa tenaganya untuk menghalau mereka agar tak mengejar Naya.

Tubuh Jingga menjadi sasaran manis kelima orang itu. Pukulan dan tendangan terus mendarat sempurna disekujur tubuh Jingga yang kian melemah. Dari segar mulai terlihat menembus jas Jingga.

Jenny dan seorang temannya yang sedari tadi diam di dalam mobil menyaksikan orang orang suruhannya, memukul stir kemudinya. Ia kesal melihat Naya tidak kenapa Napa, dan justru Jingga yang terlihat hampir mati.

"Brengsek!!! Gue gak bisa biarin cabe sialan lari gitu aja! Kalo mereka gak bisa lenyapin Naya, Biar gue yang lenyapin dengan tangan gue sendiri!" Geram Jenny sambil menggenggam stir mobilnya kuat kuat.

Detik berikutnya, Jenny menarik kuat pedal gas nya, mobilnya melaju dengan kecepatan penuh.

BRAKK

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang