6 bulan kemudian...
"Hai, Bos." Emery terlihat menjulurkan kepalanya di pintu ruanganku. Aku hanya menaikkan tatapanku, menatapnya sesaat, sebelum meneruskan kesibukanku. "Kau sedang bekerja?"
Dia ini kenapa, sih? Buta, ya? Tidak kah terlihat jelas bahwa aku punya urusan di balik laptopku yang berharga? Jika dia menginginkan perhatianku, dia mendapatkannya. Selain kenyataan bahwa dia cantik (bagaimanapun dia tetap lesbian dan itu mengurangi daya pikatnya), tapi dia punya cara untuk mengguruiku. Seolah-olah aku bukan bosnya. "Emery, aku tak tahu kenapa asistenku menanyakan hal itu padaku."
"Yah, ini sudah pukul lima lebih."
Aku melirik jam di mejaku dan memang benar sudah lebih dari setengah jam. Astaga aku tidak menyadarinya. Waktu memang berjalan begitu cepat, kan?
"Kau sudah bekerja seperti robot," tuduh Emery.
"Aku sedang bekerja karena aku punya urusan."
"Yah, urusanku selesai pada jam pulang kerja," kata Emery yang kemudian masuk tanpa kuminta. Ia menghidupkan lampu dan seketika ruanganku benderang―aku bahkan tak menyadari ruanganku sudah gelap. Emery menempatkan diri di depan mejaku. Ia sudah mengemasi tas kerjanya dan kini ia tempatkan di pangkuan. "Kau belum makan siang."
"Perhatian sekali kau ini." Aku tidak menyadari kalau siang sudah lewat. "Memang. Seperti kataku tadi, aku punya urusan."
"Sir, pulanglah. Kau sudah berminggu-minggu bekerja keras. Aku jadi meragukan apa pekerjaanku di sini kalau kau bekerja seperti ini."
Aku terkekeh. "Emery, kau boleh pulang, Sayang. Temui Ava-mu di rumah. Aku harus menyelesaikan ini."
"Oke, Mr. Nathaniel Coutnee, sebenarnya kau sudah menyelesaikan seluruh tugas untuk dua bulan ke depan. Aku sudah memeriksanya, tapi aku tidak bisa mengoreksi seluruhnya, kecuali kalau aku bekerja seperti robot―sepertimu."
"Aku bukan robot."
"Kau berubah jadi robot sejak Greg naik jabatan. Itu menggelikan. Kau tidak harus bekerja keras seperti ini. Kau butuh bersenang-senang. Kau butuh keluar bersama Matt. Kau mungkin butuh seks juga."
Seks. Benar. Tapi kenapa kata itu tidak menarik lagi untukku?
"Jangan berpikir," tegur Emery. "Wanita itu menyenangkan."
"Aku sering lupa kalau kau juga menikmati wanita, Em. Yah, saranmu boleh juga―" meski aku tidak mengatakan bahwa wanita-wanita di luar sana mulai terkesan membosankan. "Kau bisa pulang."
Emery mendesah dan akhirnya menyerah. "Baiklah. Tapi sebentar lagi libur akhir tahun. Kau mungkin ingin melakukan perjalanan? Berliburlah ke pulau tropis. Kota ini kabarnya akan mengalami musim dingin yang sangat dingin. Aku bisa memesankan tiket untukmu. Ide itu menyenangkan. Aku dan Ava juga akan pergi berlibur untuk merayakan tahun baru. Awas saja kalau kau menggangguku dengan pekerjaan, Bos. Aku mungkin bisa naik jabatan lebih cepat setelah membunuhmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Night to Regret
Romance√ Completed √ - N O V E L L A - Bagaimana bisa sebuah kebetulan terjadi di malam yang paling menyebalkan bagi Natalie? Ia bertemu dengan pria paling menarik seumur hidupnya. Tampan, penuh pesona, dan semua kepribadiannya adalah cerminan dari fantasi...