EXTRA PART (2)

37K 923 25
                                    

"Ge..." panggil Gibran lesu.

"Apa?!" Ketus Gea yang sampai sekarang masih ngambek.

"Ayolah sayang... jangan ngambek dong," bujuk Gibran yang kembali diacuhkan oleh Gea.

"Hm... iya, nanti pas udah gak ngambek balik aja sana lagi ke Australia sama SEKRETARIS nya!" Bentak Gea dengan menekankan kata sekretaris.

"Tabahkan lah hati hamba mu ini ya Tuhan," gumam Gibran pasrah dengan sikap Gea.

〽〽〽〽〽

"Ma... tolong bantuin Rey," ucap Rey pada mamanya yang kini sedang memasak untuk makan malam.

"Kenapa Rey?" Tanya Gea lembut sambil menghampiri Rey yang sedang repot dengan sesuatu di lehernya.

"Ini mah. Papa nyuruh Rey make dasi. Tapi Rey kan gak tau caranya, trus gimana ma?" Jelas Rey dengan polos yang membuat Gea mengernyitkan keningnya bingung.

Untuk apa suaminya itu menyuruh Rey memakai dasi di rumah yang jelas jelas sedang tak ada acara formal?

"Udah udah... gak usah dilanjutin make dasinya. Papa mu itu emang nakal nyuruh kamu kayak gini," balas Gea sambil membantu Rey melepaskan lilitan dasi yang mengikat lehernya.

"Sekarang kamu panggil Achel ya, makan malam sedikit lagi siap," suruh Gea yang membuat Rey langsung bergegas membangunkan adik kembarnya itu dari tidurnya. Achel memang suka tidur. Dia bahkan dijuluki Rey sebagai putri tidur.

"Awas aja kamu Bran," gumam Gea geram pada Gibran.

⌚⌚⌚⌚⌚

"Sayang," panggil Gibran sambil memeluk pinggang Gea dari belakang yang diacuhkan oleh Gea.

"Sayang," panggil Gibran sekali lagi.

"Apaan sih?! Awas ah! Ganggu aja!" Omel Gea sambil menghentakkan tangan Gibran dari pinggang rampingnya.

"Gak mau," balas Gibran sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang Gea.

"Lepas gak?!" Bentak Gea kesal.

"Gak mau. Sebelum kamu enggak ngambek sama aku," ujar Gibran sambil menelusupkan kepalanya di leher mulus Gea.

"Ish geli! Ganggu banget sih!" Dumel Gea yang dibalas kekehan oleh Gibran.

"Jangan ngambek," ucap Gibran.

"Iya ah berisik! Mau makan gak?!" Omel Gea.

"Hehe. Gitu dong baru--"

'Dug!'

'Dug!'

"Awsh...." ringis Gea saat merasakan tendangan kencang dari dalam perutnya.

"Kenapa? Sakit ya? Kontraksi?" Panik Gibran saat melihat wajah Gea yang sedang meringis.

"Gak Bran. Ini baby nya nendang," keluh Gea pada Gibran.

Gibran pun mengulurkan tangannya untuk menyentuh perut Gea yang membuncit.

'Dug!'

"Hahaha... dia tau aku papanya." Gea pun ikut tersenyum melihat interaksi antar anak dan suaminya itu. Perilaku Gibran mampu membuat Gea melupakan rasa nyeri akibat tendangan dari dalam perutnya.

"Hehe."

💄💄💄💄💄

'Ceklek.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang