"Jadi... lo masih cinta sama dia? Dan hubungan lo sama dia ngegantung gitu aja?" Gea mengangguk.
Saat ini Gea sedang berada di balkon apartemen nya yang berhadapan langsung dengan hamparan laut indah. Ditemani oleh Maya, Gea menikmati angin sejuk yang kini tengah menerpa halus wajah mulusnya.
Maya sudah tau mengenai masalah Gea dengan Gibran. Dia hanya tak tau bentuk dan rupa wajah Gibran yang menurut Gea ganteng.
"Kenapa lo gak mau ngasih penjelasan ke dia dulu sih?" Kesal Maya.
"Gue gak mau. Dia udah gak percaya sama gue. Dan bahkan lebih percaya sama foto bajingan itu," lirih Gea sambil menatap nanar sunset di hadapan nya ini.
"Trus? Lo mau cari pengganti nya gitu?" Tanya Maya sambil memfoto suasana laut yang indah itu.
"Hmmm," gumam Gea sabagai jawaban.
"Kalo dia jodoh lo? Lo mau apa?" Gea bungkam.
"Lo tau? Gue yakin dia bakal berjuang buat lo. Jangan kecewain dia, bantu dia berjuang buat lo. Jangan sampai dia lelah, nyerah dengan keadaan dimana dia sadar kalo dia berjuang sendiri, dan lo pada akhir nya nangis nangis ke gue bilang nyesel udah nyia - nyiain dia."
"Dia gak bakal berjuang buat gue May," kekeh Gea yang memang pada dasar nya sudah kecewa.
"Yaudah, tapi kalo dia nanti dateng kesini buat dapetin hati lo lagi, mending dia buat gue aja. Lumayan kan, gue masih single." Gea memelototkan mata nya pada Maya tanda tak suka.
"Jadi cewek tuh jan ribet ribet. Jangan gengsi. Kalo semua cewek di dunia ini gengsi, cowok bakal musnah dari bumi," ceplos Maya yang membuat Gea menggeram kesal.
"Ck. Bisa diem gak sih? Bete gue," kesal Gea.
"Bete aja terus ampe one direction comeback," cibir Maya sambil menyapu pandangan nya di pinggir pantai.
"Gea Gea!" Panggil Maya semangat.
"Apaan sih?" Tanya Gea yang masih asik dengan pemandangan langit yang indah.
"Ishhh.... sini liat!" Mau tak mau Gea menoleh ke arah yang di tuju oleh Maya.
"Gila! Badan nya six pack! Ganteng bet kek manurios! Aduhhh.... ini gak boleh di lewatkan sih," heboh Maya sambil mengambil kamera nya.
DEG!
Belum juga Maya memotret lelaki tersebut, Gea langsung menarik Maya dan menutup pintu balkon nya dengan cepat dan panik.
"Ishhh.... knp sih Ge? Gue kan mau motret itu cowok," gerutu Maya.
"Aduh... May..." Gea menarik nafas nya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapan nya tadi.
"Itu Gibran," lirih Gea yang masih bisa di dengar oleh Maya.
"WHAT?!!!!!"
🐙🐙🐙🐙🐙
"Bran? Lo udah nyampe?"
"Iy udh."
"Lo udah nemu apartemen nya kan?"
"Hm."
"Bangsat juga lo nyet. Gue perhatiin malah cuek aja"
"Gue gak butuh perhatian lo."
"Iya gak butuh perhatian gue, tap butuh perhatian Gea kann?"
"Bacot."
"Sabar mangg.... yodah deh... moga moga lo cepet ketemu sama Gea yaakkk.... bye sayang kuhh..."
"Najis."
Gibran mematikan sambungan telepon nya dengan Zean yang memang kurang belaian. Gibran baru saja turun dari pesawat nya. Dia bergegas mencari taksi untuk pergi ke apartemen nya. Dia memilih apartemen yg berada di dekat pantai.
Setelah sampai, ia menaruh barang barang nya terlebih dahulu dan pergi ke pantai untuk mencari angin.
"Indah banget... coba gue kesini sama Gea," gumam Gibran.
'Byurrrr'
"I'm sorry Sir," ucap bocah lelaki tersebut sambil menundukkan kepala nya.
Baju Gibran basah kuyup terkena tumpahan jus yg lengket.
"It's ok. Be careful," balas Gibran sambil tersenyum.
Bocah tersebut hanya mengangguk dan setelah itu pergi. Karena merasa risih dan lengket memakai baju yang sudah terkena tumpahan jus itu, Gibran membuka baju nya. Kini yang tersisa hanya celana jins selutut nya.
"Ishhh...."
Terdengar suara dari balkon kamar seseorang yang membuat Gibran menoleh. Tapi dia tak menemukan apa apa disitu.
'Hm?'
~TBC~
UDH UP YA GUYSSS.... MAAPIN KALO BAHASA INGGRIS NYA RADA GIMANAA GITUU...
SAMPAI JUMPA DI NEXT PART
~TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Girl
Teen Fiction(COMPLETE) (Warning! Bahasa berantakan, gak baku, dan lain sebagainya yang mungkin bisa bikin kalian gak nyaman) Gea yang berubah drastis karena masa lalu nya yang kelam. Sikapnya berubah menjadi pendiam. Seluruh siswa pun tau bahwa Gea adalah gadis...