Untuk kali ini, hujan turun di waktu yang tepat, di musim hujan. Beberapa hari ini bumi diguyur oleh air yang turun dari kumpulan awan, membuat hawa terasa sejuk namun dingin. Hal itu turut dirasakan oleh Chenle, yang tengah berbaring di kamarnya yang hangat, bersama sosok yang ia cintai.
Siapa lagi kalau bukan Renjun.
"Masih dingin?"
"Ya, bahkan badanku masih menggigil..."
Padahal, Chenle telah dibungkus oleh dua selimut tebal plus pelukan erat dari Renjun.
"Kau... sedang sakit? Badanmu panas."
Renjun menaikkan tangan kanannya untuk ia tempelkan pada dahi, pipi, dan leher Chenle.
"Sepertinya kau demam, Chenle. Belakangan ini kau kelelahan, ya?"
"Emm, keseringan terkena hujan, Hyung. Hehe."
"Astaga..." gumam Renjun sambil menggelengkan kepalanya, lalu ia bertanya seperti ibu yang mengkhawatirkan anaknya, "Kenapa kau tidak membawa payung atau jas hujan saat itu? Jadi sakit, kan?"
Chenle hanya terkekeh, tersenyum tipis.
"Suka lupa, Hyung. Ya... hitung-hitung buang kesal juga."
"Buang kesal?"
"Menangis di pojok ruangan belum cukup buatku," kata Chenle pelan.
Selama ini, Chenle masih belum pulih dari rasa sakit hati dan batin yang ia derita. Ia tidak ingin pergi ke sekolah, tapi diharuskan untuk pergi ke sekolah. Pergi ke tempat tersebut sama dengan menyiksa dirinya lebih dalam lagi. Sulit rasanya untuk dapat menjadi "Chenle" yang dulu. Mantannya, teman-temannya, bahkan ayahnya, berhasil membuat keadaan Chenle terlihat mengenaskan.
Kini, siapa lagi yang peduli dengannya?
Aku peduli padamu, walaupun aku adalah sosok yang bukan manusia.
Menggores kulit dengan benda tajam terlalu perih untuk Chenle, jadi ia rasa dengan memanfaatkan musim hujan ini ia dapat melepas semua kekesalan dan kekecewaannya yang masih melekat pada hatinya. Jadi, ia sengaja untuk tidak membawa alat apapun yang dapat melindunginya dari udara dingin maupun hujan.
Yang pastinya, itu merupakan salah satu cara bodoh lainnya untuk membuang kesal.
"Sama saja kau menyiksa dirimu, sayang," kata Renjun berkomentar, setelah mendengar alasan Chenle sesungguhnya. "lagipula, kau kan masih bisa bercerita padaku setiap malam."
Chenle hanya menghela napas panjang.
"Renjun Hyung, aku tidak mau ke sekolah lagi," rengeknya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One of These Nights [RenLe]
Fanfiction[COMPLETED!] "Aku ingin Hyung ada di dunia nyata..." "Tenang, setiap malam kau akan selalu menemuiku, kan?" "I... iya..." Dan tidur bersama. . . . Ini bukan sebuah cerita tentang kapal tenggelam, ini sebuah kumpulan cerita Renjun dan Chenle di setia...