[COMPLETED!]
"Aku ingin Hyung ada di dunia nyata..."
"Tenang, setiap malam kau akan selalu menemuiku, kan?"
"I... iya..."
Dan tidur bersama.
.
.
.
Ini bukan sebuah cerita tentang kapal tenggelam, ini sebuah kumpulan cerita Renjun dan Chenle di setia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chenle..."
"Ya?"
"Aku menyayangimu. Ah, mencintaimu. Hehe. Tidur yang nyenyak."
Renjun mencium kening sosok yang disayanginya, ah, maksudnya "dicintainya", lalu memeluk erat sosok tersebut.
"Emm... Renjun Hyung..."
"Hmm?"
"Aku... Menyayangimu juga."
Renjun tersenyum, namun ekspresi bahagianya terpaksa diubah menjadi kaget ketika ia merasakan sesuatu yang sempat menempel pada lehernya hanya dalam satu detik.
"Kalau Hyung boleh menikmati leherku sepuasnya, kenapa aku tidak boleh menikmati lehermu juga?" begitu katanya.
Ah, Renjun menjadi gemas dengan kelakuan Chenle malam ini. Jadi ia mencium pucuk kepala anak itu sekali lagi, dengan waktu yang cukup lama.
"Maafkan aku yang belum bisa mencintaimu, ya."
"Hah?"
"Tadi Hyung bilang kalau kau mencintaiku, kan? Tapi aku hanya bisa sebatas menyayangimu... Jadi, maafkan aku, ya."
Renjun hanya tersenyum maklum, toh dia ini memang bukan siapa-siapanya anak itu. Manusia saja bukan. Sedih sih, tapi realitanya begitu.
"Hyung..."
"Yes, honey?"
"Jangan pernah pergi dari sisiku, ya. Temani aku setiap malam," kata Chenle.
"Tumben manja."
"Kau sendiri tahu, kan, jika aku susah memiliki teman untuk berkeluh kesah?"
"Iya..."
"Dan karena kau selalu menyalahkan dirimu yang bukan manusia, aku tidak ingin terus membuat Hyung merasa minder. Kehadiran Hyung membuat diriku merasa lebih baik dari sebelumnya."
Chenle melepaskan pelukan Renjun, lalu menatap dirinya dalam-dalam. Tatapan Chenle dapat diartikan sebagai, Jangantinggalkanaku.
"Iya, tenang saja... Siapa sih, yang bisa lepas dari sosok seimut ini?"
"Renjun Hyung... Aku ini laki-laki, dan laki-laki itu tidak imut!" gerutu Chenle.
"Tapi di mataku kau itu imut," balasnya.
Tetap saja Chenle kalah telak. Susah memang, melawan sosok yang bukan manusia ini yang kadang keras kepala.
Jadi, pemuda itu hanya memberi kecupan di bibir sosok itu. Setelahnya, ia langsung menyembunyikan wajahnya di dada Renjun.
Ah... Kenapaanakinimanissekali, sih?
"Jangan ganggu aku lagi, Hyung. Mau tidur."
Padahal... Renjun belum menikmati rasa dari bibir tipis milik Chenle. Satu detik untuknya tak mungkin cukup.
Tapi ya... sudahlah. Tidak baik mengganggu seseorang yang ingin bangun lebih awal di keesokan harinya. Daripada berputus asa karena tidak sempat merasakan ciuman manis lebih lama lagi, ada baiknya jika Renjun memeluk Chenle sambil menepuk-nepuk pelan kepalanya dan menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untuknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.