Warning 21+read at your own risk
---
So how far do you want this to go?
How deep is hell?
- TokarevGue balik ke kamar setelah memakai bathrobe dengan Adrian yang masih terduduk bingung dengan wajah pias. Kayaknya sejak gue tinggal pipis tadi dia belum merubah posisi duduknya sama sekali. Dasar kaku, cela gue dalam hati.
"Ra, did we...?"tanyanya tidak yakin.
Gue menghela nafas panjang, tau jelas maksud pertanyaannya sebelum akhirnya mengangguk "Kayaknya sih iya".
"Oh My God! mampus gue! what have I done? Aric's gonna kill me. Gue bakal masuk neraka karena udah nidurin pacar sobat gue Ra, dan gue bahkan gak inget" ucapnya histeris. Ia mulai mondar – mandir bingung di dalam kamar.
Gue mengangkat alis sebelah, Ini Adrian bingung sama bego kok beda tipis ya? Apa dia gak sadar kalo dia mondar – mandir masih sambil telanjang alias gak pake baju sama sekali. Gue gak bisa mencegah mata gue untuk gak melototin badannya Ian.
Selama ini gue udah menduga badannya bagus. Temen – temennya Aric tuh atletis semua soalnya, mereka rutin olahraga. Aric ikut Tae Kwon Do, Oli doyan lari, Ethan suka apapun yang berbau air dan Adrian suka olahraga langit sejenis paralayang. Mereka juga masih rutin main basket dan futsal bareng.
Tapi ini, ngeliat bodynya Ian secara live, bikin gue nelen ludah berkali – kali. Sumpah badannya bagus, 11-12 sama Aric. Gak gemuk tapi juga gak kurus dengan tinggi badan diatas rata – rata pria Indonesia. Proporsional dengan bonus pantat kencang, dada bidang dan perut kotak – kotak. Tapi asetnya yang paling bagus ada dibawah sana, iya disana, tepatnya dibawah perut kotak – kotaknya. Asetnya mengangguk – angguk mengikuti arah langkah Adrian. Gue menelan ludah untuk kesekian kalinya. This silly man did not even realize he's naked, and his morning erection is showing off.
"Errr... Yan" panggil gue bingung.
"Ya?" jawab Ian.
"Kayaknya loe mesti pake baju deh" waktu gue bilang gitu muka gue bahkan udah merah, ini kenapa malah jadi gue yang malu deh.
Di tempatnya berdiri Adrian langsung memucat, melirik ke bawah dan langsung loncat masuk kamar mandi.
5 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan muka yang masih, kalo gak mau dibilang tambah, kusut. Badannya sudah tertutup dengan bathrobe. Dia langsung duduk di ujung tempat tidur.
"Did we even use... " Ia tampak bingung saat hendak meneruskan "protection?" tanyanya lagi.
Gue menepuk jidat, sumpah gak kepikiran sama sekali untuk mengecek. Gue gak pernah bercinta tanpa pengaman, biar nakal tapi gue bersih, Lah tapi ini, secara gue aja gak inget udah ML sama dia apa nggak semalem. Kalo gak ada bukti nyata di selangkangan gue pagi ini, mungkin kita berdua bakalan santai kayak di pantai karena emang gak ngerasa udah ngapa – ngapain.
Adrian yang bergerak duluan, memeriksa seluruh seprai, yang membuat kita berjengit saking banyaknya bukti dosa disana. Ya ampun semalem itu ngapainnn ya Lord... ucap gue dalam hati. Nihil.
Lanjut meriksa tong sampah, Nihil. Lantai kamar, Nihil. Dan bahkan meriksa tas dan dompet masing – masing, walau gak mungkin ada orang naro kondom bekas di dompet atau tas, tapi hasilnya sama nihil. Gak ada jejak bekas pengaman sama sekali.
Gimana mau ada bekasnya, lah wong gue juga gak bawa pengaman sama sekali. Karena gue toh pergi sendiri tanpa Aric, cowok gue, dan sama sekali ga berniat untuk tidur sama siapapun itu selama gue disini. Gue bukan perempuan semacam itu.
Kita mendesah bersamaan, sadar pada kemungkinan besar 9 bulan dari sekarang gue bisa aja memiliki Adrian Junior just in case. Ihhh... jangan sampe dehhh... knock on woods gue langsung.
"Gue gak bawa protection sama sekali Yan, I have no intention to have sex selama di sini" jawab gue jujur. "Tapi elo kan cowok, elo pasti bawa dong di dompet" gue masih berharap.
Dan langsung pupus begitu ngeliat Adrian menggeleng, "I've never have sex before, so.. I never care to bring any protection" jawabnya pelan, wajahnya memerah.
Gue ternganga di depan Adrian.
"Bohong" jawab gue.
Adrian menatap wajah gue dan langsung bertemu dengan mata gue. Dan saat itu juga gue tau kalo dia gak bohong.
"You are a virgin?" ucap gue datar. Itu bukan pertanyaan, itu pernyataan, yang langsung dijawab dengan anggukan polos Adrian.
"And I didn't even remember my first experience" ucapnya sedih.
"Holy Shit!" ucap gue. Entah karena fakta itu atau karena fakta bahwa bathrobe Adrian tersibak membuka dan menampakkan kejantanannya yang mengacung sempurna. Morning erection works its best. I'll be damn.
Karena yang gue tau detik berikutnya gue udah melompat menerjang Adrian.
---
Nahhh... kannn... kalo udah begini terus begimana? *lapkeringet*
Votes nya boleh kakak...
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends don't kiss 💋
ספרות לנערות"Saat kamu jatuh cinta pada tunangan sahabatmu". Warning 21+ Highest rank #1 in Novel Dewasa (17-28 Jan'19) Adrian Hamas tidak pernah menyangka akan jatuh cinta dengan pacar sahabatnya sendiri. Pacar yang dititipkan kepadanya, yang seharusnya Ia jag...