Tujuh

469 95 6
                                    

Yong Hwa mempelajari berkas yang diberikan Lee Joon tapi benak tetap saja memikirkan Lee Kang Hwi. Maka sepulang kerja sore itu lurus langkahnya menuju ruangan Kwang Hee. Jaksa pembantu bidang perdata itu sedang sibuk tak kira-kira.
"Annyong, Kwang Hee Hyung! Apa aku mengganggu?" sapanya dari pintu.
"Yong Hwa? Jung Yong Hwa-ssi! Annyong. Sebentar, aku kayak mimpi kedatanganmu." sambut pria sedikit kemayu itu seraya melepas kaca matanya.
Yong Hwa mengurai senyum seraya melangkah masuk.
"Semoga aku tidak terlambat menemuimu. Apa kabar, Hyung?" ia mengulurkan tangan kemudian mereka berpelukan.
"Apa kau baru masuk kantor?" tatap Kwang Hee.
"Nde, baru kemarin."
"Apa kira-kira kau akan kerasan disini?"
"I hope."
"Cobalah bertahan!"
"Aku akan berusaha. Apa Hyung masih sangat sibuk? Apa aku tidak bisa mengajakmu minum untuk menyapamu?" tanya Yong Hwa.
"Kau sungguh akan mengundangku minum?"
"Ayolah kita minum, Hyung! Ajak juga Su Ho."
"Geurae. Gaja, Yong Hwa-ya!"

Sebal dengan reputasinya yang tidak punya dedikasi. Tapi tetap saja Yong Hwa adalah teman seperjuangan. Walau pun kerja keras Yong Hwa tidak seperti dirinya. Su Ho tidak bisa pergi, akhirnya hanya mereka berdua.
Dalam suasana yang penuh keakraban itu dan Kwang Hee yang bahagia sebab Yong Hwa tidak berlagak tidak mengenalnya, cukup mudah bagi Yong Hwa mengorek siapa Lee Kang Hwi.
"Lee Kang Hwi?" tanya Kwang Hee sambil menyeruput kopinya.
"Nde, Jaksa Kepala Han menyuruhku untuk membawanya tapi dia sembunyi di kantor polisi. Hyung tahu cerita tentang dia kenapa kejaksaan seperti melindunginya tapi dia sendiri ingin sembunyi di kantor polisi?" tatap Yong Hwa lekat ke iris mata Kwang Hee.
"Sangat rumit masalah dia, Yong Hwa-ya. Sebaiknya kau jangan ingin mengetahui supaya tidak terlibat." tukas Kwang Hee malah menasehati.
"Bagaimana mungkin aku tidak terlibat, sekarang aku justru disuruh untuk membawanya dari kantor polisi, Hyung." bantah Yong Hwa.
"Jangan banyak bertanya, ikuti saja perintah Jaksa Kepala Han."
"Polisi distrik Gangnam mencurigai dia melindungi orang penting di kejaksaan wilayah. Itu sebabnya dia memilih sembunyi di kantor polisi."
"Dia bukan sekedar melindungi petinggi kejaksaan wilayah, tapi kejaksaan pusat. Itu yang pernah aku dengar."
"Geuraeyo? Apa Hyung tahu petinggi itu siapa?" Yong Hwa malah makin penasaran.
"Sayangnya tidak. Jaksa pembantu seperti kita tentu tidak diijinkan untuk mengetahui. Sebab ini benar-benar rahasia kejaksaan."
"Apa Hyung juga tahu itu kasus pidana apa dan kapan kejadiannya?"
"Aniyo. Tapi yang pasti orang itu saksi kunci. Dan kejadiannya ketika beliau masih menjadi petinggi kejaksaan wilayah, itu sebabnya kitalah yang harus menjaga saksi kunci itu."
Yong Hwa mengangguk-anggukan kepala.

Sedikit titik terang. Orang itu adalah saksi kunci makanya diamankan sedemikian rupa oleh kejaksaan. Lalu petinggi siapakah itu dan apa kesalahannya sehingga harus dilindungi? Bila kejaksaan wilayah kemudian beraksi tutup mulut, apa orang itu begitu berjasa kepada kejaksaan wilayah?
Yong Hwa memutar setir dengan kepala semakin dalam memikirkan cerita Kwang Hee. Benaknya berusaha mengingat jaksa siapa saja yang berada di kantor pusat yang sebelumnya bertugas sebagai kepala jaksa wilayah Seoul dan cukup berprestasi.

Yang menangani kasus-kasus besar dan penting seperti yang dikatakan Kwang Hee :
"Itu yang dikatakan jaksa kepala Kim saat masih mengepalai divisi pidana sebelum diganti oleh jaksa kepala Han. Beliau jaksa yang membereskan banyak kasus penting dan besar saat masih menjadi jaksa wilayah. Sehingga kejaksaan wilayah begitu disegani. Tapi seiring dengan prestasinya yang cemerlang, banyak chaebol pelanggar hukum yang tidak menyukai keberadaannya. Sehingga beliau dijebak dan hampir kena jebakan, Tn Lee konon adalah saksi mata atas usaha menjatuhkan jaksa kepala wilayah ketika itu. Itu makanya hingga kini Tn Lee diamankan oleh kejaksaan wilayah." cerita Kwang Hee panjang.

Jaksa pemberani. Kasus pelanggaran hukum yang masuk ranah kejaksaan wilayah Seoul memang banyak kasus besar dan melibatkan tokoh-tokoh penting baik pejabat tinggi negara atau pun chaebol, walau hanya untuk lingkup ibu kota negara. Sebab kota Seoul tak ubah miniatur Korea Selatan. Seoul sebagai ibukota negara sekaligus pusat politik, sosial, budaya dan ekonomi Korea Selatan bahkan Asia Timur. Disamping itu Seoul juga sebagai pusat bisnis, keuangan, perusahaan multinasional dan organisasi global. Seoul dianggap sebagai simbol dari keajaiban ekonomi Korea. Maka tidak heran banyak chaebol dan pejabat negara hidup bergelimang harta di ibukota negara itu. Dan tentunya tidak sedikit chaebol juga pejabat tinggi negara pelanggar hukum yang ingin melanggengkan kekuasaan dan kekayaannya. Mereka bahkan tidak segan menghalalkan segala cara. Ketika pelanggaran hukum dilakukan oleh orang-orang tajir dan berkuasa, hukum itu sulit tegak. Hanya penegak hukum yang jujur dan pemberani yang tetap patuh kepada aturan. Dan siap menghadapi segala resiko.

Yong Hwa memacu roda 4-nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah. Apa informasi itu saja cukup untuk mengeluarkan Lee Kang Hwi dari kantor polisi? Bahwa Lee Kang Hwi seorang saksi kunci yang dilindungi kejaksaan atas jebakan dan usaha menjatuhkan jaksa kepala wilayah yang dilakukan chaebol pelanggar hukum.
Aniyo. Yong Hwa tidak yakin Shin Hye akan bisa menerima alasan itu. Pasti dia nanti akan bertanya lagi, lalu kenapa Lee Kang Hwi merasa tidak aman berada dalam lindungan kejaksaan? Apa ada ancaman lain dari sayap kiri kejaksaan yang membuatnya tidak tentram berada dalam pengawasan kejaksaan? Atau dari pihak luar yang kejaksaan tidak mampu menghalaunya? Orang luar siapa dia yang mampu menundukan kejaksaan? Kepala Yong Hwa semakin pening.
Bagaimana pun dirinya tidak kapabel, nampaknya masalah ini tidak bisa ia abaikan begitu saja lalu tidak peduli. Tidak ada cara lain selain Yong Hwa harus menggali cerita Lee Kang Hwi yang sejelas-jelasnya.
📎

Penangkapan bodyguard yang dilakukan anggota kepolisian Gangnam tidak mudah walau juga akhirnya berhasil kedua orang bertubuh gempal itu digiring ke kantor polisi. Sudah pasti mereka mengunci mulut saat ditanya siapa orang yang membawa tongkat baseball pada malam kejadian dengan mengarang cerita, yang menyiksa korban itu salah satu dari mereka berdua. Dan ketika ditanya motiv penyiksaan itu, salah satu dari mereka mengatakan bahwa korban tersangkut hutang dengan pemilik kamar yang disewa korban yang adalah kerabat salah satu dari mereka.

Polisi pun lalu memanggil pemilik kamar yang disewa korban. Ajhumma pemilik kamar itu mengakui jika korban menunggak pembayaran sewa kamar hingga 5 bulan. Dan dirinya kesal lalu mengadukan hal itu kepada salah satu pelaku. Namun ketika ditanya apa ajhumma merencanakan pembunuhan terhadap korban, dia gemetar dan sangat ketakutan. Dia tidak menyangka akan ada pembunuhan. Sekali pandang saja Shin Hye tahu cerita itu sudah di-setting. Ajhumma tentu ketakutan jika dituduh yang menyuruh membunuh korban. Sebab ajhumma hanya sebagai pemain pendukung dalam skenario klasik itu. Dan karena tidak kuatnya bukti, ajhumma pun dilepaskan.

Shin Hye tetap menanti chaebol~Jo In Sung. Dia tidak melarikan diri, pada hari yang sudah dijanjikannya dia datang ke kantor polisi sebagai seorang warga negara yang taat hukum. Shin Hye menerimanya dengan ramah. Yu Ri sangat meragukan feeling Shin Hye saat melihat tampang Jo In Sung yang sangat terhormat dan kooperatif kala diminta bekerja sama dengan kepolisian. Apalagi wajahnya pun tampan dan berwibawa.
"Selamat siang, Tn Jo. Terima kasih Anda sudah memenuhi panggilan kami." senyum Shin Hye membungkuk dalam kepada sang chaebol sebelum duduk di ruang interogasi itu.
Yu Ri, kepala detektif~Joo Sang Wook dan 2 orang anggota detektif pria, melihat di ruang kontrol dari balik kaca 2 arah.
"Selamat siang. Tentu. Kewajibanku sebagai warga negara yang baik memudahkan kerja para aparatur negara. Hanya mohon maaf karena satu urusan aku baru datang." jawabnya begitu tenang dan pandai memainkan ekspresi wajah.

Yu Ri sudah sangat tertipu. Benaknya malakukan analisa, seorang chaebol setampan ini memiliki kepentingan apa dengan seorang waitress klub malam? Urusan pengunjung klub dengan waitress paling hanya sebatas memesan minuman. Sekali-kali kadang ada pengunjung nakal yang menggoda waitress, tapi apa mungkin pria setampan dan se-kredibel ini?

TBC

Justice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang