There will never be a day like the day your baby is born
7 months later
"Ra" panggil suara yang terdengar familiar saat Ira memasuki Beeks restaurant siang itu.
"Mbak Elena" sapa Ira dengan ceria sambil cipika cipiki dengan kakak iparnya.
"Ma.." tegurnya ke Mama Adrian yang duduk di depan Elena.
"Sehat Ra?" tanya Mama Adrian sambil mengecup pipi menantunya dan mengelus perut Ira yang membuncit.
"Sehat Ma" jawabnya sambil duduk.
"Pesen dulu sayang" pinta Irina, mama Adrian lagi.
"Iya" jawab Ira sambil membalik-balik buku menu sebelum akhirnya memesan.
"Kapan due nya Ra?" tanya Elena sambil mencamil roti di depannya.
"Mestinya 2 minggu lagi sih mbak, sekarang udah 38 minggu" jawab Ira sambil berhitung.
"Kamu jangan capek-capek Ra, perginya jangan jauh-jauh. Ini coba bawa belanjaan segini banyak. Lain kali minta supir kamu ikut buat bawain belanjain kamu." ucap mama Adrian menasehati.
Ira cuman manggut-manggut di kursinya.
"Adrian kapan balik dari Belanda Ra?" tanya mbak Elena sambil mulai memakan spaghettinya.
Adrian memang mulai mengurus bisnisnya di Belanda dari sekarang, sehingga nanti saat mereka benar – benar pindah sekeluarga, Ira tidak perlu terlalu repot lagi.
"Kemarin udah dateng mbak, tapi capek banget kayaknya tadi pas aku tinggal masih tidur" ucap Ira sambil tersenyum.
"Aku tuh gak ngerti lho kenapa Adrian ngotot pindah dari Indonesia. I mean, kalau emang dia mau pindah kan ke Bali atau mana gitu juga bisa. Indonesia kan banyak pulaunya, kenapa harus ke Belanda sih?" mbak Elena masih bersungut-sungut.
"El..." tegur mama Adrian sambil mengusap tangan Elena pelan. "Kita semua tahu dari dulu Adrian miming beda. Dia gak akan mau memulai usaha di negara yang sama dengan papa. Biarin. Biarkan adek kamu membuktikan bahwa dirinya mampu. Masa kamu gak percaya? Mama aja percaya sama dia."
Elena menghembuskan nafas keras-keras "Ya percaya dong maa... aku cuman ga suka jauh-jauhan sama Adrian. Nanti kalo papa kumat nyebelinnya siapa yang bisa negorr.. kan cuma Ian yang berani negor papa."
Irina dan Ira tertawa mendengar kata-kata Elena. Semua orang dekat mereka tahu pasti kalo Adrian Hamas dan Bara Adipura Hamas tidak pernah akur. Duo ayah-anak itu bener-bener bikin pusing Irina karena harus selalu ada di tengah mereka. Tapi Irina tidak akan pernah lupa apa yang diucapkan oleh 2 orang penting dalam hidupnya saat Adrian menikah.
Flashback on
"Adrian.." panggil Bara ayah Adrian sesaat sesudah pemberkatan selesai.
"Sebentar Ra..." ucap Adrian ke istrinya saat meninggalkan Ira ke arah orangtuanya.
"Selamat nak" ucap Bara sambil menepuk pundak Adrian. Suaranya tegas namun bergetar. "Mungkin selama ini kamu pikir papa adalah orang yang paling jahat sama kamu, tapi sebenarnya papa sayang sama kamu. Kamu anak laki-laki papa, tidak ada orang tua yang membenci anaknya sendiri. Walau mungkin cara papa menunjukkannya... lebih keras."
Adrian tercenung, di depannya, Irina mamanya sudah menangis.
"Pa.. Ian.. minta maaf Pa.." ucap Adrian sambil memeluk Bara erat-erat. Diantara semua kata yang bisa diucapkan, Adrian memutuskan untuk meminta ampunan dari ayahnya. Maaf karena sudah membuat aib dengan menghamili anak orang, maaf karena selalu melawan ayahnya, maaf karena mereka nyaris tidak pernah memiliki normal conversation, dan sejuta maaf lain yang tidak bisa Adrian ucapkan tapi ia yakin ayahnya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends don't kiss 💋
ChickLit"Saat kamu jatuh cinta pada tunangan sahabatmu". Warning 21+ Highest rank #1 in Novel Dewasa (17-28 Jan'19) Adrian Hamas tidak pernah menyangka akan jatuh cinta dengan pacar sahabatnya sendiri. Pacar yang dititipkan kepadanya, yang seharusnya Ia jag...