Setelah menemani Alaska mengabiskan bekal yang ia bawakan, kini Galenka melangkahkan kakinya seorang diri di koridor. Alaska sempat memaksa ingin mengantar, walaupun dengan Alasan hanya ingin lewat kelasnya tanpa mengucapkan tujuan yang sebenarnya.
"GALEN!"
Merasa terpanggil Galenka membalikan badannya, menemukan Keana yang tengah berlari ke arahnya. "Liat Dimas nggak lo?"
"Nggak."
"Yaaah," keluh gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya. "Emangnya kenapa?" tanya Galenka sambil melanjutkan jalannya.
Keana mengikuti dari belakang, "Dia ngambil botol minum gue!" seru Keana dengan raut wajah kesal.
Galenka terkekeh. "Kenapa si nggak pacaran aja? Dia tuh suka sama kamu," balasnya sambil tertawa begitu melihat wajah Keana yang semakin kesal.
"Ngaco! Bisa cepet tua gue pacaran sama dia, bawaannya mau ngomel terus!"
"Kamunya aja yang baperan huh." Keana mendengus lalu pamit pergi terlebih dahulu karena ingin mencari Dimas.
Sambil bersenandung kecil Galenka melanjutkan langkahnya. Ia terus tersenyum membalas sapaan orang-orang yang mengenalnya.
"Kak Raka!" serunya begitu melihat salah satu seniornya lewat.
"Eh, kenapa Len?"
"Nggak papa," Galenka nyengir. Raka juga ikut tertawa, sedangkan cowok di sampingnya sudah mengerucutkan bibir.
"Kok dia doang si Len yang di sapa, ini Abang Satria yang paling tampan dianggurin aja nih?" tanya Satria dengan raut kesal yang di buat-buat.
Galenka terkekeh. "Bosen ah liat Kak Satria mulu." ia menjulurkan lidahnya sambil tertawa. Membuat dua cowok itu ikut tertawa.
"Yauda, duluan ya Len." pamit Raka sambil menarik Satria yang tengah melambaikan tangan pada beberapa adik kelasnya, narsis!
"Dadah, Galen cantik!"
Galenka hanya terkekeh, lalu melanjutkan langkahnya untuk segera ke ruang jurnalistik. Hari ini ia berhalangan hadir, oleh karena itu dia ingin langsung izin pada seniornya.
Diliriknya jam yang melingkar dipergelangan tangan. Masih ada waktu lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Galenka mempercepat langkahnya. Ia tersenyum lebar begitu tiba di ruang jurnalistik, rupanya ketua jurnalistik, Langit, baru saja tiba bertepatan dengan datangnya Galenka.
"Kak!"
Langit menoleh, menatap Galenka dengan senyum tipis. "Kenapa, Len?" Galenka balas tersenyum. "Aku mau izin nggak latihan dulu, ada acara." Galenka mengaruk tengkuknya, sedikit takut akan di marahi, karena ini masih minggu ke tiga ia ikut jurnalistik dan sudah izin untuk tidak datang.
"Ohh, oke. Besok kalau bisa dateng ya, ada rapat soalnya." Galenka mengangguk. "Siap Kak!"
Setelah itu Galenka langsung berbalik, melangkahkan kakinya dengan cepat ke kelasnya karena bel tanda istirahat berakhir telah berbunyi.
***
"Jadinya di rumah siapa nih?" tanya Keana begitu bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi.
Dimas menoleh. "Rumah gue aja, sekalian ketemu calon mertua." Dimas menaik turunkan kedua alisnya. Sedangkan Keana sudah memutar bola matanya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALENKA
Teen FictionDisaat harus memilih antara dua pilihan. Dia yang kesepian, atau dia yang butuh uluran tangan. Kamu akan memilih yang mana? #266 FiksiRemaja [28. 11. 18] #548 TeenFiction [28.11. 18] ⓒCopyright by Amaliakrtka 2018.