Minho duduk ditengah ruangan sambil menatap Kyuhyun dan Jiyeon yang terlihat sibuk membicarakan tentang pekerjaan mereka, jelas sekali Kyuhyun mencoba mendekati Jiyeon dan bahkan dengan sengaja sejak tadi namja itu berusaha menarik perhatian Jiyeon dengan beberapa kali memuji yeoja itu.
Minho melirik jam dinding dan sudah hampir pukul 11 malam, namja itu tidak pulang juga dan Minho rasa ia harus turun tangan. Bagaimana bisa Jiyeon membawa namja masuk ke dalam apartemen miliknya, Jiyeon cantik dan Minho tidak pernah menyangkal yeoja itu dapat membangkitkan sesuatu. Minho sudah berlatih selama bertahun lamanya agar tidak tersulut.
"Sudah malam." Ucap Minho.
"kau akan pulang?" Jiyeon bertanya.
"dia yang pulang." Minho bicara dengan dingin.
"kami masih belum membahas tentang pekerjaan." ucap Kyuhyun santai.
"tidak ada pekerjaan yang sangat penting hingga membuat dia mengantuk." ucap Minho dengan nada dingin dan sedikit mengancam. Jiyeon yang menyadari Minho mulai kesal akhirnya berdiri.
"aku mengantuk, Kyuhyun kau pulang lah."
"tapi-"
"Kau tidak bisa bersama namja dirumahmu." ucap Kyuhyun sambil melirik Minho.
Minho meletakkan tangannya di pinggang Jiyeon dan mengecup puncak kepala gadis itu.
"aku calon suaminya dan siapa kau yang mengaturku?" Jiyeon terlihat terkejut namun Minho masih dengan ekspresi wajah mengancam dan tidak suka.
"aku tahu jelas kau berbohong."ucap Kyuhyun.
Jiyeon terlihat gugup berada didekat Minho apalagi panas tubuh namja itu melingkupinya dan ia merasa seperti tersengat."aku tersengat." Jiyeon menjauh dari Minho. Namja itu menatapnya dengan bingung namun kemudian tersenyum.
"pulanglah, dia milikku." Kyuhyun melirik Jiyeon.
"Arraseo aku akan pulang, tapi kau harus hati-hati terhadap namja ini. Dia tidak menganggapmu teman." ucap Kyuhyun sambil menatap Jiyeon dengan lekat. Jiyeon hanya diam merasa kebingungan.
Kyuhyun mengambil tas kerja miliknya dan berjalan kearah pintu dengan perasaan tidak nyaman. entah mengapa ia tidak tenang melihat Jiyeon bersama namja itu, namja itu jelas tergila-gila pada Jiyeon, Kyuhyun seorang namja dan ia tahu arti tatapan Minho pada wanita yang sedang ia cintai.
"Tidak baik untukmu menerima tamu semalam ini Jiyeon, kau harus lebih berhati-hati." Minho mengambil tas kerja dan jas miliknya lalu memakainya.
"kau pulang?"
"hmm." Minho melirik wanita itu singkat kemudian berjalan kearah pintu.
"Hati-hati dijalan."
***
Jiyeon membuka pintunya dan terdiam, tidak ada bunga seperti biasanya hari ini. Ia kemudian berjalan keluar dan menatap lantai seolah mencari bunga yang biasanya ada didepan pintu apartemen nya, apakah seseorang mengambilnya? ataukah namja yang mengirimnya sudah tidak mengirimkan bunga lagi untuknya?
Jiyeon mendadak merasa lesu. Bunga itu selalu menjadi penyemangat paginya. Atau mungkin kurir yang mengantar bunga itu terlambat? Jiyeon akan mandi dan mungkin setelah selesai mandi bunga itu sudah ada didepan pintu apartemen nya.
Namun sepertinya bunga itu juga tidak kunjung datang bahkan sampai Jiyeon meninggalkan apartemen untuk bekerja, ada apa dengan namja yang mengirimkan bunga untuknya? apakah namja itu sudah menyadari bahwa hal itu adalah hal yang bodoh?
Jiyeon berjalan kearah halte busway dan sebuah panggilan masuk ke ponselnya.
"Yoboseo"
"Kau dimana?" Qyuri bertanya

KAMU SEDANG MEMBACA
Should i confess?
RomanceBagi Park Jiyeon, Choi Minho adalah dunianya. Bagi Choi Minho, Park Jiyeon adalah masalahnya.