Tujuh belas

550 67 47
                                    

Alaska mengabaikan omongan sang pelatih, ia memilih bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya ke arah koridor kelas sebelas. Dari pagi ia belum bertemu Galenka karena terus-terusan di paksa mendengar arahan pelatih tentang perlombaan yang akan di laksanakan dua minggu lagi.

"Tanpa latihan juga pasti gue menang," gumam Alaska. Sombong!

Sambil menatap sekelilingnya Alaska membuka ponsel, ada satu pesan dari Galenka yang belum sempat ia balas. Tanpa membalas pesan tersebut Alaska melangkahkan kakinya ke kelas gadis itu, pelajaran masih berlangsung, mungkin sekitar sepuluh menit lagi baru berakhir. Alaska memilih duduk di bangku koridor sambil memainkan game dalam ponselnya.

Selang sepuluh menit, seperti dugaannya, bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi. Alaska langsung berdiri begitu satu persatu murid dari kelas Galenka mulai berhamburan keluar kelas.

"Ale!" teriaknya begitu melihat Galenka tengah berbincang dengan Keana dan Ralin.

"Alaska? Tumben ke kelas aku." Galenka nyengir, sambil meminta teman-temannya pergi terlebih dahulu.

"Nggak boleh?"

"Boleh dong! Ayo anterin aku pulang." Galenka tersenyum lebar, membuat Alaska menarik hidung Galenka pelan.

"Yah, ternyata gue ke duluan ya?" Alaska dan Galenka menoleh, menatap Devan yang kini sedang menatap mereka dengan tatapan seolah terluka.

"Deven?"

"Hai, cantik~" Galenka tersenyum. "Kenapa?"

"Mau ngajak lo kencan, tapi kayanya udah keduluan anjing lo," balas Deven sambil tersenyum miring menatap Alaska.

"Sembarangan! Dia bukan anjing aku tau, namanya Alaska, kamu belum kenal?" Deven semakin tersenyum lebar melihat tatapan Alaska yang semakin tajam.

"Belum nih, kenalin dong." pinta Deven. Galenka menyenggol lengan Alaska menyuruh cowok itu untuk bersalaman dengan Deven yang sudah lebih dulu mengulurkan tangganya. Melihat Alaska yang tampak acuh Galenka langsung menarik tangan cowok itu memaksanya untuk membalas uluran tangan Deven.

"Deven."

Galenka mencubit lengan Alaska begitu cowok itu hanya menatap Deven dengan datar.

"Alaska." keduanya bersalaman sangat erat, sangat erat sampai rasanya tangan keduanya ingin remuk.

"Seneng ketemu sama lo Alaska."

Alaska tidak menjawab, ia langsung menarik tangan Galenka lalu membawanya secepat mungkin menjauhi Deven.

"Hati-hati, ya! Awas di ajak ke hotel." Deven terbahak di tempatnya.

***

Setelah berdebat sepanjang jalan tentang dekatnya Galenka dan Deven yang secara tiba-tiba, kini keduanya tengah duduk berhadapan di sebuah kedai es krim yang tidak jauh dari sekolah mereka.

"Kamu kenapa si?" tanya Galenka begitu melihat wajah Alaska yang masih datar-datar saja.

"Emang kenapa kalo aku deket sama Deven? Cemburu, yaaaa?" Galenka terkekeh begitu melihat Alaska memutar bola matanya.

"Aska..." cowok itu masih diam tanpa menoleh sedikitpun.

"Aska..."

"Alaskaaaa!" masih tidak ada respon.

"Hm, tau gitu aku pulang sama Deven aja."

GALENKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang