Part 15

5.6K 387 122
                                        

Note Author : Author membuat sedikit perubahan cerita dengan cara pelamaran Jiyeon heheheh, mungkin ini akan sedikit berbeda dari chapter flashback di Bride. Gomawo

Hari pertama bekerja, setelah bertahun-tahun bekerja sebagai senior ia kembali lagi menjadi seorang karyawan baru. Kemarin ia mendapatkan email yang mengatakan bahwa ia diterima sebagai pegawai tidak tetap diperusahaan Minho, ia diterima di divisi keuangan dan seperti yang ia duga akan sangat sibuk. Karena dia adalah karyawan baru, karyawan lama seolah memanfaatkannya seperti mengerjakan tugas milik mereka atau membelikan makanan hal yang biasa terjadi diperusahaan apalagi diperusahaan sebesar ini.

Minho? beberapa hari ini ia tidak melihat namja itu dimanapun karena ia mendengar kabar Minho sedang berada diluar kota untuk pertemuan bisnis dan akan pergi cukup lama, bagaimana dengan hubungan mereka? bahkan setelah ciuman itupun ia merasa hubungan mereka masih menggantung. Saat Jiyeon bangun, ia tidak menemukan Minho keesokan harinya namun yang ia temukan adalah bekas diseluruh permukaan lehernya dan terlihat mengerikan.

"hei karyawan baru kemari."

"Nde." Jiyeon meletakkan berkas yang sedang ia kerjakan dan berlari kearah Tuan Kim, salah satu karyawan tetap di divisi ini.

"tolong belikan makanan untuk makan siang kami, aku sudah menulis apa yang harus kau beli disana."

"Nde."

"jangan sampai salah."

"nde"

Jiyeon dengan segera membawa kertas dan beberapa lembar uang untuk membeli makanan yang mereka pesan, hidup menjadi pegawai tidak tetap sangat memprihatinkan. Bukannya ia tidak ingin melakukan pekerjaan seperti ini namun hal yang sekecil ini mereka bahkan tidak bisa melakukannya sendiri.

"Ahjussi, aku pesan sesuai dengan daftar ini." Jiyeon memberikan daftar itu pada pemilik tempat makan dan duduk menunggu dengan sabar.

Setelah pesanan makanannya datang ,Jiyeon dengan segera untuk kembali ke kantor karena mereka akan mengomelinya jika ia terlambat dan mereka akan mengerjainya lebih parah lagi padahal pekerjaannya bagus saja.

Tepat saat didepan kantor Jiyeon melihat beberapa kepala divisi dan beberapa manager berdiri berjajar menunggu sebuah mobil mewah yang berhenti tepat didepan kantor, jika ia tidak lewat sekarang ia bisa terlambat jadi dengan penuh keberanian Jiyeon melewati mereka membuat semua orang menatapnya dengan terkejut.

"Jiyeon kau-"

"Mianhae bawaanku berat sekali."

"Tunggu." langkah kakinya melambat saat mendengar suara yang sudah beberapa hari ini tidak didengarnya.

"Selamat datang Sajangnim." Jiyeon mendengar beberapa suara dibelakangnya.

"Jiyeon pergilah." Ketua divisinya meliriknya dengan tatapan galak membuat Jiyeon menunduk dan dengan segera membawa makanan yang berat itu namun langkahnya kembali terhenti.

"Berhenti."

Jiyeon menoleh dan menemukan Minho berdiri di belakangnya.

Tampan sekali.

"Minho."

Minho berjalan kearahnya dan dengan sekali tarikan mengambil plastik makanan-makanan itu dari tangan Jiyeon. Jiyeon menatapnya dengan terkejut.

"mengapa kau membawa makanan seberat ini?"

"Minho itu berat."

"Aku seorang namja, mau kemana kau membawanya?"

"Itu.." Jiyeon melirik kearah ketua divisinya yang terlihat berkeringat dingin sambil menatap plastik yang dibawa oleh Minho.

"Ayo, aku ingin langsung melihat ruang kerja barumu."

Should i confess?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang