Delapan

381 99 9
                                    

"Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan, Tn Jo." Shin Hye memulai interogasinya. "Saya harap Anda dapat bekerjasama dengan memberikan jawaban sejelas dan sejujur mungkin. Namun sebelumnya, apa Anda tidak ingin memanggil pengacara Anda terlebih dahulu?" Shin Hye menatap mata pria itu lekat.
Dia menyunggingkan senyuman kecil sinis. "Maksudmu, kau menuduhku. Aku datang kesini karena kau meminta keterangan dariku." gugatnya.
"Benar, hanya untuk berjaga-jaga saja, Tuan." Shin Hye balas tersenyum mengejek.

"Aigo... apa yang kau lakukan, Park Shin Hye? Sikapnya bisa menyinggung perasaan Tn Jo. Benarkan, Suseog-nim?" lirik Yu Ri kepada Sang Wook.
Kepala detektif itu pun sama tampak tidak suka dengan sikap Shin Hye yang tidak dapat menahan diri, tapi hanya diam.

"Baiklah, Tn Jo. Kita mulai saja. Dua hari yang lalu, tepatnya pukul 4 pagi di Cheongdam-Dong Klub telah terjadi pembunuhan seorang waitress. Menurut pemeriksaan dokter, korban meninggal dunia karena pukulan benda tumpul yang dipukulkan secara berulang-ulang mengenai kepala korban hingga tulang kepala belakangnya remuk. Pertanyaan saya, apakah Anda tahu telah terjadi pembunuhan itu?" tanya Shin Hye dengan nada suara yang lembut.
"Aniyo, aku baru mengetahuinya saat hendak berangkat ke Taiwan ketika kau telepon aku." tukas So In Jung tandas.
"Lalu apa Anda mengenal Nn. Kim Eun Ji?" tatap Shin Hye.
"Nugu?"
"Waitress itu."
"Aniyo."
"Apa Anda sering datang ke Cheongdam-Dong klub?"
"Nde, lumayan sering."
"Anda bisa beritahu saya, dalam seminggu berapa kali?"
"Tidak tentu. Aku ini bukan pengangguran yang memiliki banyak waktu luang untuk selalu pergi ke klub setiap minggu. Aku sering ke klub tapi bukan artinya setiap minggu pergi." tukas In Sung tampak emosi.
"Nde, mianhamidha atas pertanyaan itu." senyum Shin Hye.

"Heol... belum apa-apa sudah emosi, membuat curiga saja." komentar Yu Ri. Yang lain di ruang kontrol tidak terdengar menanggapi, Sang Wook pun hanya menghela napas lalu merapatkan kedua tangannya di dada. Semakin serius menyimak, seakan tidak mau kehilangan kata demi kata jawaban Jo In Sung.
Dari ruang interogasi terdengar lagi suara Shin Hye bertanya.
"Tn Jo, melalui rekaman CCTV pada malam kejadian, Anda terlihat berada di klub sejak pukul 11:56 menit. Selama kurang lebih 1,5 jam Anda minum dan hanya dilayani Nn Kim. Setelah itu Anda mabuk, lalu meninggalkan bar menuju toilet. Bisa dijelaskan apa yang Anda lakukan di toilet selama kurang lebih 1 jam." tanya Shin Hye begitu tajam membuat wajah In Jung berubah merah.
"Apa layar CCTV itu juga menjelaskan jam berapa aku keluar dari toilet? Sehingga kau bisa menyimpulkan selama itu aku berada di toilet." tatapnya dengan mata membulat.
"Benar. Dan tolong jelaskan juga kenapa Anda melakukan panggilan kepada Nn Kim melalui smartphone-nya saat Anda sedang berada di toilet? Sehingga Nn Kim turut memasuki toilet pria dan baru keluar kurang lebih 1 jam sejak itu." lanjut Shin Hye.
Dari pada menjawab In Jung justru menggebrak meja seraya berdiri. "Yakk! Apa maksudmu aku yang melakukan panggilan telepon kepada waitress itu?" teriaknya.
"Tenang, Tn Jo! Kami mendapat bukti itu dari daftar panggil di smartphone Nn Kim. Nomor Anda di-save disana atas nama 'My Bosseu'. Dan 'My Bosseu' memanggil Nn Kim pukul 1:28 menit dini hari. Dan setelah menerima panggilan itu Nn Kim menuju toilet." Shin Hye menjelaskan semakin rinci.

In Jung keluar dari kursinya dengan napas turun naik. Kemudian berjalan mondar-mandir. Tak lama ia berbalik kepada Shin Hye, menelekan kedua telapak tangannya pada meja dan berbicara dengan penuh tekanan.
"Aku tidak akan menjawab pertanyaanmu itu. Pengacaraku nanti yang akan menjawabnya." ucapnya.
"Nde." senyum Shin Hye. "Jika begitu akan saya tinggalkan Anda disini sambil menunggu pengacara Anda datang, Tn Jo." Shin Hye merapikan bendelan berkasnya, lalu berdiri. Keluar dari kursinya dan melangkah menuju pintu.
In Sung menatapnya berlalu dengan kedua tangan membulat. 

