Waktu

763 69 9
                                    

Jakarta, Agustus 2018.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Irsyad kepada sang istri yang nampaknya kurang sehat.

"Nggak apa-apa kok," balas sang istri sambil mencuci mulutnya. "Kayaknya aku masuk angin."

"Mau aku pijetin?" tawar Irsyad.

"Nggak usah," tolak sang istri lembut. "Kamu baru pulang, masih capek. Palingan juga minum teh hangat udah nggak apa-apa."

"Mau ke dokter?" tawar Irsyad belum menyerah.

"Syad ..."

"Siapa tau bukan masuk angin?" balas Irsyad. "Ke dokter ya?"

"Kenapa senyum-senyum?" tanya seorang perempuan yang baru saja membereskan meja makan di apartemen kecil Irsyad. "Hayoo ... ngelihatin apa?"

"Nggak ngelihatin apa-apa kok," balas Irsyad sambil tersenyum memandang istrinya. "Tyo, marah-marah."

"Kenapa? Kamu apain dia?"

"Aku cuma ngirim foto kita pas nikah, terus dia marah-marah."

"Kenapa ke sini deh?" tanya sang istri bingung. "Aku cuma masuk angin aja kok. Palingan ..."

"Masuk angin?" tanya Irsyad.

"Kamu pulang ke Indonesia terakhir kapan ya?"

"Sebulan lalu, aku ngurus kepindahanku ke Jakarta."

"Dan selama dua bulan, aku solat terus," gumam sang istri.

Irsyad hanya tersenyum.

"Kamu udah tau?"

"Tau apa?"

Sang istri hanya bisa memegang perutnya. Mengelus sejenak. Sepertinya ada yang berbeda.

"Makanya kita periksain," balas Irsyad. "Selama dua bulan, kamu selalu solat bareng mama sama Arsy, wajar kan kalo aku ngajak kamu kesini?"

"Tapi kalo ternyata belum, gimana?" tanya sang istri sedih.

"Ada Allah," balas Irsyad menenangkan istrinya. "Minta sama Allah terus menerus. Jangan sampai putus. Ikhtiar terus lah."

"Ih ... kamu maunya ikhtiar mulu ..."

"Maaf, aku nggak bisa nganter kamu pulang," ucap Irsyad kepada sang istri. "Inshaa Allah, Arsy bakalan ngejemput kamu di bandara."

"Nggak apa-apa lagi. Toh, besok kamu harus kerja kan? Ke lapangan lagi, mending nanti kamu istirahat," balas sang istri.

"Sumpah ya lo berdua, drama banget!" balas seorang perempuan yang terjebak diantara mereka. "Heloooow Bapak Irsyad, asal lo tau ya, Ibu Hanin ini udah biasa berpergian jauh. Jadi ..."

"Itu kan dulu, sebelum gue jadi istri orang," sahut Hanin, istri Irsyad. "Kan sekarang beda."

"Lebih dari setengah umur gue, gue kenal lo, baru kali ini ..."

"Makanya nikah," balas Irsyad, membantu sang istri.

"Lo berdua cocok emangnya," balas Gendis kesal kena bully. "Gue nyesel ah nganter lo balik!"

"Kan udah gue bilang, Gen."

"Lo tuh ya, udah gue jemput pas datang, udah gue temenin, eh ... malah nikah sama nih bocah," sungut Gendis. "Sekarang, lo malah ngusir gue lagi. Sahabat macam apa elo?"

"Hanin," sapa seorang cowok yang melihat Hanin keluar dari ruang dokter. "Lo ngapain di sini?"

"Assalamualaikum warohmatullah, Ka," balas Hanin. "Ke dokter."

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang