Empat

567 129 9
                                    

Sang Wook mengangguk-anggukan kepala setuju dengan analisa Shin Hye.
"Kau harus berhasil menangkap chaebol itu, Shin Hye-ya!" perintahnya.
"Menurut Suseog-nim berapa persen kemungkinan chaebol itu terlibat?" toleh Yu Ri.
"Kau sendiri berapa persen mencurigai dia?" Sang Wook balas menoleh Yu Ri.
"Chaebol itu berinteraksi dengan korban beberapa jam sebelum korban jatuh dari lantai 2. Jadi menurutku hanya 10% atau paling tinggi 15%."
"Kau, Shin Hye?"
"50%, Suseog-nim." tukas Shin Hye tegas.
"Mwoya?" Yu Ri menuding sahabatnya. "Bagaimana bisa, Shin Hye-ya?" keningnya mengernyit.
"Itu makanya dia langsung melarikan diri ke Taiwan. Mungkin benar dia akan pulang 2 hari kemudian, tapi setelah pengacara dan orang-orangnya mengurus semuanya." duga Shin Hye.
"Nde, bisa jadi analisamu tepat. Oleh sebab itu kau jangan lengah. Tetap fokus kepada chaebol itu." lanjut Sang Wook.
"Nde, aguesmidha." angguk Shin Hye.

Setelah Sang Wook meninggalkan mereka berdua, Yu Ri menatap wajah Shin Hye lekat. Kenapa bisa terpikir kemungkinan 50% chaebol itu terlibat dalam kematian waitress tersebut? Apa memang yang Shin Hye pikirkan?
"Aku sulit menjelaskannya, Yu Ri-ya. Tapi keyakinanku cukup tinggi." kilahnya.
"Feeling-mu nyaris selalu tepat, Shin-ah. Makanya aku ingin tahu bagaimana kau memikirkannya hingga keyakinanmu itu mencapai angka 50%?"
"Kita lihat saja nanti hasil penyidikan. Seberapa tepat feeling-ku itu." Shin Hye tidak mau banyak berasumsi.
"50% itu berarti kau sangat mencurigainya?" Yu Ri mendesak.
"Tapi ini baru kecurigaan, dan bisa saja aku salah dan kau yang benar. Jangan terlalu percaya pada dugaanku." tepis Shin Hye.
"Nde. Lalu sambil menunggu sang chaebol kembali, apa yang akan kau lakukan?" tatap Yu Ri.
"Membuat si pembuat gaduh bicara."
"Aigo..." Yu Ri menggerakan lehernya ke kiri dan ke kanan.
📎

Yong Hwa mengajak Lee Joon ke sebuah kafe pulang kerja sore itu. Dia ingin bertanya banyak kepada Lee Joon tentang detektif-detektif cantik di kantor polisi Gangnam. Itu yang sangat membuatnya penasaran. Bukan tentang lelaki yang sembunyi disana dan harus dia tangkap. Tentang lelaki itu sama sekali dia tak peduli. Meski adalah tugasnya untuk membawanya dari kantor polisi.
"Kepolisian Gangnam memiliki berapa polisi wanita memang, Hyung?" tanya Yong Hwa sambil menunggu alat panggil bergetar.
"Cukup banyak. Tapi yang terkenal sepasang detektif cantik dan fasionable. Mereka nyaris selalu memakai stelan rok, sepatu highheels, wajahnya ber-makeup. Mereka keluar dari pakem detektif selama ini yang tampil boyish."
"Pasti yang namanya kau sebut tadi, Hyung."
"Eoh, Park Shin Hye dan Kwon Yu Ri. Yang lain juga cantik-cantik tapi tidak seperti mereka berdua memperhatikan penampilan."
"Jika sangat memperhatikan penampilan layaknya seorang model, apa mereka bisa sigap bekerja?" Yong Hwa mengernyit.
"Yang kutahu, di dalam mobilnya itu ada sepatu sneakers, training olah raga dan tas kosmetik."
Yong Hwa menarik ujung bibirnya.

Sementara alat panggil bergetar, segera ia berdiri untuk mengambil 2 gelas pesanan mereka.
"Tadi aku berurusan dengan detektif bak model itu, Hyung. Pasti dia salah satu dari yang Hyung sebut tadi." ucap Yong Hwa saat kembali sambil meletakan kedua minuman itu satu dihadapan Lee Joon satu dihadapannya.
"Kau perhatikan saja wajahnya, kalau bermata besar dan berdagu belah, itu Park Shin Hye. Kalau yang berwajah oval berdagu lancip, itu Kwon Yu Ri." terang Lee Joon menarik cangkirnya.
"Dia galak yang jelas."
"Kedua-duanya memang galak."
"Aigo... Kenapa harus galak. Aku jadi takut."
Lee Joon kini yang mengurai senyum.

Benar nampaknya gosip yang beredar, bahwa putra semata wayang Jaksa Agung Jung Jin Seok adalah anak mama. Bayangkan, dia baru datang ke kantor kejaksaan wilayah setelah surat tugasnya berada setengah bulan di meja jaksa kepala wilayah. Boro-boro seperti yang lain yang mendapat tugas di tempat baru dan bergengsi seperti kejaksaan wilayah Seoul. Datang dengan segenap kebanggan dan semangat. Dia bahkan tampak malas dan terpaksa. Tidak punya semangat sama sekali.
"Dia itu anak mama, di kantor pusat saja, dimana ada ayahnya sebagai pimpinan tertinggi institusi kejaksaan negara ini, dia malas bekerja. Apalagi di kantor kejaksaan wilayah, dia pasti bekerja semaunya sendiri." oceh Kwang Hee tampak sebal.
"Dia tidak pernah menangani kasus dengan serius. Pekerjaannya selalu dilanjutkan jaksa lain. Dia tidak seharusnya jadi jaksa." lanjutnya penuh emosi.
"Benar. Dia seharusnya jadi penyanyi. Suaranya bagus dan pandai bermain piano. Dia seharusnya menggelar konser piano bukan menggelar persidangan." imbuh Su Ho sama gemas.

Lee Joon hanya mendengarkan. Padahal nanti dia akan menjadi partner-nya. Seorang jaksa yang tidak kredibel. Tapi dia anak pimpinan tertinggi institusi kejaksaan negara.
"Pasti kau akan selalu kena getahnya dari pekerjaan dia yang tidak selesai, Lee Joon-ah." cibir Kwang Hee.
"Ber-partner dengan dia, kau harus banyak berkorban dan bersabar, Joonie-ah." sambung Su Ho, tak kalah kesal.

Karena mereka sangat mengetahui bagaimana kapabilitas seorang Jung Yong Hwa. Dia sangat tidak layak menempati tempat terbaik di kantor kejaksaan wilayah Seoul yang sangat ketat persaingan. Jika bukan karena kolusi dan nepotisme, orang seperti Yong Hwa tidak memiliki kualifikasi untuk ditempatkan di kejaksaan wilayah Seoul yang berstandar tinggi. Dengan track record-nya yang sangat buruk. Tapi siapa yang berani menolak dirinya? Meski jaksa kepala bidang pidana~atasan Yong Hwa saat ini~bertekad tidak akan mengistimewakannya. Faktanya tetap tidak bisa menolak.
"Kau tahu kita tidak bisa menolaknya? Sebab bagaimana pun atasan kita paling tinggi yang menitipkannya. Tapi beliau meminta kita untuk membuatnya bisa bekerja. Oleh sebab itu aku akan menempatkannya di divisimu, Jaksa Han. Karena aku nilai hanya kau yang paling bisa berhadapan dengan bawahan type dia." putus jaksa kepala wilayah kala menerima surat penugasan Yong Hwa di kantor mereka.
"Baiklah, Bapak kepala. Jika memang kita tidak bisa menolaknya. Boleh, tempatkan saja dia bersamaku. Aku tidak akan membedakannya dengan anah buahku yang lain. Aku akan membuatnya bekerja." janji Jaksa Han Seung Chul membulatkan kepal.

Maka disanalah Yong Hwa sekarang ditempatkan. Bidang pidana. Kasus yang akan dikerjakannya kasus-kasus pelanggaran pidana.
Dan benar nampaknya rumor yang beredar, bahwa Yong Hwa tidak mampu bekerja. Untuk tugas gampang saja yang dirinya berikan, Yong Hwa tidak bisa melaksanakannya. Han Seung Chul menghela napas dalam, lantas bagaimana dengan tugas-tugas berat yang harus divisi mereka selesaikan? Apa Yong Hwa hanya akan jadi semacam benalu di divisinya? Melihatnya melangkah pulang, lalu memperhatikan mobil mewah yang dikemudinya, Han Seung Chul hanya bisa mengelus dada.
📎

Yong Hwa bangun pagi-pagi sekali. Hari ini ia akan mampir lagi ke kantor polisi sebelum ke kantornya. Ia akan menemui lelaki yang menolak bertemu dengannya di kantor polisi. Atau tepatnya ia ingin bertemu dengan polisi-polisi cantik di kantor polisi Gangnam. Keterangan Lee Joon tentang polisi-polisi wanita di kepolisian Gangnam, sungguh membuatnya penasaran.
Kehadiran sedan mewahnya di pelataran parkir kantor polisi membuat para polisi menengokan wajah padanya. Pejabat siapa atau chaebol siapa yang pagi-pagi sudah mampir ke kantor penegak hukum?
"Annyong-hasmikha. Perkenalkan aku, Jung Yong Hwa, jaksa baru dari kejaksaan wilayah. Aku ingin bertemu dengan seorang pria yang kemarin datang ke kantor ini." ucapnya kepada petugas di depan.
"Nde. Tapi banyak sekali pria yang datang ke kantor ini kemarin. Yang mana yang Anda maksud?" petugas itu tidak sangat ramah menghadapinya. Meski Yong Hwa sudah menyebutkan dirinya adalah seorang jaksa.

Itu menunjukan kepolisian Gangnam sudah sangat biasa berhadapan dengan pejabat tinggi atau para chaebol hingga orang terkenal. Membuat petugas tidak lagi membedakan sikap. Energi mereka akan cepat habis untuk sekedar berbasa-basi pada segelintir orang sementara masyarakat yang harus dilayani jumlahnya puluhan orang dengan berbagai kasus setiap hari.
Ketika tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan hukum meningkat, maka imbasnya kepada institusi dan aparat. Dan Gangnam sebagai kawasan elite di kota Seoul, memiliki penduduk yang sangat melek hukum. Mereka akan datang bahkan untuk kasus tidak penting yang mereka adukan ke kantor polisi.

TBC

Next part akan Author kunci...
Akan bagaimana Shin menghadapi Yong nanti..?
Shin yg sgt sibuk hrs m'hadapi Yong yg hanya sekedar ingin b'temu polisi-polisi cantik.

Don't miss it!

Justice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang