-sebelas-

160 2 0
                                    

Taehyung sudah mencari kemanapun, tapi jungkook belum ditemukan. Taehyung duduk di bangku taman sekolah.

Bangku taman yang biasa ia duduki bersama orang yang ia cintai, namja yang ia cintai a.k.a jungkook.

Taehyung mengambil napas panjang, lalu menghembuskan nafasnya.

"Ini, minumlah" -pjm.

"Huh? Tidak chim. Aku tidak butuh itu sekarang" -kth.

"Kau butuh. Kau sangat kelelahan mencari jungkook" -pjm.

Namun sesungguhnya yang jimin rasakan adalah sakit. Mengetahui orang yang ia cintai memikirkan orang lain.

"Hmmm gomawo nee" -kth.

Jimin duduk di samping taehyung.

"Nee sama sama" -pjm.

[Jungkook]

"Aku tak menyangka taehyung bisa berbuat seperti itu. Dia bilang kemarin tak ingin di jemput ku. Katanya ingin berangkat sendiri. Nyatanya, dia pergi dengan jimin" -jjk.

Teet teet~~

Bel masuk sekolah berbunyi. Semua murid-murid disana masuk ke kelas mereka masing-masing. Namun, taehyung belum juga bertemu dengan jungkook.

--

[Pulang]

Jungkook langsung pulang, tak menunggu taehyung di tempat parkir seperti kemarin. Ia tak memperdulikannya lagi.

Taehyung pergi ke tempat parkir dengan jimin. Sambil merunduk karena perubahan besar yang buruk terjadi padanya dan cintanya.

Jimin melihat taehyung yang masih saja merunduk. Ia kasihan dengan taehyung. Dia ingin coba menghiburnya.

"Naiklah" -pjm.

Taehyung langsung masuk mobil tanpa berkata apapun.

Sesungguhnya yang ada di hati jimin hanyalah ia bukan sekedar kasihan, tetapi juga patah hati karena orang yang ia sayangi sedang memikirkan orang lain.

Jimin membelokan mobilnya ke suatu mall besar di sana.

Taehyung melihat ke arah luar.

"Mengapa kita kesini?" -kth.

"Aku tak ingin melihatmu terus bersedih. Aku mengajakmu kesini agar kau bahagia dan lupa dengan masalahmu sesaat" -pjm.

"Hmmm" -kth.

---

Taehyung dan jimin turun dari mobilnya, lalu masuk ke dalam mall itu. Mereka berjalan-jalan kesana kemari.

Mereka sampai di depan stan es krim.

"Pesanlah, aku akan membayarnya" -pjm.

Taehyung sedikit senang dengan adanya es krim.

Setelah taehyung mendapatkan es krimnya, mereka mencari tempat duduk di mall itu.

"Bagaimana? Apa kau senang?" -pjm.

"Nee terimakasih nee" -kth.

Taehyung masih memakan es krimnya.

"Taehyungie" -pjm.

"Wae?" -kth.

"Aku ingin mengatakan sesuatu" -pjm.

"Apa itu? Katakanlah" -kth.

"Hmm, aku ingin mengatakan ini sebelum aku tak bisa lagi mengatakannya" -pjm.

Taehyung tak mengerti dengan kata-kata yang jimin ucapkan.

"Apa maksudmu?" -kth.

"Hmm... Aku.." -pjm.

Taehyung masih fokus pada es krimnya.

"Kau apa?" -kth.

"Hmm akuu" -pjm.

Taehyung sedikit penasaran dengan apa yang akan jimin katakan. Dia berhenti memakan es krimnya sejenak lalu memaksa jimin bicara dengan benar.

"Katakanlah dengan benar. Kau apa?" -kth.

"Ini begitu sulit" -pjm.

Bang bang!!

Dua kali tembakan yang mereka dengar.

"Suara apa itu?" -kth.

"Entahlah" -pjm.

"Aku sangat takut" -kth.

Seorang berjaket dan bermasker hitam datang membawa pistol.

Seluruh orang di mall itu berlarian keluar.

"Akhirnya kau ku temukan!" -bcd.

"Siapa kau?" -pjm.

"Jangan pura-pura tidak tau" -bcd.

"Anni! Kau siapa? Bahkan aku tak pernah melihatmu" -pjm.

"Sudahlah, jeon jungkook! Berikan taehyung padaku" -bcd.

Taehyung berbisik pada dirinya sendiri.

"Jeon jungkook? Apakah dia salah orang?" -kth.

"Tak! Aku tak akan memberikan taehyung pada siapapun" -pjm.

"Oh begitu? Kalau begitu. Berarti kau memilih untuk mati eoh?!" -bcd.

Taehyung dan jimin terkejut dengan apa yang yeoja itu katakan.

Chundae mengarahkan pistol ke arah taehyung.

.
.
.
.
.

Tbc................

Gomawo dah baca..

Loving You. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang