"Sha ... bangun, Sha."
"Sha ... badan lo panas banget nih, Sha."
"Sha ... Kak Brian dateng tuh mau jemput lo, bangun kek. Pingsan aja lama banget,"
"Sshhh ...."
"Sha ... Sha ... Shayank ...."
"Faro! Enggak lucu tau ga,"
"Gue enggak ngelawak sih ye,"
Suara-suara berdebat itu yang pertama kali terdengar oleh Alisha membuat ia berusaha membuka matanya.
Berisik bet elah, pikir Alisha.
"Ugh ..."
"Eh! eh! itu bangun itu!" ujar lelaki yang berdebat tadi.
"Sha, lo enggak apa-apa?" ujar seorang perempuan yang berada di sebelahnya.
Alisha sedikit kaget setelah melihat kedua orang itu, terutama seorang perempuan disebelahnya.
"Le?" ujar Alisha.
"Iya, lo enggak apa apa?" jawab Vale khawatir.
"Iya gapapa, kok lo disini?" tanyanya.
Bukannya dia lagi marah? pikir Alisha
"Maaf. Maafin gue, Sha. Enggak seharusnya juga gue marah. Gu-gue cuma khawatir tadi lo pingsan." jawab Vale setelah mengerti pertanyaan Alisha.
Alih-alih menjawab, Alisha hanya memandang lama Vale dengan senyum lemasnya.
"Sha?"
"Eh-eh iya, enggak apa-apa. Kita enggak marahan lagi kan?" ujar Alisha tersenyum. Vale mengangguk dan tersenyum, "Maafin gue ya, Sha. Sebenernya gue juga enggak tahan kalo kita diem-dieman trus." ujar Vale sedih.
"Iya, Le. Gue juga sedih karena sendirian. Btw, in di UKS kan?" tanya Alisha baru sadar.
"Menurut el?" ujar Faro menjengkelkan. Ia cukup jengkel melihat kedua sahabat didepannya berdrama ria dan melupakan dirinya yang menontonkan adegan 'maaf-maafan' itu.
Plak!
"Duh! sakit bege!" ujar Faro sehabis di pukul oleh Vale.
Vale menghiraukan, "Iya Sha, ini di UKS" ujar Vale lembut sambil mengembangkan senyumnya.
Ceklek
"Adek gue udah bangun?" ujar seseorang yang membuka pintu.
"Udah kak,"
Brian maju menuju tempat Alisha direbahkan. Tadi ia dikabarkan kalau Alisha pingsan, karena khawatir, ia langsung menuju sekolahnya Alisha untuk menjemput.
"Gapapa lo?" tanya Brian khawatir sambil memperhatikan adeknya yang lemas.
"Laper gue kak ...."
"Yelah! tadi di suruh sarapan enggak mau sih. Gini kan jadinya? bikin khawatir aja," ujar Brian emosi. Tapi Alisha tau, kakaknya cuma khawatir dengannya.
"Maaf kak, kan tadi gue buru-buru."
"Yaudahlah. Ayo pulang!" perintah Brian lalu mengarahkan tangannya ke depan berniat menggendong sang adik yang masih lemas.
"Jalan sendiri aja, Kak."
"Enggak. Enggak bisa. Kamu masih lemes." Brian menggelengkan kepala menolak.
"Aaaaa enggak mau," Alisha merengek macam anak kecil.
Bukannya menjauh, Brian mendekat tak mau di bantah. Vale dan Faro di sebelahnya hanya terdiam melihat kakak-beradik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha
Teen FictionPada awalnya memang baik-baik saja. Tapi kita tidak mengetahui apa yang terjadi berikutnya. --- Intinya cerita ini belum bagus dalam artian abal. Copyright ©2014 by Cutwoman11