Di antara banyak cerita dan adegan yang mereka lakukan setiap malamnya, ada suatu waktu dimana Renjun dan Chenle menjalankan ritual malam sebelum akhirnya terlelap dan pergi ke alam mimpi. Itu adalah pertanda dimana pemuda yang masih duduk di bangku SMA itu sedang tidak memiliki masalah apapun, tidak ada yang perlu dibicarakan, dan melewati satu hari itu dengan lancar dan biasa-biasa saja.
Yang artinya tidak ada keributan di malam tersebut. Chenle bisa tidur tenang, Renjun pun bisa mendapatkan pelukan gratis darinya, jadi mereka sama-sama untung.
Bagi yang ingin tahu bagaimana ritual malam mereka, kegiatannya super simple kok. Sedikit romantis, namun tidak dipenuhi dengan nafsu berlebih.
Dimulai dari Chenle yang berbaring di samping Renjun, menghadap ke arahnya. Yang lebih tua melakukan hal yang sama, yaitu berbalik untuk berhadapan dengan yang lebih muda. Mereka berdua akan saling tatap selama hampir satu menit, sampai salah satu memulai aksi berikutnya.
Ah, si penulis lupa menyisipkan ini. Renjun akan selalu merelakan lengan kirinya untuk dipakai sebagai bantalan leher untuk Chenle, begitu anak itu menidurkan dirinya.
Setelah kegiatan saling tatap, tahap selanjutnya yang mereka lakukan berbeda setiap malamnya. Entah Renjun yang mencium seluruh bagian wajah sosok mungil yang disayanginya hingga melumat pelan bibir tipis miliknya, Chenle yang mencium pipi, bibir, sekaligus leher milik sosok yang bukan manusia itu, Renjun yang hanya mendekap badan yang lebih kecil sembari mencium keningnya dan menikmati wangi yang dimilikinya, ataupun Chenle yang memeluk erat yang lebih tua dengan menyembunyikan kepalanya yang cukup besar ke dalam dekapan Renjun dan menikmati aroma manis namun maskulin miliknya.
Atau tidak, Renjun yang dengan jahilnya menghimpit Chenle hingga anak itu tidak bisa bergeser kemanapun, karena dirinya terjebak antara dinding dan tubuh milik sosok tersebut. Di saat itu, ia hanya pasrah jika diapa-apakan oleh Renjun, meredam debaran yang semakin kuat di dadanya, dan membiarkan dirinya ditatap lekat-lekat dengan jarak satu sentimeter oleh yang lebih tua. Peduli soal wajahnya yang sudah merona merah karena tersipu.
Bisa juga, Chenle yang tumben manja sama dia. Ini adalah bagian yang paling Renjun sukai dari seorang Chenle, karena jarang juga dia mau berbuat seperti itu. Dari memeluk lebih dulu, menempelkan telapak tangannya pada dada Renjun hanya untuk merasakan degupan pada dadanya, dan memulai ciuman lembut yang berlangsung cukup lama.
Apa bagian terpenting dari ritual malam mereka?
Kalau kata Renjun, "Ciuman selamat malam dari Chenle. Hehe."
Kalau Chenle boleh jujur, ia akan menjawab, "Ciuman di keningnya dalam waktu yang cukup lama. Hanya ciuman itu yang dapat menenangkan pikiranku yang selalu berlari-lari di dalamnya."
Chenle di mata Renjun, adalah seseorang yang manis, lembut, dan mudah rapuh. Terkadang perhatian, namun lebih banyak memukul dirinya.
"Itu karena Renjun Hyung mesum!"
"Tapi kau kan juga menikmatinya, sayang..."
Renjun tahu, kalau Chenle itu kuat. Walaupun wajahnya yang manis itu sering mengalahi perempuan yang ada di sekolahnya—kalau kata Chenle sih, tapi dia itu laki-laki. Dari yang ia tahu, harusnya laki-laki itu kuat. Jadi ia yakin, bahwa Chenle bisa menjalani kehidupan yang cukup berat ini, dari kedua orangtuanya yang sering berpergian keluar hingga tak pulang, tinggal dalam kesepian, sampai cerita cintanya di kehidupan nyata yang selalu tidak berjalan dengan mulus.
Sesosok Renjun di mata Chenle, jika kalian ingin tahu, adalah sosok yang sangat ia inginkan dan harapkan untuk benar-benar ada di dunia ini. Sosok yang memberikan seratus persen perhatian padanya, menerima dirinya apa adanya, selalu memberikan solusi dan kata-kata penenang untuknya. Jujur saja, bagi Chenle, Renjun tidak begitu mesum. Ciuman yang diberikan Renjun untuknya adalah sebuah bentuk perhatian dan kasih sayangnya yang begitu tulus. Chenle dapat merasakannya saat dia dan dirinya melakukan itu, dan ia benar-benar menikmatinya.
"Aku percaya, jika ada orang di dunia ini yang sama sepertiku."
"Iyakah? Bahkan aku tidak pernah mendapatkan seorang pun yang kasih sayangnya sebesar dirimu, Hyung."
"Pasti ada, Chenle. Walaupun kemungkinannya sangat sangat kecil."
"Bolehkah kau saja yang muncul di dunia ini sebagai manusia? Bertemu setiap malam saja rasanya tidak cukup."
"Jika bisa, aku juga ingin seperti itu. Tapi kurasa... kita yang seperti ini saja sudah cukup. Tidur berdua, berciuman setiap malam, memberi kehangatan walaupun hanya bertahan sampai beberapa jam."
"Tapi..."
"Kau harus belajar bersyukur, sayang. Setidaknya, hingga saat ini, kau masih bisa berbagi cerita denganku, kan?"
"Emm... ya. Kalau begitu, aku harus bersyukur karena telah memiliki sosok sepertimu, Renjun Hyung. Thanks a lot."
"Hah?"
"Artinya, terima kasih banyak, Renjun Hyung yang kusayangi. Hahaha."
Percakapan kali ini diakhiri dengan kecupan di bibir masing-masing, dan pelukan erat.
.
.
.
Selamat malam. Semoga malam kalian bisa seperti Renjun dan Chenle. 🌜
Ternyata... Sulit juga buat update cerita tiap malam. Tapi seru.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
One of These Nights [RenLe]
Fiksi Penggemar[COMPLETED!] "Aku ingin Hyung ada di dunia nyata..." "Tenang, setiap malam kau akan selalu menemuiku, kan?" "I... iya..." Dan tidur bersama. . . . Ini bukan sebuah cerita tentang kapal tenggelam, ini sebuah kumpulan cerita Renjun dan Chenle di setia...