😘

1.1K 157 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Terhitung satu bulan lebih, Chenle terlihat berseri-seri. Tidak ada Chenle yang begitu murung, tidak ada Chenle yang menangis tersedu-sedu, dan tidak ada Chenle yang sedang bersedih hati.

"Sudah baikan rupanya, hmm?" tanya Renjun sembari memeluk Chenle dari belakang, karena pemuda itu berbaring menghadap dinding dan memunggungi Renjun.

"Setidaknya lebih baik, Hyung," balasnya.

Chenle membalikkan badannya, dan tersenyum hangat kepada Renjun.

"Aku mengikuti saranmu, dan sekarang rasanya lebih baik. Hehe."

Kekehan sosok mungil tersebut mengundang sosok yang bukan manusia itu ikut tertawa.

"Baguslah jika kau tidak menyiksa dirimu lagi," katanya, lalu menawarkan sesuatu, "Ciuman?"

Yang lebih muda langsung menyambar bibir merah Renjun, tapi hanya sekedar menempelkannya saja. Renjun merapatkan badan Chenle dan menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman.

Karena hanya sekadar menempelkan kedua bibir tidak cukup bagi sesosok Renjun, jadi ia melumat benda kenyal itu dengan pelan dan lembut.

Jadilah mereka tenggelam dalam lautan yang bernama "Kenikmatan".

Saking nikmatnya, Renjun beralih pada leher mulus milik Chenle dan mengecup-ngecup permukaan itu. Tak berhenti sampai di situ, ia juga menghisap dan menggigitnya untuk membuat beberapa tanda kemerahan di sana. Mumpung besok Chenle libur, begitu katanya.

Chenle? Jelas ia menikmatinya.

"Anhh... Geli, Hyung... Aaahh... Akh! Anhhh..."

Entah sampai kapan kegiatan yang cukup panas itu terhenti. Mungkin sampai Renjun puas.

Ciuman panas itu Renjun akhiri dengan ciuman singkat di daun telinga kiri Chenle. Ia menatap wajah manis tersebut, kemudian tersenyum.

"Aku harap kau bisa seperti ini seterusnya, Chenle."

"Hah?"

"Maksudku, tetaplah tersenyum seperti sekarang. Kalaupun kau memiliki banyak masalah, hadapi dengan senyuman. Jangan senyuman palsu, tapi benar-benar senyuman asli milikmu."

"Lah? Jadi selama ini senyumanku ini senyuman apa?"

Nah loh, yang baca jadi ikut bingung.

"Renjun Hyung..."

"Ya?"

"Kalau mau kasih nasihat jangan kelewat bijak, ya. Terkadang, aku susah untuk mengerti perkataanmu, maknanya terlalu dalam, hehe."

Renjun jadi tersenyum malu. Kemudian ia bertanya, "Jadi, selama aku berbicara panjang lebar, apa yang kau dengar?"

"Suara merdumu," kata Chenle jujur, "suaramu saat berbicara malah lebih menenangkan daripada suaramu saat bernyanyi! Hahahahaha!"

Ah, Renjun hanya bisa memaklumi perkataan sosok yang ia sayangi itu.

"Kau menggombal, ya? Belajar dari mana?"

"Dari Renjun Hyung. Hehe."

Astaga... Apa yang telah aku perbuat pada Chenle? Huhuhu.

"Kau itu ya, kalau ngomong tuh, hmmm!!!" Renjun terlanjur gemas, jadi ia mencubit pipi Chenle yang sudah kembali tembam karena banyak makan. Yang terkena perlakuan tersebut hanya tertawa, sambil berteriak kesakitan.

Aku tidak salah, kan? Memang Renjun Hyung seperti itu, kok!

Keadaan menjadi hening. Renjun dan Chenle saling bertatapan, saling memuaskan diri untuk memandangi wajah yang mereka sayangi.

"Kau tahu bahwa aku mencintaimu, kan?" tanya Renjun tiba-tiba, yang disetujui oleh Chenle dengan anggukan kepala.

"Dan sekarang aku juga mencintaimu, Renjun Hyung," ucapnya sambil tersenyum.

Pernyataan cinta dari Chenle memang tidak baik untuk dadanya. Renjun mati-matian untuk menahan debaran kencang yang tengah ia rasakan.

Buru-buru Renjun mengalihkan topik pembicaraan. "Sudah ingin tidur?"

"Eum. Tapi sambil berciuman, ya."

Nah, kan? Memang tak baik Chenle ini.

Tapi ya... Siapa sih, yang tidak mau ditawari untuk mencium orang yang kau sayangi—ups, maksudnya, orang yang kau cintai? Apalagi, yang menawarinya adalah orang itu sendiri.

"Eh, ada syaratnya deh."

Renjun langsung membeku di posisinya yang sudah sangat dekat dengan bibir tipis milik Chenle.

"Ciumnya pelan-pelan, dan jangan sampai ke leher ya. Hihi."

Dasar anak ini.

Sudah tidak dapat menahan hasratnya, Renjun langsung meraup bibir yang sudah menjadi favoritnya. Bahkan ia tidak sadar jika ia menciumnya dengan cukup kasar, sampai pundak kanannya ditepuk keras oleh Chenle. Yang ditepuk hanya terkekeh dalam ciumannya, kemudian ia melembutkan ciumannya pada pemuda mungil tersebut.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

잘자요. Semoga malam kalian bisa seperti cerita mereka berdua yang satu ini ya. 🌜

Thank you for spend your night with Renjun and Chenle. :)




-

One of These Nights [RenLe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang