Tiga Belas

447 95 7
                                    

"O ya, apa yang ingin disampaikan itu, Geomsa-nim?" Shin Hye mengingatkan.
"O, nde. Aku ingin tahu kenapa kau tiba-tiba menyerahkan Tn Lee?" tanya Yong Hwa.
"Kenapa bertanya lagi hal itu? Sudah kukatakan aku sudah tahu alasan kenapa Tn Lee ingin ditahan di kantor polisi."
"Apa?"
"Dia merasa diawasi juga oleh oknum chaebol dalam kasus yang menempatkannya jadi saksi kunci, makanya dia merasa tidak aman dibawah pengawasan kejaksaan."
"Siapa yang mengatakannya padamu?"
"Kenapa hal itu jadi penting, bukankah yang penting aku sudah menyerahkan Tn Lee?"
"Terang penting, apa orang dari divisiku?"
"Iya."
"Iya...? Siapa?"
"Tapi atas permintaanku."
"Maksudnmu?" Yong Hwa makin tak mengerti.
"Aku yang meminta bertemu Lee Joon Oppa lebih dulu." aku Shin Hye akhirnya.
"Lee Joon Hyung? Jadi Lee Joon Hyung yang mengatakannya padamu? Tunggu! Apa kau juga mencari informasi tentangku pada Hyung?" Yong Hwa membelalakan matanya.

Shin Hye memejamkan mata seraya menunduk.
"Benar seperti itu Park Hyeongsa-nim?" tatap Yong Hwa tidak percaya.
"Kau ini orang baru di kejaksaan wilayah, Jung Geomsa. Atasanmu saja tidak mau menjelaskan padamu kasus yang melibatkan Tn Lee sebagai saksi mata. Menurutmu itu tidak aneh?"
"Ah..." Yong Hwa mengusap wajahnya. "Aku semakin merasa orang-orang di kejaksaan wilayah memang tidak menyukaiku. Tanpa kupahami apa masalahnya." keluh Yong Hwa.

Shin Hye meliriknya, menatap wajahnya lekat. Karena kau tidak kompeten, batin Shin Hye. Dan mereka iri dengan segala keberuntunganmu.
"Kau tahu aku merasa dinistai, dituduh tanpa diadili cara mereka memperlakukanku." keluhnya.
"Bukan menuduh barangkali, tapi mereka ingin melihat dulu hasil kerjamu." Shin Hye mencoba memberi pandangan. Meski sebetulnya tahu mereka memang tidak menyukai anak jaksa agung ini.
"Bagaimana aku akan bisa bekerja jika tidak diberi dukungan."
"Aku terkadang bisa memahami orang-orang di sekitarmu, bekerja dengan latar belakang orang sepertimu memang tidak mudah." sela Shin Hye.
"Memang seperti apa latar belakangku?"
"Kau putra pimpinan tertinggi di lembagamu. Itu sungguh tidak mudah."
"Kau mau bilang, aku tidak bisa bekerja dan hanya mengandalkan koneksi. Lalu aku juga akan mengadu kepada ayahku bila ada yang tidak memihakku?" tatap Yong Hwa nyinyir.
"Aniyo. Tapi kurang lebih seperti itu kebanyakan cara berpikir orang terhadap seseorang yang sangat dekat dengan kekuasaan."
"Kau bisa pastikan aku bukan orang yang seperti itu. Aku akan bekerja bukan atas kekuasaan tapi atas dasar keadilan. Karena seperti itulah aku dulu disumpah." tandas Yong Hwa emosi.

Shin Hye diam.
"Dan untuk kau ketahui saja, Park Hyeongsa. Aku tidak akan berhenti mencaritahu jaksa yang terlibat dengan saksi kunci Lee Kang Hwi. Meski atasanku menyuruhku jangan melakukannya lagi. Kau tahu kenapa?"
"Wheo?"
"Karena kau yang pertama memintaku untuk mencaritahu hal itu. Setidaknya aku akan memberikan jawaban versiku sendiri padamu nanti."
"Ah, sungguh itu tidak perlu dilakukan, Jung Geomsa-nim!" senyum Shin Hye. "Aku hanya ingin tahu mengapa Tn Lee seperti tidak aman berada dalam pengawasan kejaksaan, tapi sekarang aku paham alasannya. Jadi sudah cukup." tepisnya.
"Aniyo. Aku merasa belum menjawab pertanyaanmu itu. Jadi tunggu saja aku pasti menemukan jawaban yang sebenarnya yang ingin kau tahu. Kalau pun jawabannya nanti akan sama, setidaknya aku sudah memverifikasinya." tandasnya. "Karena seperti itulah kerja seorang jaksa."
Shin Hye menghembuskan napas mendengarnya.

"Lalu sekarang bagaimana dengan Tn Lee? Apa kau akan menjemputnya?" tanya Shin Hye akhirnya.
"Nde, aku akan menjemputnya."
"Kapan?"
"Nanti sore aku akan menjemputnya."
"Oke, aku akan menunggumu." angguk Shin Hye. "Mm, tapi karena sore nanti aku ada acara di rumah, jadi kuharap kau tidak terlalu sore datang ke kantorku."
"Acara di rumah?"
"Peringatan kepergian ayahku."
"Kau sudah tidak memiliki ayah?"
"Ayah dan ibu, aku sudah tidak memilikinya."
"Jadi kau tinggal dengan siapa sekarang?"
"Immo."
"Berdua?"
"Nde, Immo juga masih lajang."
"Kau harus segera menikah jika begitu."
Shin Hye tersenyum lebar.

"Sudah lama orang tuamu tiada?"
"Appa pergi saat aku SMA."
"Ibumu?"
"Kurang lebih 2 tahun sebelumnya."
"Apa mereka sakit?"
"Eomma sakit, tapi Appa karena kecelakaan."
"Aku turut prihatin dengan kepergian mereka berdua." ucap Yong Hwa serius.
"Gomowo."

Tak lama setelah itu keduanya kemudian sama-sama meninggalkan tempat itu. Yong Hwa menyetir mobilnya kembali ke kantor sambil benak memikirkan pengakuan Shin Hye yang telah sengaja menghubungi Lee Joon untuk mencaritahu tentangnya. Dasar detektif! Kenapa tidak bertanya saja langsung kepadanya.

Shin Hye juga kembali ke kantor menyetir mobilnya sendiri. Untuk keperluan acara nanti Immo biasanya sudah sangat prepare. Sudah lengkap mempersiapkan semuanya. Dan Immo pasti akan pulang jauh lebih cepat dari biasanya. Karena acara itu sangat penting buat Immo.

Appa adalah kakak Immo satu-satunya. Appa meninggal saat Shin Hye duduk dibangku SMA. Pergi karena sebuah kecelakaan. Sedangkan Eomma pun lebih lama lagi tiada. Eomma meninggal karena sakit, namun gosip yang beredar di kalangan keluarga menyatakan, sebenarnya Eomma bisa saja tertolong. Tapi seseorang memotong selang oksigennya sehingga Eomma kehabisan napas dan meninggal di ranjang ICU. Kala itu Shin Hye belum paham apa artinya? Hanya sejak itu Immo dan Appa yang membesarkannya. Kemudian Appa pun menyusul Eomma 2 tahun kemudian karena sebuah kecelakaan. Setelah itu Immo-lah sendiri yang membesarkannya. Dan entah atas trauma apa, Immo seperti tidak berhasrat untuk menikah. Maka jadilah mereka 2 orang wanita lajang hidup bersama. 

Sekarang setelah dirinya menjadi seorang detektif, ia tengah berusaha menguak kasus pemotongan selang oksigen ibunya. Namun tentu saja tidak mudah, terlebih ia sendiri tidak paham ketika kejadian itu terjadi. Dengan keterbatasan informasi sebab kasus itu sudah lama berlalu, Shin Hye diam-diam menyelidikinya. Dan setelah sekian lama sulit menemukan titik terang. Namun ia tidak akan berhenti sampai semuanya jelas.
📎

Yong Hwa datang ke kantor polisi persis saat Shin Hye sudah bersiap untuk pulang.
"Apa aku membuatmu menunggu?" tanya Yong Hwa.
"Tidak, sangat tepat. Mari aku antar ke ruang Tn Lee."

Lelaki itu tetap tidak mau pergi meski Shin Hye sudah menjelaskannya.
"Kau tidak berbuat kejahatan bagaimana mungkin aku akan menahanmu, Tn Lee. Ikutlah dengan Jaksa Jung! Aku tidak bisa menahanmu lagi." ucap Shin Hye.
"Atau kau bisa tetap disini bila kau mau menceritakan atas kasus apa kau jadi berhubungan dengan kantor kejaksaan." pancing Yong Hwa.
"Aku malas membicarakan itu, Geomsa-nim." tukas lelaki itu.
"Apa kau mau ikut pulang ke apartemenku, Tn Lee? Aku tidak akan membawamu ke kejaksaan, dan tidak akan mengatakan keberadaanmu kepada siapa pun." tawar Yong Hwa.
"Untuk berapa lama kau akan menyembunyikanku, Geomsa-nim? Apa hanya sampai informasi yang kau mau kau dapatkan, lalu setelah itu kau menyerahkanku ke kantor kejaksaan?" balas saksi kunci itu.

Yong Hwa mengernyitkan kening mendengar itu. Lelaki ini memberinya peluang untuk membocorkan sebuah rahasia, dan dirinya mencium rahasia itu yang ia cari-cari. Diliriknya Shin Hye yang juga tengah menatapnya.
"Jika kau merasa ditahan di kantor polisi ini lebih membuatmu nyaman, aku bisa membuatmu tinggal lama disini. Kau tidak harus berurusan lagi dengan kejaksaan wilayah." janji Yong Hwa.
"Yang kumau tidak berurusan dengan kejaksaan sekaligus kepolisian, aku ingin hidup bebas tanpa ada yang membayang-bayangiku, Geomsa-nim."
"Jika kau bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dengan sejujur-jujurnya, mungkin kau bisa hidup bebas seperti yang kau mau."
"Janji seperti itu sudah sering aku dengar, tapi faktanya aku tetap berada dalam pengawasan kejaksaan."
"Itu sebabnya kau perlu mengikuti Jaksa Jung, Tn Lee. Kau ikutlah dengan beliau! Dan buatlah kesepakatan dengan Jaksa Jung." usul Shin Hye.
"Apa kau mau?" Yong Hwa mendesak dengan kebisuan lelaki saksi kunci itu.
"Ikutlah sekarang kau dengan Jaksa Jung!" Shin Hye membuka kunci sel. Lee Kang Hwi menatap mata Yong Hwa tajam seakan meyakinkan diri bahwa Yong Hwa bisa ia andalkan.

TBC

Justice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang