Unidentified Mind 1

25.7K 1.1K 121
                                    

"Dia sangat Cantik, aku tertarik padanya, aku akan menjadikan dia milikku selamanya"

Seorang laki-laki tersenyum sambil terus saja memandangi gadis cantik yg sedang sibuk dengan laptop nya, ditemani secangkir espresso untuk sedikit meredakan penatnya dari rutinitas pekerjaanya hari itu.

"Aah... Sudah sore, aku harus segera pulang, aku tidak enak meninggalkan Baekhee sendirian di Apartement" gadis itu melirik jam tangan yg melingkar di tangan kirinya sambil membereskan barang-barangnya yang berserakan di meja Caffe.

"Ada yg bisa saya bantu nona??"

Seorang laki-laki tiba-tiba mendekat dan menawarkan bantuan pada gadis itu, membuat atensi gadis cantik itu beralih padanya.

"Oh, terimakasih sebelumnya, tapi apa tidak merepotkanmu?" Gadis itu sedikit basa-basi, walaupun sebenarnya dia sangat membutuhkan bantuan.

"Tak apa, pelanggan di sini sedang sepi, jadi apa salahnya jika membantumu membawakan sebagian barang-barangmu" laki-laki yang ternyata salah satu waiter di caffe itu berharap jika gadis itu mau menerima bantuanya.

"Baiklah" gadis itu menerima bantuan yang di tawarkan "...jika kau tidak keberatan, tolong bawakan Laptopku saja, dan aku akan membawa barang-barangku yg lain" gadis itu memang tampak kerepotan dengan barang bawaanya.

"Namaku Xi Lulu, terimakasih atas bantuanmu--"

"Park Chanyeol"

"Ya, terimakasih Park Chanyeol-ssi"

Keduanya berjalan keluar dari Caffe dan menuju mobil milik gadis yang bernama Lulu itu sambil membawa barang-barang bawaan gadis itu dan memasukanya sebagian ke bagasi mobilnya.

"Sekali lagi aku berterimakasih padamu Chanyeol-ssi" gadis itu kembali mengucapkan terimakasih atas bantuan yang Chanyeol berikan.

"Tidak masalah Lulu-ssi, aku senang bisa membantumu" laki-kaki itu tersenyum manis, bahkan sangat manis hingga menunjukan lesung pipi di sebelah pipinya, membuat jantung Lulu berdetak kencang saat ini.

'Astaga, dia manis sekali, dan...kenapa aku berdebar seperti ini?'

Gadis itu membalas senyuman laki-laki bernama Chanyeol itu, kemudian Lulu pergi meninggalkan pelataran parkir Caffe itu dengan mengendarai mobil kesanyanganya.

"Aku akan kembali lagi" gumamnya sambil melirik spion mobilnya yang memantulkan bayangan Chanyeol yang masih tersenyum melihat kearahnya dan melambaikan tangan.

.

.

.

"Eonnie, kau lama sekali, aku kesepian, kuliahku sudah selesai sejak jam 1 siang tadi, sebenarnya aku ingin menyusulmu tapi--"

"Aigoo...bukanya menyambutku datang, kau malah meracau seperti itu Baek" Lulu mencubit pipi Baekhee, gemas.

"Appoo!!" Pekiknya

Baekhee adalah adik tiri Lulu yg tinggal bersama gadis itu sejak setahun yang lalu, setelah dia memutuskan berkuliah di korea dan ingin menemani kakaknya. Walaupun Baekhee hanya adik tirinya tapi Lulu sangat menyayangi gadis bertubuh mungil itu.

"Kau sudah makan Baek?" Lulu merebahkan tubuhnya ke sofa, wajahnya tampak lelah, kemudian diikuti adiknya Baekhee yang juga duduk di samping gadis itu.

"Aku sudah makan, eonnie beristirahatlah, kau tampak lelah sekali" Baekhee bergelayut pada lengan gadis china itu.

"Baek, apa kau percaya pada cinta pada pandangan pertama?" gadis itu lirih, bahkan suaranya hampir tidak terdengar, membuat Baekhee mendekatkan telinganya.

"Aah..." Baekhee mengangguk paham "...apa kau sedang jatuh cinta?"

"Entahlah, dia manis sekali" Lulu seraya mengingat "...tapi aku baru berkenalan dengannya sore tadi" Lulu terkekeh, seperti menertawakan pemikiranya sendiri.

"Eonnie, apa kau berdebar saat melihatnya?" Lulu mengangguk "...apa kau juga ingin bertemu denganya lagi?" Lulu kembali mengangguk.

"Oke, kau jatuh cinta padanya, aku yakin" Baekhee dengan senyum khasnya dan membuat bantalan pipinya menggembung, terlihat menggemaskan.

.

.

.

Setelah pertemuanya dengan laki-laki bernama Park Chanyeol itu, Lulu menjadi sering datang ke caffe tempatnya bertemu dengan Chanyeol pertama kali, dan baru-baru ini dia juga mengetahui jika laki-laki itu adalah pemilik Caffe yang bernama "Mannequin Caffe" itu, tidak di pungkiri jika keduanya sama-sama tertarik dan membuat keduanya semakin hari, semakin dekat.

"Kau menamai Caffe ini Mannequin caffe, tapi kenapa aku tidak melihat satupun mannequin di Caffe ini?" Lulu bertanya pada pada Chanyeol, hingga mengundang tawa dari laki-laki bermarga Park itu.

"Saat awal pembukaan Caffe ini aku sengaja memasang sepasang mannequin di sini, tapi itu mengundang protes dari beberapa pengunjung caffe, karena mereka menganggap itu meyeramkan, jadi aku terpaksa menyimpannya di etalase lantai atas caffe ini" Chanyeol menjelaskan alasanya, dan Lulu hanya mengangguk.

"Bukankah di atas itu tempat tinggalmu Chan?" Chanyeol hanya tersenyum dan mengangguk.

"Itu hanya ruang istirahat sementara jika aku lelah, dan sudah lama aku tidak menambah koleksi mannequin ku" Chanyeol menatap lulu dengan tatapan aneh.

.

.

.

Dua bulan berlalu begitu saja, semakin hari Lulu semakin mengaggumi sosok Chanyeol, dan begitupun Chanyeol yang memang tertarik dengan gadis China bermata rusa juga gigi kelinci yang membuatnya terlihat manis saat tersenyum.

"Lulu-ya, apa kau mau menjadi kekasihku??" Chanyeol tiba-tiba, dan sungguh itu adalah kata-kata yang sangat Lulu harapkan sejak awal perkenalan mereka, dia senang karena laki-laki yang dia sukai juga menyukainya, dan tanpa pikir panjang gadis bermata rusa itu menerima Park Chanyeol menjadi kekasihnya.

Setelah dua minggu keduanya resmi berkencan, Chanyeol mulai mengajak lulu berkunjung ke apartement miliknya yang letaknya tidak terlalu jauh dari Caffe.

Lulu terkejut saat memasuki pintu apartement Chanyeol, dia terkejut karena melihat sebuah mannequin wanita yang di simpan dalam sebuah lemari kaca besar, di ruang santai pun dia kembali menemukan 2 buah mannequin yg di letakkan di kedua sudut ruangan itu dalam lemari kaca besar.

"Chan, apa kau tidak takut dengan mereka??" lulu menunjuk salah satu mannequin yang berada di ruangan itu.

"Tidak, justru aku menyukai mereka, dan aku sudah terbiasa dengan mereka" Chanyeol dengan santainya berjalan menuju kamarnya "...bukankah kau juga pernah melihatnya di Caffe ku?" Chanyeol kembali dan tersenyum.

"Apa kau membeli mereka Chan?, sepertinya Mannequin koleksimu tidak sama dengan yang di luaran sana" Lulu mulai memutar pandanganya di sekeliling apartement laki-laki itu.

"Tentu saja mereka berebeda, mereka itu spesial sayang" Chanyeol yang berdiri di belakang Lulu mengecup belakang kepala gadis cantik yang duduk manis di sofa ruang santai apartement itu.

Lulu merasakan sedikit keanehan pada ekspresi mannequin-mannequin itu, ekspresi mereka seperti nyata, mata mereka seperti hidup dan tengah menatap ke arahnya saat ini.

"Kau mendapatkan mereka di mana Chan?" mendengar pertanyaan lulu yang sedikit menyelidik laki-laki itu hanya tersenyum miring.

"Aku membuatnya sendiri"

.

.

.

Tbc.

Ini gue revisi ya yeorobun

Jadi buat readers baru di ff ini, gue ucapin selamat datang

Next di up bertahap

-soo_yong-

Unidentified Minds✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang