Shin Hye mengikuti sidang dengan serius, Lee Joon sedang membacakan tuntutannya ketika seseorang tanpa diketahui kapan datangnya tiba-tiba sudah duduk disampingnya. Shin Hye menolehnya.
"Annyong." sapa orang itu.
"Nde, annyong. Kenapa malah duduk disini? Kenapa tidak disana?" Shin Hye menunjuk Lee Joon dengan dagunya.
Dia mengedikan bahu, tapi lalu matanya menatap tajam Shin Hye. "Apa kau datang kesini sekarang berharap melihatku yang membacakan tuntutan?" tanyanya dengan gayanya yang seperti biasa over confidence.
"Aku dengan Yu Ri sangat bekerja keras lebih dari biasa saat menangkap tersangka itu, kami bahkan sampai ber-acting sebagai pembeli untuk menjebaknya. Jadi aku harus memastikan kasus ini benar disidangkan. Dia tidak menyuap jaksa untuk menghindari sidang." jelas Shin Hye.
"Apa kau meragukan Lee Joon Hyung?"
"Tidak sama sekali, aku suka melihat Lee Joon Oppa membacakan tuntutan untuknya." geleng Shin Hye.Keduanya lalu sama-sama melihat Lee Joon yang masih membacakan tuntutan kepada tersangka pengedar narkoba. Tersangka itu seorang perempuan dan masih berstatus mahasiswa. Sungguh bernyali besar.
"Kau tidak sengaja datang hanya untuk melihat persidangan ini bukan?" dia bersuara lagi.
Shin Hye menolehnya. "Apa kau mau minum kopi denganku di kantin?" tanyanya akhirnya tidak bisa menyangkal lagi perasaan rindunya.
"Mm..." Shin Hye sedikit jual mahal, meski sesungguhnya hatinya pun merasakan hal yang sama terhadap pria ini. "Tapi sebentar saja sebab aku harus segera kembali ke kantor." tukasnya, bagaimana pun ia tidak bisa menolak ajakan itu.
"Oke."
Keduanya kemudian beriringan meninggalkan ruang sidang.Mereka duduk saling berhadapan di kantin yang masih sepi, sebab belum jam makan siang.
"Apa kabar Immo?" Yong Hwa membuka obrolan.
"Baik."
"Lama kita tidak bertemu, apa kabarmu?"
"Aku juga baik, seperti yang terlihat."
"Taengitha. Aku sangat khawatir, aku tidak pernah mendengar kabarmu sejak kau dengan Immo bertemu Abeoji." ucap Yong Hwa.
"Terang kau tidak tahu kabarku, sebab kau pun tidak pernah mencaritahunya. Kau bahkan tidak pernah untuk sekedar mengirim pesan padaku." gugat Shin Hye cemberut.
"Kau benar. Itu karena aku sangat takut mengganggumu. Mungkin kau sangat kesal dan benci padaku. Aku tidak ingin membuatmu semakin kesal, maka aku memilih untuk tidak mengganggumu." jelas Yong Hwa.
Shin Hye tidak bicara.Merasa kesal, iya. Setelah mendengar langsung dari mulut jaksa agung bahwa dirinya benar-benar telah memerintahkan anak buahnya untuk melenyapkan ayah dan ibunya dari muka bumi ini, anak mana yang akan merasa biasa saja. Tapi melihat kesungguhan Yong Hwa yang ingin membuka kembali kasus kadaluarsa itu, serta kemungkinan keberhasilannya sangat tipis, Shin Hye menyetujui cara lain untuk membuat jaksa agung itu mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Dan mungkin karena kesungguhan Yong Hwa pula memikirkan nasib hidupnya, yang menumbuhkan benih-benih kasih di hati Shin Hye terhadap pria itu. Walau pun ayahnya adalah yang telah membunuh kedua orangtuanya.
"Eommoni berulang kali memintaku untuk membawamu kepadanya. Eommoni ingin bertemu denganmu. Tapi tentu saja aku tidak bisa menyanggupinya." ujar Yong Hwa lagi.
"Wheo?" tatap Shin Hye.
"Kau mungkin tidak akan suka bertemu dengan ibuku. Istri Abeoji. Orang yang telah membuatmu kehilangan kedua orangtua."
"Aku juga tidak masalah bertemu denganmu. Anak dari orang yang telah membunuh kedua orangtuaku." tukas Shin Hye dingin.
Yong Hwa menatap iris mata Shin Hye tajam. "Maksudmu, kau bersedia bertemu dengan ibuku?" tanyanya.
"Mungkin sebagian orang akan berkata aku anak tidak punya hati, tidak memusuhi kalian~keluarga dari orang yang telah melenyapkan kedua orangtuaku. Tapi aku yakin ayah dan ibuku juga tidak akan marah jika aku justru berhubungan baik dengan kalian. Sebab untuk kejahatan setiap umat, sekecil apa pun, Tuhan telah mempersiapkan hukumannya yang setimpal." ulas Shin Hye bijak.
"Kau tahu, jika Eommoni mendengar, Eommoni pasti semakin mendesakku untuk bertemu denganmu. Dan Abeoji akan semakin malu olehmu."
"Mm, aku harus segera kembali ke kantor, Jung Geomsa." Shin Hye melirik pergelangan tangannya.
"Baiklah. Tapi apa boleh aku menyampaikan kepada ibuku, kau bersedia bertemu dengannya?"
"Eoh."
"Kapan?"
"Saat weekend nanti."
"Gomowo!" angguk Yong Hwa.Dan Shin Hye sudah berdiri siap melangkah kala smartphone Yong Hwa berdenyit. Matanya tanpa sengaja melihat layar benda slim di tangan Yong Hwa yang akan disahutinya. Dan demi melihat gambar itu ia batal melangkah pergi, melainkan terdiam menunggu Yong Hwa menyahuti panggilan tersebut.
"Eoh, Min Ji-ah."
"Oppa, apa Oppa sedang di kantor?" tanya dari ujung telepon.
"Eoh."
"Aku akan ke kantor Oppa jam makan siang nanti."
"Wheo? Untuk apa?"Shin Hye yang sedang berdiri diujung meja menajamkan tatapannya kepada Yong Hwa.
"Aku akan membawa makan siang untuk Oppa."
"Aein...?" tanya Shin Hye kala Yong Hwa balas menatapnya.
"Aniyo." geleng Yong Hwa sambil menggoyangkan telapak tangannya kepada Shin Hye.
"Whe andwe?" tanya dari ujung telepon.
Shin Hye masih tajam menatap Yong Hwa.
"Aku tidak makan siang dengan anak kecil, kau cari temanmu saja untuk makan siang. Arrachi?" tandas Yong Hwa kepada lawan bicaranya di telepon. Kemudian telepon itu ia matikan.
"Dia anaknya Dong Il Samchun." jelasnya kepada Shin Hye tanpa diminta.Tapi Shin Hye tertarik dengan gambar wallpaper smartphone Yong Hwa, maka ia meraih gadget itu dari atas meja. Untuk dilihat dari dekat foto Yong Hwa yang sedang dipeluk gadis cantik itu~yang pernah ditemuinya di kafe.
Yong Hwa memejamkan mata. "Namanya Kim Min Ji. Anak Dong Il Samchun." jelasnya.
"Dia memelukmu. Kalian tampak serasi walau dia masih terlalu kecil." ejek Shin Hye.
"Itu hasil editan. Aslinya Min Ji memeluk ayahnya, tapi aku edit dengan fotoku untuk menggodanya, Shin Hye-ya." jelas Yong Hwa.
"Kenapa kau panik? Aku hanya bertanya." Shin Hye menyerahkan kembali smartphone itu. "Aku pergi!" pamitnya sambil melangkah.
Yong Hwa menggaruk kepalanya sepeninggal Shin Hye, saat itu juga ia mengganti gambar wallpaper-nya.
📎Shin Hye mengenakan dress untuk bertemu ibunya Yong Hwa akhir pekan itu. Dress berlengan panjang bermotiv bunga itu membuat penampilannya semakin cantik dan anggun. Juga terkesan sopan dan berwibawa. Ibunya Yong Hwa menatapnya tanpa kedip saat tamunya itu datang. Gadis cantik ini berprofesi sebagai detektif, padahal dia secantik model.
"Ini Nn Park, Eommoni. Perkenalkan, Shin Hye-ssi. Ini ibuku." Yong Hwa memperkenalkan mereka berdua.
"Annyonghasmikha, Samo-nim!" sapa Shin Hye membungkukan badan.
"Annyong. Jadi ini dia Nn Park. Yang telah membuat seorang jaksa agung menangis karena sangat menyesali perbuatannya." sambutnya.
"Josunghamnidha, Samo-nim!"
"Aniyo, bukan kau yang harus minta maaf tapi kami. Kau sungguh gadis yang baik. Kau membuat seseorang berubah dengan kebeningan hatimu. Gomasmidha, karena telah menyadarkan suamiku dengan kebaikanmu." wanita paruh baya itu meraih tangan Shin Hye kemudian digenggamnya.
"Kami tidak tahu harus bagaimana berterima kasih padamu. Tapi yakin Tuhan akan membalasnya dengan 1000 kali kebaikan." ucapnya lagi.
Shin Hye spaecless, tidak bisa berucap apa pun.Selanjutnya dia mengajak bicara Shin Hye dengan sangat akrab dan hangat, layaknya seorang ibu. Dia tentu paham apa yang membuat buah hatinya jatuh hati kepadanya. Bukan karena kecantikan ragawinya saja, namun juga kecantikan hatinya.
"Eommoni hanya memiliki satu anak lelaki, jika kau belum punya kekasih, Eommoni sangat berharap kalian bisa menjadi pasangan kekasih." ujarnya tanpa tedeng aling-aling, membuat keduanya kaget.
Mereka saling pandang tapi lalu sebentuk senyum terukir di bibir Yong Hwa. Dan ia mengedikan bahu menanggapi tatapan Shin Hye.
"Tapi jangan jika kau sudah memiliki kekasih." potong ibunya lagi. "Apa kau sudah memiliki kekasih?" lanjutnya.
Ibu dan anak itu sama-sama tajam menatapnya membuat Shin Hye salah tingkah.Apaan mereka ini? Kenapa kelakuan ibu dan anak ini sama? Apa karakter Yong Hwa yang gede rasa itu turun dari ibunya? Shin Hye sibuk membatin.
"Karena Eommoni ingin menyayangimu seperti menyayangi anak sendiri, Shin Hye-ya. Eommoni ingin menebus kesalahan yang telah Abeoji lakukan. Walau pun mungkin terlambat. Dan akan mudah bagi kami menyayangimu bila kalian memiliki ikatan." tambahnya membuat Shin Hye menunduk.
Jauh di dalam hatinya ia pun mengangguk menyatakan iya. Tapi memalukan sekali jika ia langsung katakan iya dihadapan mereka berdua tanpa memikirkannya dulu. Murahan sekali. Dan pasti akan besar kepala cowok ini nanti.
"Beri aku waktu untuk memikirkannya, Samo-nim!" putusnya akhirnya.
"Jangan terlalu lama, aku tidak bisa menunggu." sambar Yong Hwa.
Shin Hye tidak menjawab, tapi bibirnya menyembunyikan senyum kecil.
📎End
Alhamdulillah! Akhirnya selesai.
Terima kasih unt kalian semua yg telah memberikan apresiasi dan supportnya, dalam bentuk vote dan comment.Terima kasih banyak🙏
Sampai jumpa lagi di ff yang lain.
Annyong👋😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Justice of Love
ActionADA PART-PART YANG DIPRIVATE Bertemu pria gede rasa 1000 kali lebih menjengkelkan daripada berhadapan dengan seorang penipu dan pembohong kelas kakap. Shin Hye memilih berdebat dengan penjahat saja yang jelas dosanya segunung, daripada berhadapan de...