Chapter 10

766 26 6
                                    

ALISHA POV

"Okey. Alisha, LO cantik banget deh kalo enggak sabaran gitu." ujar Reno dengan penekanan pada kata 'Lo'.

Gue yang mendengar kalimat itu langsung panas dan langsung mengalihkan tatapan agar tidak bertemu mata Reno. Aduh apalah.

Sejak kapan sih suka ngegoda gini.

"Apansih ih, lupakan-lupakan. Okey? mending jangan gue-elo deh. Itu tambah aneh soalnya. Mending kita jalan." Gue mencoba mengalihkan tapi terdengar kekehan dari sebelah gue ini. Ah dia tau gue ngalihin pembicaraan. 

Reno akhirnyamenstarter mobilnya tapisebelum itu dia bergumam cukup jelas, "Labil dasar."

Ish!

***


Gue intip handphone yang ada di tangan gue ini. Mengecek personal chat bbm dari Vale. Udah dari kemaren gue chat, masih aja enggak di bales. Tapi tanda 'R' tercetak jelas di sana yang berarti sudah di baca olehnya. Sampe kapan kita bakal diem-dieman terus sih, ya ampun. Ternyata bener, rasanya di read doang tuh sakit.

Biasanya, gue sama Vale bakal chat-an terus. Dimanapun dan kapanpun. Tapi sekarang? dimana dia gue pun enggak tau. Apa dia enggak kangen sama gue? ini rada menjijikan tapi gue beneran kangen sama sahabat gue yang satu itu. Oh ya, dan sahabat gue satu lagi Levan. Walaupun dia belum begitu resmi jadi sahabat dekat tapi entahlah gue juga kangen.

Vale terus aja menghindar setiap gue mengajaknya ngobrol. Levan? Entahlah, dia juga ikutan Vale dengan aksi menghindarnya. Sebenernya apa sebab mereka menghindar seperti ini? Apa karena persoalan gue sama Reno? Tapi gue rasa enggak seharusnya se-lebay itu dan sedramatis itu kan.

Gue juga pernah kok menolak ajakan Vale kerumahnya ataupun jalan-jalan bersamanya, waktu gue harus jaga adek gue Cherry yang lagi sakit demam di rumah. Akhirnya gue pun menjelaskan sebab gue menolaknya dan Vale pun mengerti. Tapi sekarang, walupun gue udah menjelaskan penyebab gue menolaknya, kenapa tanggapannya berbeda? Apa Vale cemburu sama gue? tapi itu lebih menjijikan dari apapun.

"Back to Earth, Alis! We arrived!" Tepukan di pipi seakan menyadarkan gue dari lamunan. Baru sadar kalo sekarang gue masih di dalem mobilnya Reno. Gue mengedarkan sekitar. Di sebelah gue ada Reno dengan alis yang terangkat menatap gue heran. 

"hehe, udah sampe yah?" ujar gue kikuk karena ketawan melamun. Dia hanya menganggukan kepalanya dan membuka pintu disebelahnya. 

"Ini dimana ya?" gue mengedarkan pandangan dan memajukan badan ke arah dashboard agar mendekatkan dengan kaca depan mobil. 

Anjir pemandangannya!

Gue langsung bergegas keluar mobil untuk melihat lebih jelas keadaan di luar. Dengan cepat gue membuka seatbelt dan membuka pintu.

JEDUK!


"Shh ... apaan tuh," Gue meringis mendengar jedukan mengerikan itu.

"Aduduuh shhh ...."

Suara mengaduh itu langsung membuat gue keluar dan melihar Reno disana sedang meringis memegang kepalanya.

"Aduh, lo kenapa?" tanya gue panik.

"Duh, kamu pelan-pelan dong kalo buka pintu. Shh ...." Ujar Reno menyedihkan.

"Ih maaf-maaf. Lagian lo ngapain di depan pintu sih?! kan jadi kena tuh!" tanya gue galak.

"Loh kok kamu yang marah sih. Kan tadi aku mau bukain pintu buat kamu," ujarnya tersungut-sungut.

Oh jadi niatnya baik toh. Gue kira ngapain di depan pintu.

AlishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang