PART 11

30.8K 1.2K 27
                                    

Gibran pov

Apa harus gue buat Gea jatuh cinta demi menjalankan dare dari Jane. Noo.... gue gak suka itu. Gue gak suka membuat wanita yang gak gue cintai menjadi mencintai gue. Gue. gak suka.

Tapi, kalau gue gak ngejalanin tugas itu, Jane bakal marah. Gue gak pernah mau wanita spesial dalam hidup gue itu marah. Apalagi kalo marah nya ke gua. Gua gak bakal napas seketika.

Tapi, apa setelah dia cinta sama gue, gue bakal ninggalin dia gitu aja? Gue bingung. Bagaimana pun juga gue tau perasaan seorang cewek yang di tinggal saat lagi sayang sayang sayang nya.

👻👻👻👻👻

Author pov

Gea melangkahkan kaki nya menuju ruang musik. Tempat fav nya jika mood sedang memburuk. Disana, ia melihat sebuah piano yang di samping nya terdapat gitar listrik dan gitar bass.

Gea menyalakan piano tersebut dan memainkan nya. Lagu yang mengerti keadaan nya, Terserah - Glenn Ferdly. Dia memainkan piano nya sambil bernyanyi menghayati. Sampai tak sadar jika sudah ada seorang lelaki yang memperhatikan nya sambil tersenyum sedari tadi.

(Note : lebih baik sambil dengerin lagu nya ya readers... happy reading)

"Jangan kau ganggu hidup ku lagi...
Sudahh... jelas kini yang kau mauu...
Kau sakiti hati ini... untuk yang ke sekian kalii...
Memang ku cinta, namun tak begini..."

"Dimana arti sebuah kesetiaan...
Bila hanya dalam kata kata...
Ku coba untuk bertahan, namun aku tak sanggup...
Sungguh tak mampu sayang kuu..."

"Terserah kali ini sungguh aku tak kan pedulii....
Ku tak sanggup lagi... jalani cinta dengan mu...
Biarkan ku sendiri tanpa bayang bayang mu lagi...
Ku tak sanggup lagi, mulai kini semua terserahh..."

Tak terasa oleh Gea, dia menittikan sebulir air mata. Lagu ini mengingatkan nya pada perilaku cowok brengsek tersebut. Tapi, itulah yang dia inginkan. Dia ingin meluapkan emosi nya dengan lagu tersebut. Dengan begitu, ia merasa ada pendengar baik yang sudah menenangkan nya.

Jane? Tidak. Jangan pernah memberi suatu curhatan pada nya. Kamu hanya akan di acuhkan jika curhat pada nya.

"Dimana arti sebuah kesetiaan...
Bila hanya dalam kata kata...
Ku coba untuk bertahan, namun aku tak sanggup..
Sungguh tak mampu sayang kuu...."

Suara nada Gea tampak naik.

"Terserah kali ini sungguh aku tak kan peduli...
Ku tak sanggup lagi jalani cinta dengan mu...
Biarkan ku sendiri tanpa bayang bayang mu lagi...
Ku tak sanggup lagi, mulai kini semua terserahh..."

"PROK PROK PROK"

Suara tepuk tangan tersebut membuat Gea menoleh ke asal suara tersebut. Dia melihat Gibran. Itu membuat nya kembali badmood.

"Ngapain disini?" Tanya Gea langsung.

"Gue barusan nyari lo keliling sekolah. Eh gue denger ada suara piano sama suara merdu dari arah ruang musik. Ternyata ada lo. Boleh gue gabung?" Jelas Gibran.

"Hm," gumam Gea sebagai jawaban.

"Mau duet sama gue?" Tanya Gibran saat sudah siap dalam posisi dengan sebuah gitar listrik yang sedang ia peluk.

"Boleh," jawab Gea sambil tersenyum lebar.

Baru kali ini ada yang mengajak nya berduet. Itu membuat mood nya naik seketika, dan itu juga membuat Gibran luluh seketika.

My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang