-lima belas-

141 2 0
                                    

"aku tak ingat mempunyai barang ini" -kth.

Taehyung memegangi dahinya.

Ingatan itu muncul. Seakan menyelimuti sore itu.

Flashback mode on.

Saat itu taehyung dan jimin berusia 12 tahun. Di hari saat penobatan taehyung sebagai ketua angkatan mereka. Walaupun mereka belum lulus dari sekolah itu, bahkan baru masuk. Tapi taehyung sudah di nobatkan. Jimin memberikan sebuah kotak bersampulkan kertas kado.

"Ini ambilah" -pjm.

"Apa ini?" -kth.

"Buka saja" -pjm.

Di dunia yang sekarang, setelah taehyung mengingat, ia membuka kotak itu.

Taehyung membuka kotak itu.

"Fotoku dan foto mu?" -kth.

"Nee" -pjm.

Taehyung mengambil salah satu foto.

"Apa ini chim? Aku terlihat buruk di foto yang ini" -kth.

"Tak apa. Simpanlah. Kau akan tersenyum jika suatu saat kau melihat foto-foto ini lagi" -pjm.

Bukan, bukan senyuman. Tangis. Itu yang ada di wajah taehyung. Mengingat kembali kenangan manis itu membuat taehyung ingin kejadian itu terulang kembali.

"Baiklah. Aku akan menyimpannya sampai kapanpun" -kth.

"Lihatlah chim, aku masih menyimpannya" -kth.

Jimin tersenyum pada taehyung, taehyung membalasnya.

Flashback mode off.

"Apapun pemberian mu, aku akan menyukainya. Dan terus menyukainya. Jika itu kau berikan dengan cinta" -kth.

Taehyung mengaduk kotak itu. Di bagian paling bawah ternyata ada foto mereka berdua, seukuran poster.

"Aku akan memajang ini dikamarku" -kth.

Tiupan angin yang begitu kencang, membuat jendela kamar taehyung terbuka lebar. Membuat angin bebas saja memasuki kamar taehyung.

Taehyung pergi mendekati jendela.

Saat taehyung sampai di jendela, hujan turun sangat deras, namun tak ada petir.

Taehyung menjulurkan tangannya ke luar jendela.

Ayunan taman. Taehyung melihat ke arah ayunan di taman nya.

Terbayang olehnya, ada dua orang anak laki-laki yang masih sangat kecil. Kira-kira berumur 5 tahun.

"Dorong lagi chim" -kth.

"Tapi kapan aku bisa naik ayunannya juga bersamamu?" -pjm.

"Setelah aku puas" -kth.

"Ini hujan" -pjm.

"Nee aku tau" -kth.

"Baiklah aku akan mendorongkan ayunan ini khusus untuk mu. Agar kau bahagia" -pjm.

Taehyung turun dari ayunan itu.

"Mengapa kau turun?" -pjm.

"Aku tak ingin sahabatku hanya merasakan hujan ini sendirian. Maukah kau berbagi hujan ini denganku?" -kth.

Jimin memberi senyuman lalu anggukan yang halus.

Taehyung berlari menjauh.

"Tangkap aku jika kau bisa" -kth.

Jimin mengejar taehyung.

Tubuh mereka sudah basah oleh air hujan yang sangat deras kala itu.

Taehyung tersandung batu dan ia terluka. Jimin langsung berlari menghampiri taehyung.

Jimin menangis memandangi luka taehyung. Tapi, taehyung sama sekali tidak menangis. Malah ia yang menenangkan jimin.

"Sudahlah, ini hanya luka kecil" -kth.

"Aku tak menyukainya. Segala hal yang membuat sahabatku kesusahan, aku membencinya. Aku tak menyukainya" -pjm.

"Sudahlah chim. Aku tak apa" -kth.

Jimin menghapus air matanya.

"Mari masuk. Hari semakin malam" -kth.

Jimin hanya memberi jawaban dengan anggukan.

--

Ingatan taehyung itu membuat lagi lagi air matanya mengalir.

"Kemanakah dirimu sahabatku??" -kth.

Taehyung melangkahkan menuju kaca di kamarnya.

Ia akan menyentuh kaca yang mencerminkan dirinya.

Tapi, tangannya malah jadi mengepal. Dan menarik lagi tangannya ke dadanya.

"Sungguh bodoh! Kau lah yang membunuh sahabatmu sendiri!! Tidak tau malu! Mengapa kau masih saja ada di dunia ini?" -kth.

Taehyung menjatuhkan dirinya ke lantai dengan dua kaki menekuk di sampingnya. Ia menangis, tangisan yang sungguh sendu.

"BODOH! KAU SUNGGUH BODOH! MATI SAJA KAU" -kth.

Jimin. Lebih tepatnya, arwah jimin. Memeluk taehyung dari belakang.

Begitu hangat, perasaan taehyung begitu hangat saat dipeluk jimin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc.............

Yey akhirnya up lagiii🙌

Purple u💜💜

Loving You. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang