Fortune favors the bold. Every now and then you got to take a leap of faith
- The art of the steal
"ANAK KURANG AJAR!!!" teriakan Bara Adipura Hamas menggelegar seiring dengan bunyi tamparan kuat yang membuat seisi ruangan itu mengernyit.
Adrian berdiri tegak dihadapan ayahnya dengan pipi memerah. Sedikitpun tidak disentuhnya pipi tersebut walau rasa panas bekas tamparan terasa membakar. Ini memang konsekuensinya dan Ia akan menerimanya dengan lapang dada.
"Pa.." di sebelah Bara, Bimantara Hamas, kakak Adrian yang paling tua berusaha melerai. Mama Adrian sudah menangis sambil terduduk di sofa ruang keluarga mereka.
"Biar Bima... Jangan tahan Papa. Sejak kecil Adrian selalu kalian bela. Lihat apa yang terjadi sekarang. Dia sudah bikin hamil anak orang Bim, mau ditaruh dimana muka papa. Kita ini bukan keluarga sembarangan, Papa membangun citra dengan susah payah dan sekarang... sekarang..." ucap Bara terbata sambil menunjuk Adrian sebelum akhirnya mengusap wajahnya kalut. "Media pasti bersorak kalau tahu skandal ini".
Adrian menunduk. Dia sudah tahu seperti inilah kenyataan yang harus dihadapinya.
"Siapa gadis itu Yan?" tanya Irina pelan. Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya sejak Adrian datang dan mengaku bahwa ia menghamili anak gadis orang.
Pertanyaan Irina membuat semua mata yang ada di ruangan menatap Adrian penasaran.
"Apa mama kenal?" lanjut Irina lagi.
Perlahan Adrian mengangguk walau masih enggan mengucapkan nama.
"Siapa Yan?" tanya Elena, kakak kedua Adrian sambil berjalan pelan ke arahnya.
Walau hubungan Adrian dengan ayahnya buruk, namun tidak dengan hubungannya dengan Ibunya dan kedua kakaknya. Mereka selalu mendukung Adrian apapun yang terjadi. Tidak terkecuali saat ini, Adrian bisa merasakannya dibalik rasa kecewa yang kental yang menguar di sekeliling ruangan.
Adrian meragu saat ayahnya mulai berteriak tidak sabar, "JAWAB ADRIAN!"
"Sabar Pa" bisik Bima sambil mengusap tangan Ayahnya.
Adrian meragu namun keheningan di ruangan itu mendadak terpecahkan oleh suara handphone Adrian yang berbunyi nyaring. Adrian melirik sekilas dan menemukan nama Alyra berpendar-pendar di layar, refleks ia mengangkat telpon walau seisi rumah sedang menanti jawabannya.
"Ya" ucap Adrian gugup, tatapan seluruh anggota keluarganya masih terarah padanya.
"Yan... kamu... bisa... kemari?" cicit Ira di seberang sana, suaranya tampak resah dan Adrian bisa merasakan kalau Ira sedang menangis.
"Kamu dimana Ra?" ucapnya pelan. Walau ia sedang disidang, tapi ia tidak bisa menahan untuk tetap memperlakukan Ira penuh sayang.
"Di rumah papa. Aku... udah bilang sama papa, dan sekarang papa mau ketemu kamu"
Adrian merasa jantungnya mencelos.
---
Seluruh anggota keluarga Hamas berjalan memasuki rumah keluarga Runa dalam diam. Walau masih marah, tapi Adrian bisa merasakan kalau ayahnya sudah tidak semarah tadi begitu tahu kalau gadis yang ia hamili adalah putri tunggal keluarga Runa, salah satu kenalan baik ayahnya. Putri tunggal salah satu konglomerat negeri ini, yang artinya Ira satu strata sosial dengannya.
Masih jelas juga di telinga Adrian bagaimana Bima dan Elena menegurnya keras saat mereka berada di mobil tadi. Bima meminta kedua orangtuanya untuk berangkat dengan supir keluarga mereka sementara Ia memilih untuk menyetir sendiri ditemani Elena dan Adrian. Adrian tahu bahwa ia akan disidang oleh kedua kakaknya. Bukan hanya karena ia telah menghamili anak gadis orang, namun lebih karena perempuan itu juga adalah tunangan sahabatnya. Gila... Ya, ia memang sudah gila kalau menyangkut Ira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends don't kiss 💋
ChickLit"Saat kamu jatuh cinta pada tunangan sahabatmu". Warning 21+ Highest rank #1 in Novel Dewasa (17-28 Jan'19) Adrian Hamas tidak pernah menyangka akan jatuh cinta dengan pacar sahabatnya sendiri. Pacar yang dititipkan kepadanya, yang seharusnya Ia jag...