Part 8: Missing

12.6K 867 6
                                    


You cannot miss what you never have


"Yan" panggil Aric saat ujung mataku menangkap siluet Adrian yang memasuki areal Social House sore ini.

Gue langsung menoleh ke Adrian, menarik napas panjang mengingat beberapa saat kedepan gue harus bersandiwara kalau gue gak merasakan apapun terhadap sosok ganteng yang sedang melangkah kearah kami.

Gue menatap Adrian dengan cermat. Tidak tampak sedikitpun tanda-tanda resah atau gelisah saat dia ketemu sama gue padahal gue udah panas dingin cukup dengan merasakan kehadirannya. Sial!

"Broe" sapa Ethan saat Adrian tiba di meja kami.

"Hai.." sapanya balik sambil menoleh ke Ethan dan Aric, sama sekali ga menoleh ke arah gue. Hmm... jadi gue dicuekin nih ceritanya? ucap gue dalam hati

"Mana Oli?"

"Lagi ke Shanghai" jawab Aric sambil membalik-balik buku menu.

"Loe pesen apa? Laper gue" ucap Aric sambil sibuk melambaikan tangan memanggil waiter.

Adrian ikut membolik-balik menu.

Aric dan Ethan langsung sibuk memesan begitu waiter sudah datang. "Ra, Yan" tegur Aric nanyain orderan kami.

"Sashimi" ucap gue dan Adrian berbarengan. Bikin gue otomatis noleh ke Ian. Yang ditatap ternyata lagi natap gue balik juga, walau langsung buang muka detik itu juga.

Waiter baru aja pergi waktu handphone Adrian berdering, gue melirik nama Linda berpendar-pendar di layar bikin gue nyesel udah mencuri lirik.

Adrian berlalu mengangkat telponnya, bikin gue tambah kepo dan bikin Aric sama Ethan langsung cengar cengir jahil di kursinya.

Adrian kembali 15 menit kemudian dengan wajah kusut bikin Aric dan Ethan makin gencar godainnya.

"Beuh.. balik dari Taipei ada yang punya gebetan baru nih" itu Aric

"PJ man, loe yang bayar kali ini" palak Ethan

"PJ pala loe, emang dasar kunyuk loe berdua. Siapa yang jadian sama siapa" Adrian langsung sewot bikin Aric dan Ethan yang emang dasarnya jahil langsung ngakak.

"Linda Yan, jangan sok ngeles deh. Loe jadian kan sama dia?" tembak Aric langsung.

Entah kenapa denger itu bikin hati gue langsung meradang walau gue bener-bener penasaran sama jawaban Ian. Gue menggigit bibir bawah dengan kencang biar gue gak kelepasan histeris kalau emang jawabannya beneran iya.

Seolah tahu kalo gue juga menunggu jawabannya, Ian langsung menoleh ke arah gue, menatap dalam sambil jawab "Gue gak jadian sama Linda. Puas loe?" tolehnya ke Aric seketika.

"Tapi.. gue harus cabut bentar ke kantor nih, ada yang ketinggalan dan urgent banget buat besok" ucap Adrian meringis. "Gak lama, gue langsung kemari lagi abis itu"

Aric dan Ethan mengangguk di tempatnya. "Loe bawa mobil?" tanya Ethan. Hafal sama kebiasaan Adrian yang malas nyetir dan lebih memilih naik taksi. Adrian menggeleng.

"Pake mobil gue aja" tawar gue sambil menyodorkan kunci mobil.

Adrian menggeleng, "Gak usah, thanks, aku naik taksi aja"

"Jiahh, males banget sih loe nyetir Yan. Udah buruan deh pake mobil Ira aja. Ini Jumat, antrian taksi pasti panjang dibawah. Yang ada loe gak balik-balik." Paksa Ethan.

Dengan raut wajah terpaksa Adrian mengambil kunci berlambang Maserati dari tanganku. "Pinjem bentar Ra"

Gue mengangguk.


Adrian kembali 30 menit kemudian sambil menoleh bingung. "Kemana Aric?" tanyanya.

"Ditelepon Arumi minta jemput di rumah temennya" jawab Ethan yang langsung bikin Adrian mengangguk paham.

Arumi itu adeknya Aric, adek satu-satunya dan kesayangan. Apapun yang diminta Arumi pasti bakal langsung dikabulkan sama abang semata wayangnya.

"Aric naik apa jemput Rumi?"

"Dia bawa mobil sendiri, tadi kesininya sendiri-sendiri" jawab gue sambil menusuk-nusuk waffle Aric yang ditinggal begitu saja tadi.

Adrian mengangguk sambil menghabiskan sashiminya, ngobrol-ngobrol berdua sama Ethan sementara gue cuman kayak cewek bego yang lagi kasmaran. Duduk diam menatap mereka, ralat, menatap Adrian lebih tepatnya. Semoga aja Ethan gak sadar.

"Balik yuk, gue ada breakfast meeting besok, takut gak bangun man." Ucap Ethan saat jarum jam menunjukkan pukul 10 malam yang langsung kita okein.

"Mobil gue valet. Loe mau gue drop Yan" tanya Ethan waktu kita sampai di lobby.

Gue melihat Adrian menggeleng.

"Mobil Ira gak gue valet, gue parkir tadi. Biar gue anterin Ira ke parkiran, ntar gue naik taksi aja"

Ethan mengangguk sambil cipika-cipiki ke gue.


Setelah Ethan berlalu Adrian langsung berjalan ke parkiran tanpa menoleh ke arah gue. Gue mengikuti dengan dongkol. Sial, gak diajak ngomong.

"Ini kuncinya. Thanks Ra." ucap Adrian saat kita tiba di depan mobil gue.

Gue mengangguk sambil masuk ke dalam mobil. Menyalakan mesin dan membuka kaca pengemudi hendak melambai ke Adrian saat dia tiba-tiba buka suara lagi.

"Eh sori, tadi kertas parkirnya aku taro di.. " tiba-tiba Adrian membungkukkan tubuhnya dan menelusup masuk via kaca pengemudi. Tangannya yang panjang meraba-raba ke lekukan laci di dekat kopling bikin aku mendadak sesak nafas.

Tubuh bagian atas Adrian melintang di depan gue. Gue terjebak di kursi pengemudi dengan seatbelt terpasang dengan tubuh Adrian yang menempel ketat dan tangan yang sibuk meraba laci yang hanya sejengkal dari paha gue. Shit! Gue bisa menghirup aroma parfum Bvlgari yang kuat dari tubuhnya, membuat semua bulu di tubuh gue mendadak meremang. Gue jamin muka gue udah merah kayak tomat.

"Nah, ketemu." Ucap Adrian sambil menarik tubuhnya keluar, tangannya menggenggam secarik kertas parkir yang langsung ditaruhnya di atas dashboard.

Gue pasti sudah gila karena melakukan ini, tapi saat kepala Adrian hampir keluar dari mobil gue, gue menahannya. Gue menangkup wajahnya dan langsung menariknya mendekat, gue bisa melihat mata Adrian yang melotot kaget. Jantung gue berdebar kencang menatap bibirnya yang sangat menggoda sebelum akhirnya menciumnya kuat. Gue kangen.

Adrian membalas ciuman gue sama kuatnya untuk sepersekian detik yang tidak terasa saat ia mendadak menarik diri.

"Yan" erangku tidak rela. "Aku masih kangen"

"Jangan Ra.." ucapnya sambil menggeleng kuat-kuat.

Mata gue pasti sudah berair sekarang. Seumur hidup gue gak pernah ditolak. Tapi gue juga tahu kalau ini memang tidak seharusnya terjadi.

Gue menatap nanar waktu Adrian berjalan mundur lantas berbalik dan berjalan menjauhi parkiran.

Shit Ra.. ucapku dalam hati. You cannot miss what you never have.


---

Hadeeeuhhhh... sedih amat neng Ira nasibnya :(

Hi Guys... apa kabar? lama gak update nih karena fokus ngelarin lapaknya bang Aric. Tapi tenang, sekarang gue fokus sama bang Adrian, hehehe...

Pencetin bintang kecil dibawah yaa... thank you :)

Friends don't kiss 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang