WARN! 18+! EXPLICIT CONTENT!
Setelah mereka berdua terkekeh bersama akibat pernyataan yang Renjun ucapkan tadi, sosok yang bukan manusia itu langsung menyatukan bibirnya dengan bibir milik Chenle. Ia mengulum, melumat, serta menyapu benda kenyal tersebut yang terasa adiktif baginya. Begitu pula dengan Chenle.
Ciuman yang kedua sosok itu lakukan tidak terkesan terburu-buru, atau terlalu nafsu. Lembut dan perlahan. Kalau menurut Renjun sih, agar Chenle dapat menyeimbangkan permainannya.
Sebelum Renjun bersiap untuk menyelinapkan tangan kirinya untuk mengusap dada halus Chenle, ia mengikutsertakan lidahnya ke dalam mulut hangat yang lebih muda, menari-nari di dalam, dan tak lupa menyapa lidah yang bersarang di tempat hangat tersebut. Ia juga mengajak lidah lembut milik Chenle untuk berkunjung ke dalam mulutnya.
Hawa terasa semakin panas, nafsu yang dimiliki kedua insan tersebut mulai menggebu-gebu. Hal itu bukan berarti harus mempercepat permainannya agar cepat merasa puas. Renjun tetap mempertahankan tempo yang tidak terlalu lambat namun tidak terlalu cepat pula, membuat Chenle semakin menikmati sentuhan-sentuhan yang diterimanya, terutama di bagian bibirnya.
"Mmmhh... H—Hyunghh..."
Chenle melenguh ketika salah satu tangannya menepuk-nepuk bahu Renjun. Sepertinya ia mulai kehabisan napas saking pengapnya hawa yang mereka ciptakan.
Renjun merespon tepukan tersebut, dengan sedikit tidak rela ia melepas tautan bibirnya dari bibir pemuda tersebut. Dapat ia lihat, wajah Chenle yang sudah benar-benar memerah.
"Masih mau dilanjut?"
Chenle hanya mengangguk malu. Bagaimanapun, ia sudah meminta padanya, dan tidak mungkin jika di pertengahan jalan tiba-tiba ia menolaknya, bukan?
Renjun tersenyum lebar, entah memang tersenyum saja atau tersenyum menyeringai. Sosok tersebut bangkit, lalu mengubah posisi badan Chenle menjadi terlentang. Ia langsung membuka kaos yang ia gunakan, menaruhnya di samping kasur, dan menatap kedua mata bulat itu dengan intens.
"Sepertinya wajahmu sudah memanas. Saatnya memanaskan badanmu, sayang."
Tidak peduli dengan ekspresi terkejut milik Chenle, ia langsung meraih ujung kaos putih yang ia kenakan kemudian melepasnya. Kedua tangan pemuda imut itu refleks terangkat ketika Renjun berusaha untuk melepas kaosnya. Bahan kain yang sempat menutupi tubuh pemuda imut itu juga ia taruh di samping kasur.
Kini, baik badan kurus yang tidak begitu terlihat atletis milik Renjun maupun badan halus dan seputih susu milik Chenle, telah terekspos.
Chenle semakin gugup melihat tubuh setengah telanjang sosok tersebut, yang sialnya malah menambah ketampanannya. Di sisi lain, Renjun semakin bergairah melihat tubuh setengah telanjang pemuda itu, yang membuatnya ingin segera mencicipi dan menelusurinya tiap inci.
KAMU SEDANG MEMBACA
One of These Nights [RenLe]
Fanfic[COMPLETED!] "Aku ingin Hyung ada di dunia nyata..." "Tenang, setiap malam kau akan selalu menemuiku, kan?" "I... iya..." Dan tidur bersama. . . . Ini bukan sebuah cerita tentang kapal tenggelam, ini sebuah kumpulan cerita Renjun dan Chenle di setia...