😳

1.5K 233 101
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Oh, Tuhan... Biarkan aku tidur dengan tenang dan nyenyak untuk malam ini saja! Aku tidak ingin telat berangkat ke sekolah...

Padahal waktu baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Biasanya Chenle juga tidur jam sepuluh lewat. Entah mengapa, hari ini rasa kantuk selalu menghampiri dirinya.

Sepertinya doanya kali ini tidak terkabulkan sebagaimana mestinya. Chenle tidak akan mendapatkan tidur yang "tenang". Kalau nyenyak iya, setelah gangguan yang diterimanya sudah berhenti.

Kalau kata Renjun, salahkan kaos tidur Chenle yang sedikit longgar hingga leher dan pundak kanannya terekspos jelas. Ia menahan diri mati-matian untuk tidak menghajarnya. Lehernya yang jenjang, menampilkan kulit putih yang mulus nan lembut, membuat sosok yang bukan manusia itu semakin gencar untuk menyicipinya.

Maafkan aku, tapi aku bukan seorang vampir.

Terhitung sudah lima belas menit Renjun memandang bagian belakang Chenle, terutama pundak kanannya yang terekspos. Semakin ia melihatnya, dadanya semakin bergemuruh kencang. Namun ada satu hal yang harus ia fokuskan, yaitu mendengar dengkuran dari sosok mungil itu. Menurutnya, bunyi dengkuran adalah tanda orang tersebut sudah terlelap.

Karena setiap orang mendengkur, orang itu juga tidak tahu jika ia mendengkur selama ia tidur.

Padahal belum tentu juga. Eh?

Tiga puluh menit, dan penantiannya pun datang. Kalau Chenle mendengkur, berarti tidak masalah kan, jika ia mengecup-ngecup lehernya? Siapa tahu ia juga menikmatinya.

Pelan-pelan ia menyisipkan lengan kirinya pada badan Chenle untuk ia peluk, lalu badannya mendekat pada badan yang lebih kecil, wajahnya ia dekatkan pada leher mulus tersebut. Ia tersenyum tipis. Setelahnya, Renjun membawa bibirnya pada perpotongan leher itu, mengecupnya, lalu menempelkannya untuk sekedar merasakan lembutnya kulit milik Chenle, sekaligus menikmati wangi yang melekat pada seluruh tubuhnya.

Di lain sisi, Chenle mulai merasakan hal aneh. Sepertinya aku baru berhasil terlelap, begitu pikirnya. Perkiraannya pun benar, ia merasakan ada badan lainnya yang menempel pada belakangnya.

Ah, Renjun Hyung lagi. Kukira ia tidak akan menyadari keberadaanku.

Hal yang lebih aneh Chenle rasakan pada lehernya. Rasanya begitu menggelitik pada awalnya, sampai ia benar-benar merasakan ada benda kenyal yang sedikit basah pada bagian lehernya. Bahkan hembusan napas hangat milik Renjun bisa dirasakan oleh pemuda itu.

One of These Nights [RenLe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang