PART 18

23.7K 1.1K 6
                                    

"SEMUA BARIS! PEMANASAN! 25 KALI PUSH UP! JALAN JONGKOK DARI UJUNG LAPANGAN KE UJUNG LAPANGAN 15 KALI!" Teriak teman eskul Gea.

"Lo liatin apaan sih Ge?" Tanya Rahma, teman baik Gea di eskul paskibra.

"Em... gak.... anak anak udah di suruh pemanasan?" Balas Gea gelagapan.

"Lo gak denger tadi gue teriak teriak? Trus, tumben banget lo ngomong lebih dari 3 kata," ujar Rahma bingung.

"Em... gak papa... lo udah pemanasan blom?" Ucap Gea mengalihkan pembicaraan.

"Males ah. Panas. Ntar aja nunggu adem" jawab Rahma sambil menyandarkan kepala nya.

"Ck. Emang dikira tuh anak kelas 10 gak kepanasan hah? Bodo ah. Gue pemanasan dulu. Kak Boby dikit lagi dateng loh," cerocos Gea yang membuat Rahma tercengang. Baru kali ini Gea ngomong panjang lebar dihadapan nya.

"Lo kerasukan? Mau gue bawa ke UKS gak?" Ucap Rahma asal.

Sedangkan Gea, dia tak membalas perkataan Rahma. Dia terus memperhatikan Jane dan Gibran yang sedang eskul basket.

"Ohh... gue tau. Lo cemburu kan sama Jane?" Tebak Rahma yang disertai seringaian kecil yang dibalas Gea dengan mengangkat bahu nya secara acuh.

Gea kemudian berlari ke lapangan dan melakukan pemanasan. Dia sadar, dia tak boleh kacau hanya karna Gibran yang berdekatan atau bahkan menyukai Jane. Dia harus fokus pada latihan nya agar tampil sempurna saat menjadi paskibraka saat agustusan nanti.

Tapi tanpa Gea sadar, Gibran sedari tadi menatap Gea yang sedang fokus pemanasan sambil tersenyum.

🏰🏰🏰🏰🏰

Di rumah, Gea kembali memasang sikap dingin dan datar nya.

"BRAK!"

Gea membanting pintu kamar nya. Yang membuat seluruh maid terkejut.

"Anjing anjingg!!! Kok gue kesel sih kalo liat Kak Gibran sama Jane?!!! Jangan jangan gue mulai suka sama dia?! Eh anjing! Gak boleh gak boleh! Awas lo Ge kalo beneran suka sama dia! Gue bantai!" Cerocos Gea yang kesal pada diri nya sendiri.

Lalu Gea memutuskan untuk kembali ke rumah nya. Dia ingin melampiaskan kekesalan nya pada perabotan rumah. Tapi, Gea tak mau memberantaki rumah yang dimiliki nya ini.

Gea bergegas bersiap siap dan setelah itu izin pada para maid dan security. Lalu dia mengambil mobil BMW nya dan pergi dengan kecepatan rata rata.

🏪🏪🏪🏪🏪

"Zean, Zeon... kamu ketemu kakak mu Gea gak di sekolah?" Tanya Rena yang khawatir pada kondisi Gea.

"Gak Bun... tapi ada Gibran kok yang selalu ngawasin Gea di sekolah," ucap Zeon yang membuat Rena sedikit tenang.

"Tapi... Bunda kangen banget sama Ge---"

"Gea juga kangen kok sama Bunda," ucap Gea sambil memeluk tubuh Bunda nya dari belakang.

"Gea.... kamu dari mana saja nak...." kaget Rena yang langsung membalas pelukan Gea.

"Yang disini mah apa kabar? Di peluk aja gak pernah," iri Zean.

Seketika itu juga, tawa Rena dan Zeon pecah. Tapi tidak dengan Gea. Dia hanya terkekeh kecil.

"Haduh.... berisik tau gak.... Ayah lagi tidur nih," seru Rayent tiba tiba sambil turun dari tangga dengan lunglai.

"Ih kamu.... Gea udah balik nih!" Seru Rena semangat.

Seketika itu juga, mata Rayent terbuka lebar. Dia langsung berlari menghampiri Gea dan memeluk tubuh nya. Gea yang belum siap, hampir terhuyung ke belakang. Untung saja ada seseorang yang menahan tubuh nya agar tak terjatuh.

"Eh... Gibran... sini duduk. Tante buatin teh dulu ya," ucap Rena lalu berjalan ke arah dapur diikuti oleh Rayent.

Mendengar nama Gibran, refleks Gea menoleh kebelakang. Seketika itu juga, tubuh nya membeku.

"Kok diem? Gak nyuruh gue duduk nih?" Tanya Gibran.

"Tadi nyokap gue udah nyuruh lo duduk," balas Gea datar dan dingin.

Zean dan Zeon yang melihat itu hanya geleng geleng kepala.

"Ge... kita jalan jalan yuk. Kita belum pernah nge date lohh..."

"Nge date? Siapa lo?" Ucap Gea yang menusuk tajam di hati Gibran.

Gibran diam membeku tak melanjutkan pembicaraan nya lagi. Sementara Zean dan Zeon? Mereka tertawa keras. Gea? Dia hanya tersenyum tipis melihat reaksi Gibran.

"Yok," ajak Gea sambil mengulurkan tangan nya ke arah Gibran sambil tersenyum lebar.

Zean dan Zeon tercengang. Dia merasa bahwa Gea berubah. Dia menjadi gadis yang murah senyum. Meskipun masih dingin dingin juga. Gibran? Dia membalas uluran tangan Gea. Gibran merasa tenang dan nyaman saat melihat tatapan sendu dan senyuman manis Gea.

'Lo aneh. Dikit dikit berubah. Tapi kok gue sayang ya?' Batin Gibran sambil tersenyum.

~TBC~

My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang