Galenka tersenyum lebar menatap lensa kamera yang mengarah padanya. Kini Keana, Ralin, Dimas, Jo dan juga beberapa teman-temannya yang lainnya tengah berkumpul di rumah Galenka memberikan kejutan kecil-kecilan untuk gadis itu.
Jam menunjukan tepat pukul satu malam begitu beberapa temannya mulai pamit satu persatu untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Duluan, ya! Sekali lagi selamat ulang tahun Galenka!"
Galenka mengangguk sambil tersenyum lebar. "Makasih, ya, udah bela-belain dateng ke sini malem-malem."
"Makasih juga nih buat makanannya hahaha."
"Hati-hati, Bar, bawa cewek tuh," ujar Jo pada Bara. Bara mengangguk sambil mengangkat jempolnya.
"Kalian nginep, kan? " tanya Galenka. Ralin dan Keana mengangguk. Sedangkan Jo menggelengkan kepalanya.
"Nggak, Len. Gue sama Dimas mau ke warnet paling," ujar Jo yang langsung diangguki oleh Dimas.
"Warnet teroos!"
Dimas mendelik pada Keana. "Berisik, item!"
"Heh! Ngaca dong, jangan mentang-mentang sekarang pake baju putih lo jadi ikutan ngerasa diri lo putih, ngimpi!"
"Ya, su--"
"Berisik! Tengah malem juga." Jo menarik Dimas untuk kembali duduk, sedangkan Keana memilih membuat snap gram, tak lupa menjulurkan lidah terlebih dahulu pada Dimas, berniat mengejek cowok itu.
Galenka hanya terkekeh kecil sambil menggenggam erat-erat ponselnya. Batre ponselnya penuh, bahkan masih seratus persen. Galenka tidak membiarkan ponselnya kehabisan daya atau jauh dari jangkauannya barang sedetikpun.
Ramai.
Ya, ponselnya sangat ramai dengan ucapan yang diberikan oleh teman-temannya. Tapi itu semua seperti tidak ada artinya bagi Galenka. Senang, namun terasa kosong?
Galenka menatap jam tangannya yang kini mengarah tepat pukul dua pagi. Tidak ada pesan, tidak ada telpon. Tidak ada kabar sama sekali selama seminggu.
"Tidur, yuk, gue ngantuk." Galenka mengangkat kepalanya, menatap Keana yang kini tengah menguncir rambut panjangnya.
Ralin mengangguk tanda setuju. "Ayo, Len. Nggak usah khawatir, Alaska pasti ngabarin, percaya sama gue." Ralin menepuk bahu Galenka sambil tersenyum tipis. Galenka balas tersenyum sambil beranjak dari duduknya.
"Bang Jo, Dimas, tidur di sini aja gapapa. Nanti kalian bisa tidur di kamar tamu."
Dimas hampir saja mengangguk, namun kepanya sudah lebih dulu di tahan Jo. "Nggak usah, Len. Gue sekalian balik aja deh ama ini bocah atu."
"Yaudah, hati-hati, ya." Jo mengangguk sambil menarik Dimas keluar pintu utama rumah Galenka.
***
Hari ini merupakan pembagian rapot, Ralin dan Keana sudah rapih mengenakan baju bebas. Mereka akan berangkat ke sekolah bersama, lalu nanti orang tua mereka akan menyusul belakangan.
"Gue bagus nggak pake jepitan?" tanya Keana sambil mencocokan berbagai jenis warna jepitan milik Galenka.
Ralin menoleh. "Er... Jangan, deh."
"Kenapa emang? Perasaan bagus."
"Jangan pake perasaan." Galenka terkekeh. "Pake aja kalo emang menurut kamu bagus."
"Nah, saran lo emang selalu bikin seneng, beda banget kaya itu orang tu." tunjuk Keana menggunakan dagu. Ralin hanya menjulurkan lidahnya sambil lanjut menyisir rambut panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALENKA
Teen FictionDisaat harus memilih antara dua pilihan. Dia yang kesepian, atau dia yang butuh uluran tangan. Kamu akan memilih yang mana? #266 FiksiRemaja [28. 11. 18] #548 TeenFiction [28.11. 18] ⓒCopyright by Amaliakrtka 2018.