Kepala detektif~Joo Sang Wook keluar dari ruang kontrol diikuti Yu Ri dan 2 detektif pria, menuju ruangan mereka.
"Daebak, Park Shin Hye! Pantas kau sangat mencurigai chaebol itu, rupanya seperti itu analisamu." sorak Yu Ri takjub. Sebab dirinya sendiri tidak sedikit pun menaruh curiga kepada pengunjung satu pun, selain si trainer yang terlihat bertengkar dengan korban dan disinyalir kekasihnya. Yu Ri menduga pertengkaran 2 orang kekasih itulah pencetusnya, hingga membuat si trainer kalap dan mendorongnya dari lantai 2 setelah sebelumnya menyiksa korban hingga tulang kepalanya remuk.
"Apa memang yang kau lihat hingga begitu mencurigai chaebol itu?" Sang Wook pun sama penasaran.
"Sejak datang Tn Jo hanya minta dilayani korban, dia menolak ketika waitress laki-laki teman korban yang akan melayaninya. Setelah mabuk ia masuk toilet dan tak lama korban menerima panggilan telepon lalu juga menuju toilet." jelas Shin Hye.
"Menurut Sunbae apa yang mereka lakukan di toilet? Kenapa tersangka meminta korban ke toilet?" salah satu detektif pria menatap Shin Hye.
"Mereka melakukan hubungan intim."
"Mwo...?" teriak Yu Ri. "O My God... berarti sperma chaebol~Jo In Sung yang ditemukan di rok korban itu?" Yu Ri membelalakan matanya.
"Exactly!" Shin Hye menjentikan jarinya kepada Yu Ri.
"Dan kau sudah mencurigai ini sejak awal, Shin Hye-ya?" tatap Yu Ri tidak percaya.
"Sejak pertama bertemu di malam itu, korban dengan kekasihnya bertengkar. Tidak mungkin mereka akan melakukan hubungan intim dalam suasana kepala mereka sama-sama panas. Dan durasi korban mengikutinya naik ke lantai 2 sampai jatuh dari lantai 2 tidak terlalu lama." analisa Shin Hye.
"Oh..." Yu Ri membulatkan bibirnya.
"Selesaikan tugasmu dengan baik, Shin Hye-ya! Aku akan membuat surat penangkapan setelah kau berbicara dengan pengacara Tn Jo. Jae Jin dan Seung Hyun dampingi Park Hyeongsa di dalam. Kalau-kalau dia bertindak reaktif. Yu Ri, kumpulkan berkas kekasih korban dan kedua bodyguard itu, supaya kasus ini segera kita limpahkan ke kejaksaan." perintah Sang Wook membagi tugas.
"Nde, Susoeng-nim!" koor mereka serempak.
Setelah itu semuanya segera melaksanakan tugas yang diperintahkan itu.
📎

Di kantor kejaksaan wilayah Yong Hwa sedang mengikuti sidang lanjutan nenek penjual ikan yang dituduh menusuk rentenir pasar hingga tewas, dengan mendengarkan kesaksian yang meringankan. Saksi itu menyampaikan fakta baru, bahwa dirinya pernah bertengkar dengan keponakan korban dan begitu marahnya keponakan korban hingga meneriakan serapah akan melenyapkan korban.

Sidang itu memanas dengan hadirnya saksi baru yang merujuk pada pemeriksaan terhadap keponakan korban. Yong Hwa meninggalkan ruang sidang sebelum sidang selesai. Lee Joon pasti akan sangat sibuk dengan harus memeriksa keponakan korban yang dicurigai. Yong Hwa bukan tidak mau membantu, tapi ia sendiri sedang bingung darimana harus memulai mencari tahu siapa jaksa kepala yang berkasus dan melibatkan Lee Kang Hwi.

Ia kemudian membuka sejumlah file di dalam komputer di mejanya. Ia juga pergi ke gudang arsif untuk melihat file-file lampau yang masih disimpan. Ia terus mencari berdasarkan jenis kasus, kemudian tahun kejadian... Di buku catatannya ada beberapa nama yang kemudian ia tulis yang berkaitan dengan kasus 'orang dalam' kejaksaan. Yong Hwa menjadi sangat serius ingin memecahkan teka-teki itu, sebab jaksa kepala Han memberikannya waktu 1 minggu, yang dengan waktu selama itu ia asumsikan kasus di belakang Lee Kang Hwi bukan kasus sepele.

Dan untuk kali ini ia benar-benar tertantang untuk menjawab keraguan jaksa kepala Han akan kinerjanya. Bukan sekedar khawatir tidak bisa memuaskan keingintahuan Shin Hye akan masalah itu. Yong Hwa bertekad untuk mengungkap siapa Lee Kang Hwi dan siapa petinggi kejaksaan yang dilindunginya. Yong Hwa ingin membuktikan jika dirinya kompeten sebagai seorang jaksa dan layak berada di kantor kejaksaan wilayah. Bukan karena nama besar ayahnya yang adalah pimpinan tertinggi di lembaga tinggi negara tersebut.
📎

TBC

Author belibet sendiri, baru mudeng begitu banyak nama Lee yang Author ajak main he...😁

Justice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang