Chapter 25

696 21 3
                                    

a/n : Ada lagu When you're gone - Avril di mulmed!

***        

        "Darimana?" 

        Pertanyaan itu terdengar dari telinga Alisha pertamakali saat ia baru saja menutup pintu rumah. Ia dengan tergesa mengusap wajahnya agar terlihat habis menangis. Ia berbalik menghadap orang yang bertanya tadi. Kakaknya disana berdiri dengan wajah yang seakan-akan menghakiminya.

        "Dari depan, kak. Jalan-jalan nyari angin," jawab Alisha menatap kakaknya sebentar lalu bergegas menuju ke kamarnya.

        Brian mengejar adiknya, menyusulnya hingga masuk kemar. Belum sempat menginjakan satu kaki di kamar adiknya, pintu itu sudah tertutup kencang. Hampir saja hidungnya yang bisa dikatakan sedikit kebaratan -Mancung- terpentuk pintu itu ketika tertutup.

        TOK!TOK!

        "Sha!" teriak Brian sambil mengetuk pintu kamar adiknya.

        "Biarin gue sendiri dulu, Kak. Gue capek," ujar Alisha dari dalam. Brian menghela nafas pasrah. Ia menatap pintu kamar adiknya sebentar lalu berbalik menjauhi.

        Sementara Alisha di dalam kamar hanya terlentang di kasurnya. Lagi-lagi air mata itu jatuh dengan sendiri tanpa seizinnya. Ia menutup wajahnya dengan guling disebelahnya berusaha untuk tidak memikirkan apa yang terjadi di caffe tadi. Alisha meraung sejadi-jadinya. Ia duduk di kasur lalu memukul-mukul guling yang digunakan untuk menutupi wajahnya tadi, seakan-akan itu adalah orang yang membuatnya menjadi seperti ini.

        Guling itu sekarang terlihat kusut, beberapa bagian robek akibat ulahnya. Setelah cukup puas, tak segan-segan ia melemparkan ke tembok. Ia pun tertawa karna perbuatannya barusan. Ya, tertawa sambil menangis.

        Miris, pikirnya.

***

       Tok! Tok!

        "Sha, Makan malem dulu yuk! Buka pintunya dong," Ini sudah ketujuh kalinya Brian mengetuk pintu dihadapannya. Tapi sang empu sepertinya tak berniat membukanya. Ia ingin masuk tapi takut menganggu Alisha di dalam. Ia tau, adiknya sendiri juga pasti butuh privasi. Apalagi dengan keadaannya sekarang ini.

        Tok! Tok! 

        "Sha," Ini sudah jam sembilam malam. Sedangkan adiknya belum makan daritadi siang. Jujur, Ia mengkhawatirkan adiknya saat ini. 

        Tak tahan, akhirnya Brian mengambil kunci dikamarnya. Ia membuka pintu  kamar Alisha dengan mudah. Awalnya ruang itu gelap, Ia pun menyalakan lampu. Kemana dia? gumamnya. Brian tak menemukan Alisha di kasurnya, yang ia lihat hanya sebagian bantal terkuak dan berserakan di lantai.

      Mungkin dikamar mandi, gumamnya lagi. Ia pun menuju kamar mandi yang letaknya dibagian kanan. Ia mengetuk pintu sambir terus memanggil Alisha, tapi tak ada sautan. Ia pun membuka, ternyata Alisha tak ada disana. Ia panik! tentu saja.

        Ia berbalik, lalu melotot tak percaya. Ia melihat Alisha disana, di pojokan terapit antara tembok dan lemari. Alisha terlihat menunduk saja disana tak bergerak sambil memegang kedua kakinya yang diangkat. Apa yang dilakukannya?! pikir Brian. Ia berlari panik ke arah adiknya. Ia angkat wajah Alisha didepannya. Dengkuran halus itupun keluar. Ternyata adiknya sedang tidur. Brian duduk didepan adiknya, memperhatika adiknya yang tidur dengan kerutan di dahinya. Pasti tidurnya ga nyaman. Lalu Ia melihat kabel yang menjuntai di telinga adiknya itu. Oh yaampun, pantes gadenger gue teriak daritadi, pake earphone , Gumamnya kesal.

AlishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang