"Gea! Gibran! Bangun!" Bentak seorang guru BK sambil mengguncang guncang tubuh Gea dan Gibran.
"Mhhh.... iya Mahh.... ampun... Gibran gak ngehamilin anak orang kok," gigau Gibran yang menyangka bahwa orang yang berusaha membangunkan nya adalah sang mama.
"Heh! Bangun!" Bentak guru BK tersebut gemas dengan tingkah laku Gibran yang membangkang.
Mendengar bentakan itu, Gea dan Gibran tersentak kaget lalu bangun dari tidur nya.
"Ngapain kalian bolos?! Udah gitu berduaan pula disini. Sekarang, lari muter lapangan 30 kali!" Suruh guru BK tersebut dan kembali ke ruangan nya.
'Guru sialan,' Batin Gibran.
Mereka pergi ke lapangan. Disana terasa sangat panas. Gibran terlihat mulai lelah. Lari nya lama lama berhenti. Sedangkan Gea, dia masih dalam keadaan b aja. Gea sudah berlari 27 kali. Sedangkan Gibran, baru 13 kali.
"Gea! Lo gak capek ya?! Gue aja udah capek lari lari disini! Mana lapangan nya gede banget lagi! Gue gusur lama lama!" Teriak Gibran melampiaskan kekesalan nya.
Sementara Gea sudah menyelesaikan hukuman nya. Dia bersandar pada pohon rindang yang berada di sisi sebelah kanan lapangan, berjauhan dari tempat istirahat Gibran.
Mendengar teriakan Gibran, dia merasa iba juga. Lalu Gea menghampiri Gibran dan memberi nya minum.
"Gue aja yang ngejalanin hukuman lo. Tunggu disitu," ucap Gea datar saat Gibran menerima minuman yang ia beri.
Gea mulai kembali berlari di lapangan. 17 kali. Gea merasa biasa saja. Dia sudah terbiasa berlari lari di lapangan saat matahari terik. Sedangkan Gibran, dia hanya cengo. Harus nya dia yang menjadi pahlawan. Tapi, malah sebaliknya.
'Kok gue kek banci banget ya kalo dibandingin sama Gea?' Batin Gibran.
🎣🎣🎣🎣🎣
"GEA!!! GIMANA KESAN DAN PESAN NYA BISA BERDUAAN DI TAMAN SAMA KAK GIBRAN?!" Teriak Jane yang membuat Gea geram.
Bel istirahat ke dua sudah berbunyi beberapa detik yang lalu. Gea, dia masih memikirkan kejadian beberapa waktu lalu saat dia sedang bolos bersama Gibran.
"Kenapa Gak ngebangunin gue?" Tanya Gea dengan nada dingin. Sedangkan Jane, dia hanya cengengesan gak jelas.
"Ishh.... gini ya Ge... kalo lo berduaan melulu sama kak Gibran, lo lama lama bisa nyaman sama dia. Pas nyaman, lo jadi cintah deh sama dia. Kalo cinta, lo udah gak bersikap dingin kek kulkas berjalan lagi deh. Trus... kalo udah gak kayak kulkas berjal---" cerocos Jane yang membuat Gea harus membungkam mulut Jane.
"Bacot," balas Gea sambil keluar dari kelas nya membawa novel dan earphone nya.
Gea ingin pergi ke kolam renang sekolah. Tapi, saat melewati ruang osis, dia mendengar sesuatu.
"Aduh Gibran.... lo kalo gak cinta sama Gea, ngapain macarin tuh anak. Ntar baper, gue yang repot," ucap seseorang yang berada di dalam ruang osis tersebut.
"Jane yang nyuruh" balas seseorang lagi.
Suara itu. Gea sangat mengenali nya. Ya, suara Gibran. Gibran tengah berbincang bincang dengan kedua adik kembar Gea -- Zean dan Zeon.
"Tuh anak ngapain sih nyuruh nyuruh lo pacaran sama Gea? Woi Zeon. Urusin noh calon lo," ucap Zean dengan kesal sambil duduk di sebuah meja yang berhadapan dengan Zeon.
Gea? Sedari tadi dia sudah masuk ke dalam ruang osis. Tapi, belum ada satu pun yang menyadari keberadaan nya.
"Calon? Calon pacar? Gue duluan kali yang ngambil. Udah lama gue suka sama Jane. Tapi belum berani nembak," sahut Gibran yang seketika membuat Zean, Zeon, dan Gea diam membeku.
"Emm.... Jane itu calon tunangan gue," ujar Zeon sambil tiduran di meja.
"Serius? Jangan boong ah. Lo aja masih SMA. Jangan aneh aneh deh," balas Gibran sambil terkekeh pelan.
"Serius Bran. Gue sama dia di jodohin," ucap Zeon yang sebenarnya tak suka bila Gibran menyukai Calon Tunangan nya itu.
Gibran membeku. Dia tersenyum. Lalu berdiri dan menjabat tangan Zeon.
"Selamat ya. Kayak nya gue harus buka hati gue buat orang lain. Tolong jagain Jane," ujar Gibran sambil menepuk nepuk pundak Zeon.
Gibran berjalan ke luar ruangan osis. Tapi, langkah nya tercekat saat melihat mata sendu Gea.
"Sorry ganggu," ucap Gea dingin dan kembali dengan tatapan elang nya.
Gea kemudian pergi dari hadapan Gibran. Zean dan Zeon yang melihat itu tercengang. Begitu pula dengan Gibran.
"Apa gue salah?" Tanya Gibran yang kembali lagi bersama Zean dan Zeon.
"Ya. Lo salah. Gue tau dia udah mulai baper. Jangan buat dia kecewa. Sekali nya dia kecewa, dia bakalan ngeluarin tatapan membunuh yang bikin semua orang lari. Dan, jangan buat dia mengeluarkan tatapan itu untuk kedua kali nya," ucap Zeon sambil menepuk nepuk pundak Gibran yang sedang melamun memikirkan perkataan Zeon.
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Girl
Teen Fiction(COMPLETE) (Warning! Bahasa berantakan, gak baku, dan lain sebagainya yang mungkin bisa bikin kalian gak nyaman) Gea yang berubah drastis karena masa lalu nya yang kelam. Sikapnya berubah menjadi pendiam. Seluruh siswa pun tau bahwa Gea adalah gadis...