"Hm ... Gimana nih jawabnya!"
Valecia hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil makan kue cokelat yang di berikan tante Rahsya saat melihat sahabatnya mondar-mandir di depannya.
Seketika ia pusing melihat temannya itu yang tak bisa diam.
"Stop!" teriak Vale mengagetkan Alisha yang sedang berbolak-balik sambil mengucapkan hal yang sama, 'gimana-nih-jawabnya'.
"Aduh Vale jangan ngagetin!" ujar Alisha kesal sambil menggerutu.
Vale cemberut frustasi mendengar respon Alisha. Ya, ia sedang berada di kamar milik Alisha saat ini. Tadi, setelah ia mengikuti ekskul basket disekolah, ia langsung berangkat ke rumah sahabatnya ini dikarenakan sahabatnya itu tiba-tiba menghubungi menyuruhnya untuk datang.
Belum sempat memberi salam saat sampai di rumah sahabatnya itu, ia sudah ditarik ke kamar oleh sahabatnya itu.
"Dari tadi gue dikacangin deh, buat apa ya gue disini? Mending pulang deh capek nih," ujar Vale merengut.
"Eh sorry, abisan gue bingung mau jawab perasaan Reno gimana. kan lo gue suruh kesini buat bantuin gue, kok malah pulang sih," ujar Alisha dengan tatapan menyesal. Di hampirinya Vale, lalu mendekap kedua tangannya seperti memohon.
"Jangan pulang dulu ya plissss,"
"Hehe iya bercanda kok. Lagian gue mager pulang," jawab Vale yang tidak diperdulikan oleh Alisha.
"Le, saran kek. Bingung nih mau jawab kaya gimana," pinta Alisha murung. Ia memang bingung mau jawab apa, ia suka Reno tapi ia juga ragu sama pernyataan 'suka' yang ia ucap tadi.
"Lah lo mau terima dia atau nolak?" tanya Valecia. Ia wajar terhadap Alisha yang kelakuan seperti orang linglung begini, karena memang Alisha belum pernah berpengalaman dalam berpacaran. Dalam artian polos dalam masalah lawan jenis.
"Hm, menurut lo gue harus terima apa engga ya?"
"Yah kalo lu suka ya terima lah!"
"Ya maksud gue, hm menurut lo gue suka engga sama dia?" tanya Alisha meralat pertanyaannya.
"Gue ketemu dia aja belum." ucap Vale datar.
"Ohiya hehe," ujar Alisha menggaruk belakang kepalanya. Ia pasti terlihat bodoh saat ini.
Hening, mereka diam dengan kegiatan sendiri-sendiri. Vale dengan kue cokelat sedangkan Alisha merenung memikirkan apa dia menyukai Reno atau tidak karena dia berniat membalas perasaan Reno hari ini.
"Huft Le,"
"Paan."
"Kayaknya gue udah dapet jawabannya deh," ucap Alisha membuat Vale mendongak dari toples kue coklat dihadapannya.
Dengan tetap mengunyah Vale berkata, "Hah? Apa? Apa?" tanya Vale tak sabar.
"Aduh Le! Kue cokelatnya ke muka gue tuh ah jorok!"
Vale hanya cengegesan dengan tampang bodohnya sambil menyuapkan kue cokelat lagi.
"Oke jadi jawaban lo apa nih?" tanya Vale akhirnya menyingkirkan toples kue cokelat dihadapannya. Lalu menatap Alisha datar.
"Hm ... Gue bakal terima dia, Le." jawab Alisha setelah merenungkan apa saja yang mereka lakukan sejak pertama kali bertemu di Caffe.
"Lo masih ragu deh ngomongnya,"
"Gue terima dia Le jadi pacar gue!" ucap Alisha lebih tegas.
"Yakin?" goda Valecia. Alisha geram mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha
Teen FictionPada awalnya memang baik-baik saja. Tapi kita tidak mengetahui apa yang terjadi berikutnya. --- Intinya cerita ini belum bagus dalam artian abal. Copyright ©2014 by Cutwoman11