Empat belas

644 95 68
                                    

Bel tanda berakhirnya pelajaran memang surga dunianya bagi pelajar. Semua langsung bersorak begitu bel pulang berbunyi.

"Nonton anak basket latihan, yuk!" ajakan Ralin membuat Galenka dan Keana menoleh. Keana mengangguk antusias, sedangkan Galenka mengernyit. "Bukannya ini senin? Kok ada latihan?"

"Sebulan lagi kan ada turnamen, pasti anak basket bakalan latihan setiap hari, lagian Alaska kan juga jadi ketuanya, mending nonton," ujar Ralin sambil merangkul bahu Galenka. Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu ketiganya jalan beriringan menuju lapangan.

Dari jauh terlihat lapangan sudah dipenuhi banyak orang, lebih tepatnya kaum hawa yang mengisi penuh lapangan.

"Penuh banget," ujar Galenka begitu melihat banyaknya orang yang memenuhi lapangan.

"Makannya sering-sering nonton, ini tuh sama aja kaya ajang pencarian jodoh, lo liat di sana, semua cewek centil mulai sibuk sama alat make up nya. Berharap ada salah satu anak basket yang ngelirik mereka, nggak sadar diri mukanya udah kaya adonan bakwan," ujar Ralin sambil mendengus di akhir kalimat, Keana dan Galenka hanya terkekeh lalu mulai mencari bangku yang kosong.

Setelah menemukan bangku yang kosong mereka langsung beergegas menempatinya sebelum keduluan yang lain. Kebetulan jarak tempat duduk mereka dekat dengan tempat anak-anak basket menaruh tasnya. Dari sini mereka bisa dengan jelas melihat semua anak basket memulai latihannya.

"Liat, liat! Itu kak Alaska makin ganteng aja." Galenka menoleh dengan kesal ke arah beberapa gadis yang tengah bersorak meneriakan nama Alaska.

"Cemburu, Mbak?" ejek Ralin sambil terkekeh.

"Biasa aja tuh,"

"Halah, coba sini gue liat mukannya, " ujar Keana sambil menarik dagu Galenka, namun langsung di tepis gadis itu.

"Ish apa si! Aku biasa aja padahal." gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal, namun tidak bertahan lama karena senyumnya kembali mengembang begitu melihat Alaska melihat ke arahnya. Galenka langsung berdiri sambil melambaikan tangannya heboh, membuat Alaska tersenyum tipis melihatnya.

"Semangat Aska!" teriakan Galenka mengundang perhatian banyak orang, gadis itu hanya terkekeh sambil kembali duduk.

"Semangat banget, Mbak," ejek Keana sambil terkekeh. Galenk hanya tersenyum lebar sambil terus melanjutkan acara menontonya.

"Ternyata seru, ya?" Ralin mengangguk tanda setuju. "Apalagi ada doi yang ikut main," jawab Ralin sambil menyenggol lengan Galenka.

"Hueheheh, Alaska ganteng banget ya, ototnya gede gitu," ujar Galenka sambil cekikikan yang di balas Keana dengan satu jitakan.

"Makannya, pepet terus jangan sampe ada celah buat cewek lain deketin," kata Ralin.

"Emang ada yang mau deketin Alaska?"

Keana mendengus. "Lo pikir cuma lo doang yang suka sama tuh cowok triplek, lo liat di ujung sana, itu cewek-cewek ganjen sampe bawa poster tulisan nama Alaska, padahal ini baru latihan belum lombanya." Ralin langsung menoleh ke arah para siswi yang di tunjuk Keana, seketika tawa gadis itu meledak.

"Hahahaha, itu si niat parah anjir!"

"Apa aku perlu bawa poster juga?" pertanyaan dengan nada polos itu membuat Keana dan Ralin menepuk keningnya.

"Ya nggak perlu segitunya, lo liat, kan? Tadi lo cuma teriak aja Alaska sampe senyum walaupun seujung senti tapi cuma lo yang bisa bikin dia kaya gitu," ujar Keana.

"Nah bener tuh, lagian Alaska nggak perlu poster apalagi spanduk, cukup lo dateng setiap dia latihan aja dia udah seneng," kata Ralin.

Galenka mengangkat kedua alisnya. "Kok kamu tau si?"

GALENKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang