💪

1K 148 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Akhirnya bisa rebahan juga..."

Pukul sebelas malam, di dalam kamar tidur yang tidak begitu besar namun nyaman bagi pemiliknya, Chenle.

Tidak lupa, sebuah kewajiban bagi sosok yang selalu bersarang di kamarnya itu, untuk merentangkan lengan kirinya yang akan dijadikan sebagai bantal leher untuk sosok yang dicintainya, dan ia pun menerimanya dengan senang hati.

Chenle langsung merapatkan wajahnya pada dada Renjun, dan menaruh lengan kirinya di pinggang sosok tersebut.

Pada intinya, dia minta dipeluk. Bukan Renjun yang minta, tapi Chenle.

Ia hanya terkekeh gemas melihat tingkah dari pemuda yang baru saja mendaratkan badannya beberapa detik yang lalu. Merasa tak tahan, Renjun mengacak-acak surai cokelat gelap milik Chenle.

"Katanya hari ini kau ada perlombaan di sekolah?"

Sebuah anggukan kepala Renjun rasakan di dalam pelukannya.

"Gimana? Menang?"

Chenle melepas pelukannya, lalu menjawab, "Tidak, sih, tapi aku senang karena bisa ikut lomba tarik tambang."

"Hah? Tarik... tambang?"

"Iya, Hyung... Tambang itu sebuah tali yang tebal dan kuat, dan bahannya memang sedikit kasar," jelas Chenle.

"Lalu? Hanya sekedar menarik tali?"

Aku baru ingat kalau Renjun Hyung bukan manusia. Maklum deh.

"Aku dan teman-temanku membentuk satu tim, lalu melawan tim lainnya dari kelas yang berbeda, Hyung. Jadi, kami saling tarik-menarik. Nah, di tengah talinya kan ada sebuah tanda, kalau tanda itu sudah memasuki batas wilayah salah satu tim, maka tim itu yang menang."

Renjun pun mengangguk-ngangguk sambil menganga. Kemudian ia bertanya, "Kenapa kau kalah?"

"Ya, karena tim yang kami lawan badannya besar-besar semua, dan tenaga mereka bukan main!"

"Dan kenapa kau ikut lomba beginian?"

"Karena aku kuat!" serunya.

"Dengan badan semungil ini?"

"Hyung jangan mengejekku, gini-gini aku sering menang adu panco dengan teman-teman lelaki di kelasku, loh!"

"Adu panco?"

"Adu kuat maksudnya, hehe."

Chenle mengeluarkan salah satu tangannya, ia letakkan di antara mereka berdua. Renjun hanya mengikuti pergerakannya, yaitu ikut mengeluarkan tangannya dan diletakkan di lokasi yang sama. Yang lebih muda langsung meraih tangan Renjun, lalu memegangnya seperti ia berjabat tangan dengannya.

One of These Nights [RenLe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang