Lama gak up, kasih bonus foto babang Adrian deh...
This part will be private on 28 Jul'18. Please follow to read.
---
Dan dia yang mencintai, tak pernah menyadari kedalaman dirinya sampai saat berpisah tiba
– Kahlil Gibran
ADRIAN POV
Gue melangkahkan kaki memasuki Domain yang sangat ramai malam ini, berusaha menyelipkan diri di tengah kerumunan manusia di sekitar gue sambil celingukan nyari temen-temen gue.
Gue lagi asik nongkrong di Anomali Senopati sambil ngerjain proposal brand strategy buat salah satu klien gue waktu Ethan mendadak nelpon ngajak clubbing. Dia pasti lagi pengen 'jajan' makanya minta kita nemenin dia. Kan gak lucu kalo clubbing tapi sendirian, ketauan banget tujuannya apa.
Sebenernya gue lagi males clubbing karena toh pada dasarnya gue emang gak suka kehidupan malam. Hidup gue datar dan teratur. Bonyok gue bener-bener nekenin pentingnya arti kata aturan buat gue dan abang-abang gue, tapi apa daya dari kecil gue berteman dengan cowok-cowok setengah baik setengah brengsek macam Aric, Oliver & Ethan yang doyan banget sama kata clubbing.
Gue menghela nafas, heran sama keputusan gue untuk mengiyakan ajakan Ethan untuk clubbing dengan syarat kudu di Domain, karena itu salah satu club yang paling deket dari lokasi nongkrong gue di Senopati.
Gue bener-bener lagi butuh pengalih perhatian. Udah 2 minggu ini gue ngerasa kacau. Setengah mati gue berusaha ngindarin Ira. Gak ngangkat telponnya, dan gak ikut ngumpul sama temen-temen gue dengan dalih sibuk gara-gara gue takut gak bisa nahan diri kalo sampe ketemu lagi sama Ira.
Tapi malam ini beda, Aric lagi survey apalah itu di Bali urusan kantor dan yang confirm dateng cuma Oliver sama Ethan, bikin gue bisa bernafas lega karena Ira gak mungkin ikutan dateng kalo gak ada Aric.
"Yan!" panggil suara yang terdengar familiar dari kerumunan massa di dance floor.
Oliver sedang asik bergoyang dengan perempuan teramat seksi di dekat gue. Ternyata dia udah turun duluan.
"Ethan mana?" tanya gue.
"Tuh!" Oliver menunjuk ke arah meja dengan dagunya.
Gue mengikuti arah yang ditunjuk Oliver dan langsung nemuin Ethan yang lagi make out sama siapalah itu, dia beneran gak buang-buang waktu.
Gue mendengus sambil berlalu ke pojokan buat ngerokok sambil menatapi kerumunan manusia di dalam Domain waktu gue ngerasa lagi diliatin sama seseorang. Gue menoleh ke sebelah dan langsung bertemu muka dengan Linda yang juga lagi ngerokok.
"Lin.." sapa gue kaget.
"Gue kira loe gak bakal noleh" sahutnya cuek.
"Sama siapa?" tanya gue lagi
"The genk" jawabnya sambil menunjuk dance floor dengan dagunya.
"Loe kesini cuman mau ngerokok doang apa mau turun juga? Yuk" ajaknya sambil menggandeng tangan gue.
Gue menatap Linda. Kemudian menoleh ke arah Ethan yang masih make out, balik menoleh ke Oliver yang masih asik di dance floor dan memutuskan untuk mengangguk mengiyakan Linda.
Linda mendesak masuk ke tengah dance floor dan menarik pinggang gue mendekat. Badan gue menempel ke badan Linda dan gue membiarkannya. Gue bener-bener butuh pengalih perhatian, dan gue membiarkan Linda jadi jalan keluar buat gue saat ini.
Linda bergoyang mengikuti musik, membalik badan membelakangi gue dan menarik tangan gue untuk memeluknya dari belakang. Gue membiarkannya. Membiarkan apapun ini yang terjadi antara gue sama Linda dan ikut bergoyang seirama.
Biasanya setiap clubbing gue emang jarang turun. Bukan berarti gue gak bisa goyang, trust me I can dance dan gue cukup jago, cuman gue gak begitu suka nge-dance di club karena malas berdempetan dengan random people. Gue gak begitu suka physical closure, buktinya sebelum sama Ira gue masih perjaka. Hah.. Ira lagi... padahal gue berharap kegilaan sesaat ini bisa bikin gue lupa sejenak sama Ira.
"Boleh gak?" tanya Linda lagi sambil menaikkan satu alisnya.
"Hmmm?" tanya gue bingung.
"Boleh apa?" tanya gue sambil mendekatkan kuping gue ke Linda.
"Gue pengen cium elo. Boleh kan?" bisik Linda di kuping gue. Dia udah berbalik ngadep gue sekarang. Tangannya melingkar di leher gue.
Gue ketawa. Gue tau Linda suka sama gue, tapi ini... Dia beneran agresif.
"Tapi gue beneran mau cium elo Yan, please jangan ditolak" ucapnya lagi.
Gue menatap Linda dalam. Mungkin... mungkin... kalo gue iyain, kalo gue jadiin Linda pelarian gue, gue bisa menghapus bayangan Ira dari kepala gue.
Gue bergerak mendekat ke arah Linda, kepikiran buat beneran nyoba nyium dia waktu gue ngerasa Linda ditarik menjauh dari gue.
"Lepasin tangan loe dari dia" tegur suara yang menarik Linda menjauh.
Gue menoleh penasaran.
"Ira?.. kamu... ngapain disini?"
---
Nah loh... neng Ira... masang GPS ya di Adrian? kok tau aja si babang lagi pengen nakal. hehehe...
Voments ya guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends don't kiss 💋
ChickLit"Saat kamu jatuh cinta pada tunangan sahabatmu". Warning 21+ Highest rank #1 in Novel Dewasa (17-28 Jan'19) Adrian Hamas tidak pernah menyangka akan jatuh cinta dengan pacar sahabatnya sendiri. Pacar yang dititipkan kepadanya, yang seharusnya Ia jag...